Diperjalanan Maryam memikirkan laki laki itu. Pikiran Maryam tertuju pada saat ia kehujanan dan datang seorang lelaki yang membawakan jaket dan payung untuk nya.
"Apa laki laki itu yang memberikan jaket dan payungnya? Pasalnya aku gamerhatiin orangnya kemarin.!
Kamu kenapa sih Maryam lemot banget.! Ujarnya kesal pada dirinya sendiri saat diperjalanan.Akhirnya Maryam sampai rumahnya, dan sudah ada pamannya yang telah bersiap siap.
"Sebentar lagi kita berangkat." Ujar pamannya yang mendapati anggukan dari Maryam.
Maryam masuk kekamarnya, dan memandangi kamar yang selama ini ia tiduri. Ada rasa sedih menyelimuti dirinya ketika hendak pergi. Maryam tahu, ini bukan waktunya bersedih, ia akan berubah menjadi wanita tangguh. Tapi bagaimana pun ia seorang perempuan yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya dan menutupinya dengan berpura pura kuat. Karena ia bukan wonder woman.
Lagi lagi air mata nya jatuh dan membasahi pipi mulusnya. Ia menghapus nya dan secepat mungkin ia bersiap siap. Ia mengganti busana nya dengan gamis dan hijab berwarna biru muda. Menjadikan dirinya lebih anggun. Tapi bagaimana pun ia lebih menyukai warna hitam, karena menurutnya warna hitam tak terlalu mencolok.
"Kamu sudah siap Maryam.?" Tanya bibi setelah membuka pintu kamarnya.
Maryam hanya mengangguk dan keluar dari kamarnya tak lupa ia membawa barang barangnya.
"Kita pergi aja sekarang ya?" Kata pamannya setelah Maryam keluar.
"Iya paman. Ohiya, bibi gaikut?" Ujarnya.
"Ngga Maryam, bibi dirumah aja." Jawab bibinya tersenyum.
"Ya udah, kalo gitu Maryam pergi dulu ya bi?" Ujar Maryam setelah mencium tangan bibinya.
"Bibi hanya bisa mendoakan mu dari sini. Dan kamu harus hati hati ya nak." Kata bibi sedih tapi nggan ditampakkannya.
Maryam memeluk bibinya sambil menangis, ia tak ingin jauh dari bibinya yang selama ini menjaga dan membesarkannya.
"Perempuan tangguh kan ngga boleh nangis." Bibi menyemangati.
"Paman kamu udah nungguin loh, ayo cepat pergi nak. Perjalanan kekota kan jauhh." Lanjutnya dan Maryam melepaskan pelukannya.
"Iya bi, Maryam pergi dulu
Assalamu'alaikum." Tuturnya tersenyum simpul."Wa'alaikumussalam." Jawab bibinya sambil melihat punggung suaminya dan keponakan nya yang menjauh.
Kini mereka telah sampai diterminal kereta. Setelah 2 jam diperjalanan menuju terminal. Setelah itu mereka beristirahat sambil menunggu pengumuman keberangkatannya.
10 menit mereka menunggu, akhirnya mereka masuk kekereta.Maryam hanya diam dan melihat pemandangan dari jendela. Mungkin perjalanannya membuat dirinya lelah dari pada mengajar anak anak yang super bawel, Karena ia baru pertama kalinya berjalan jauh. Tak membutuhkan waktu lama hanya satu jam dan sampai dikota Surabaya. Iya, Maryam kuliah di Surabaya. Ia juga belum tahu apa nama kampusnya, yang terpenting ia bisa kuliah.
"Alhamdulillah.. kita naik taxi ya!"
Maryam mengangguk dan pamannya memberhentikan taxi yang lewat.
Tak lama taxi itu berhenti disebuah apartemen. Maryam hanya mengikuti kemana pamannya berjalan.
Paman dan Maryam memasuki lift dan sampai dilantai 3. Pamannya membuka pintu ruangan itu dan berkata.
"Disini kamu akan tinggal, dan ini password nya." Kata pamannya setelah mereka memasuki ruangan itu dan memberikan password kepada Maryam.
"Terus paman mau kemana? Apa paman langsung pulang?" Tanya Maryam setelah menerima password dan kunci kamarnya.
"Paman akan kerumah pak Dimas, dan mengabarkan kalo kamu sudah ada disini. Dan ini nomor handphone pak Dimas.!" Ujar paman memberikan kartu nama pak Dimas.
"Baik paman." Jawab Maryam setelah menerima kartu pak Dimas.
"Kalo gitu paman pergi dulu
Assalamu'alaikum." Paman pergi setelah mengucapkan salamnya."Wa'alaikumussalam." Jawab Maryam sambil melihat punggung pamannya yang menjauh.
Maryam memandangi ruangannya, ruangan ini tidak terlalu besar, tohh Maryam hanya sendirian. Pikirnya.
Assalamu'alaikum
Maryam nya masih bingung bingung sob, dia kan belum pernah kekota sama sekali. Hihi maaf ya ceritanya mengecewakan!!
Lanjut terus ya? Dan jangan lupa komen dan vote nya.