49

5.2K 195 2
                                    


Azam Pov

Hari ini, aku dan calon istri ku akan berbelanja untuk pernikahan kami. Yaa, semenjak kami mendapat restu dari kedua orang tua dan keluarga ku aku dan wanita ku akan berbelanja bersama, karena mengingat pernikahan kami kurang lebih di adakan 2 minggu lagi.

Ahh ya, mengenai Alex. Alex belum tau jika kami akan menikah. Aku sengaja tidak memberitahu nya, jika aku memberitahu nya dia pasti berniat menggagal kan pernikahan kami.

Dan Maryam?
Dia sudah tau, jika Alex adalah kakak tiri ku. Ia sama sekali tidak ambil pusing, tohh dia tidak mencintai Alex. Bahkan ia tidak menerima lamaran dari Alex yang ingin menikahi nya.

Saat ini, aku dan Maryam sedang menuju ke sebuah toko. Tidak ada yang kami bicara kan di dalam mobil, bahkan kami tidak membicara kan bagaimana pernikahan kami nanti nya. Aneh bukan? Calon pengantin, baik aku dan Maryam tidak ada membahas tentang pernikahan. Tapi itu tidak masalah bagi ku, karena aku juga tidak tau harus berbicara apa.

"Yuk, di sini banyak gaun pengantin. Nanti kamu tinggal pilih saja." Ujar ku kemudian membuka pintu mobil ku dan di ikuti oleh nya.

"Selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu?" Kata sang pelayan dengan senyum ramah nya.

"Bisa kah anda mencari kan gaun yang cocok untuk calon istri saya?" Tanya ku tanpa ragu ragu menyebut nya calon istri.

"Bisa pak.
Mari mbak saya tunjukan!" Ujar nya dan membawa Maryam ke sebuah ruangan yang sangat banyak gaun pengantinnya.
Aku mengekor dan memperhati kan Maryam yang sedang memilih milih gaun nya. Lelah, aku pun memutus kan untuk duduk di sebuah kursi.

Cukup lama aku menunggu nya hingga dia tiba dengan membawa kantung plastik besar yang aku yakini itu adalah gaun nya. Aku tidak tau warna gaun nya dan bagaimana model nya. Karena aku tidak bertanya! Yang terpenting sekarang, gaun pengantin nya sudah ada.

"Sudah?" Tanya ku saat melihat nya keluar dari ruangan ganti. Kulihat dia mengangguk. Ohh Tuhan, dia menurut ku sangat irit dalam berbicara. Bahkan aku tidak tau dia suka warna apa? Makanan apa? Dan  Minuman apa? Aku ingin bertanya lebih dalam tentang diri nya, tapi mungkin belum waktu nya. Lebih baik aku urung kan saja niat ku.

"Kalau begitu kita pulang." Ajak ku datar tanpa ekspresi. Aku berjalan terlebih dahulu dan dia mengikuti ku dari belakang hingga sampai di mobil ku.

"Kamu mau makan dulu?" Tanya ku tanpa melirik nya sedikit pun saat di dalam mobil. Aku melihat dari ekor mata ku bahwa ia menggeleng. Aku menarik nafas berat dan terus melaju kan mobil ku.

Sampai di depan apartemen nya dia membuka pintu mobil tapi aku lihat dia berhenti dan melihat ke arah ku

"Terima kasih." Ujarnya datar.

Aku hanya mengangguk, dia keluar dari mobil ku dan masuk ke dalam apartemen nya. Aku menarik nafas berat karena melihat sifat nya yang begitu dingin tanpa ekspresi. Dari dulu menurut ku.

"Bagaimana menikah nanti? Sifat ku juga dingin dan datar, sama seperti diri nya." Ujar ku.

Kemudian aku melajukan mobil ku menuju rumah ayah ku.
Aku berniat ingin merendam kan diri karena terlalu lelah.


Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang