33

5.9K 231 5
                                    

Ditempat lain

Pemuda berkemeja biru dongker di balut dengan jas berwarna putih menandakan ia seorang dokter. Dokter itu sedang duduk di ruang kerjanya dan pemikiran nya tertuju kepada gadis yang sudah suaranya hampir tiga bulan tak di dengarnya. Entah kenapa ia begitu merindukan gadis itu. Ada rasa bersalah dalam dirinya saat gadis itu meninggalkan nya. Mungkin untuk selamanya. Pikirnya.

Lamunannya buyar ketika ada seseorang masuk kedalam ruangannya dan menampakkan wajah yang begitu familiar dimatanya. Ia memandang pria itu dengan melas sedangkan pria yang sudah di hadapannya tersenyum.

"I am come Azam Putra." Sapa nya angkuh. Yaa, pria itu adalah Azam Putra.

"Mau apa kau kemari Alex Darson." Balasnya dengan tatapan penuh amarah. Yaa, pria itu adalah Alex Darson.

"Kau tidak merindukan ku?" Tanya nya dan mengabaikan pertanyaan Azam.

"Aku tidak akan pernah merindukan orang seperti mu." Jawabnya dengan penuh amarah.

Alex tersenyum kecut

"Sudahlah, jangan seperti anak kecil. Kita sudah sama sama dewasa dan kita sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah." Ujarnya setelah duduk di sofa ongkang ongkangan seperti berkuasa.

Azam membuang muka malas melihat Alex yang sok berkuasa.

"Kapan kau akan menikah.? Apa kau mau sendiri dalam hidupmu!?" Ujar Alex lagi lebih tepatnya pernyataan.

"Bukan urusan mu. Ini hidupku bukan hidupmu. Jika kau ingin menikah, menikah lah. Karena wanita wanita jalang banyak yang mengantri diri mu." Balas Azam dengan menyorotkan kemarahannya.

Alex hanya tersenyum lagi dan itu membuat Azam tambah kesal.

"Bukan kah wanita wanita jalang itu yang sedang mengantri dirimu? Kau selalu bermain dengan wanita wanita yang tak tau asal usulnya.! Ujarnya dengan nada meremehkan.

"Itu dulu." Jawab Azam seadanya.

Alex lagi lagi tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Azam yang sedang duduk di kursi kerjanya.
Azam menatap nya sebentar lalu membuang muka asal. Alex tersenyum. Azam pasti kesal atas sikapnya. Pikirnya.

"Sekali lagi aku peringatkan kau untuk bersikap lebih dewasa dan menghormati ku sebagai kakak mu. Adik ku Azam Putra." Ujar Alex tersenyum simpul kemudian ia mengacak rambut Azam asal, dan berlalu meninggalkan Azam yang sedang menahan emosinya.

Azam menarik nafas berat

"Kau memang kakak ku. Tapi aku tak akan sudi menghormati mu. Alex sialan." Ujarnya saat melihat pintu yang telah tertutup.

Azam benar benar muak dengan Alex yang selalu mengurusi hidupnya. Bahkan perhatian Alex tak berguna baginya, tohh ia sudah dewasa.

Assalamu'alaikum

Jangan lupa vote dan komen ya?

Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang