Dirumah Azam PutraAzam duduk santai di sofa sambil mengutak atik smartphone nya. Mungkin sudah kecanduan dengan smartphone mahalnya.
Sang ibu datang dan ikut duduk disofa.
"Maryam kok gaada datang ya?" Tanya ibunya kepada Azam.
Azam hanya mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu.
"Ibu nungguin kak Maryam ya?" Kata Ayana saat sudah menghampiri ibunya dan duduk disampingnya.
Ibunya mengangguk
"Kak Maryam pergi kekota dan kuliah dikota." Jawab nya datar.
"Kamu yang bener nak?!" Tanya ibunya kaget.
Ayana mengangguk
"Iya, kemarin kak Maryam udah bilang sama Aya!" Ujarnya.
"Alhamdulillah semoga kak Maryam baik baik aja ya disana." Ucap ibunya.
Ayana mengangguk sedangkan Azam diam dan mendengarkan. Entah kenapa ia begitu memikirkan Maryam dimana saat ini Maryam kuliah.
' Orang aneh itu kalo kekota apa ngga dibilang aneh lagi.?' Batinnya.
Azam berdehem dan mulai bicara
"Memangnya guru ngaji Aya kuliah dimana?" Tanya Azam hati hati. Pasalnya bukan ia peduli tapi ia kepo.
"Kakak kalo mau tau, tanya aja sama kak Maryam. Karena Aya juga gatau.!" Jawabnya kesal sambil melotot.
Azam melongo
"Biasa aja mukanya, gausah dibuat buat jelek. Kalo udah jelek tuh ya jelek aja." Lanjutnya dan Azam menetralkan wajahnya kembali.
"Aya bilangin kakak jelek? Kalo kakak jelek mana ada yang mau sama kakak. Bahkan kakak bisa deketin siapa aja karena ketampanan kakak. Jangan sepele kamu ya.!!" Balas Azam sambil merapikan kerah bajunya dengan angkuh.
"Ada kok perempuan yang gamau sama kakak." Ujar Aya ketus.
Azam mengernyitkan kening pertanda tidak tahu.
"Kak Maryam. Kak Maryam sama sekali ilfiel sama kakak." Lanjutnya sambil menjulurkan lidahnya keluar mengejek Azam yang terdiam.
Ibunya hanya cengengesan melihat kedua anaknya. Walaupun mereka tidak sedekat dulu tapi ia bersyukur Ayana masih mau berbicara dengan Azam walaupun sesekali.
Azam berfikir apa yang dikatakan sang adik benar. Maryam sama sekali tak peduli adanya Azam. Tohh Maryam hanya diam kalau mereka bertemu.
Azam berdehem sebelum berbicara
"Kakak akan buat guru ngaji kamu klepek klepek sama kakak mu yang tampan ini." Jawabnya dengan senyum meremehkan.
"Coba aja kalo bisa." Balas Ayana balik senyum meremehkan.
Yaa, itulah yang akan dilakukan Azam. Apabila ia bertemu dengan Maryam, ia akan membuat Maryam menyukai nya hingga Maryam yang mengejar ngejar dirinya.
Azam tersenyum licik
"Kakak jangan bermain api, bisa jadi kakak nantinya yang menyukai kak Maryam." Tutur Ayana yang memperhatikan kakaknya yang sedang tersenyum licik.
"Selama ini perempuan yang ngejar ngejar. Dan kakak yakin setelah ini guru ngaji kamu yang ngejar ngejar kakak mu yang tampan ini." Jawabnya ke pedean.
Ayana hanya tersenyum simpul dan tak menjawab ucapan kakaknya lagi. Karena itu ia memilih diam tohh kakaknya yang sewot itu susah mengalah.
Akhirnya mereka terdiam dalam pikirannya masing masing.
Assalamu'alaikum
Ada yang bisa tebak ceritanya ga? Kalo ada kasih komentar dan jangan lupa vote.