Eleven

104K 5K 46
                                    

Ana terbangun dengan badan yang penuh nyeri diseluruh tubuhnya. Dipandanginya keadaan sekeliling tempatnya sekarang, dan terlihat banyak pecahan kaca di sana.

Sungguh, ia lupa apa yang sebenarnya dilakukan olehnya kemarin, namun perlahan ia mengingatnya dan dengan cepat ia langsung membereskan pecahan kaca itu.

Untung saja kemarin apa yang telah diperbuat olehnya tak ada yang mengetahui. Mengingat bahwa Alissha ada pengembangan skill kewirausahan di kampus nya, ia sekarang hanya seorang diri di apartemennya itu. Ya, SENDIRI.

Perlahan tapi pasti, sekarang Ana telah selesai merapikan semuanya. Dan ia putuskan untuk mandi walau terlihat apa yang diperbuatnya kemarin, telah membuat tangannya tak henti-hentinya mengeluarkan darah segar hingga sekarang.

Setelah 15 menit, Ana melakukan ritual mandinya. Ia juga telah selesai dengan setelan baju santai nya, disertai dengan kacamata bukan minus yang bertengger dikedua matanya. Ya, sekarang adalah weekend dan sekolah sedang libur sekaranv.

Ana putuskan waktunya sekarang untuk keluar mencari angin segar, sekedar untuk menghibur siri saja. Ia mulai menyambar tasnya dan mengambil kunci motornya yang berada dilaci meja.

Perlahan tapi pasti, Ana mulai mengendarai motornya dengan santai. Dan perlu diketahui bahwa sekarang Ana tengah menjadi diri sendiri, tanpa atribut nerd yang terpasang. Mungkin sebagai pelengkap setelan pakaiannya setelah kacamata tadi, mungkin ia menambahnya dengan topi yang menutupi seluruh rambutnya sekarang ini.

Sekarang Ana berhenti disebuah bukit dengan pemandangan alam yang indahnya luar biasa. Pertama-tama yang ia lakukan yaitu memarkirkan motornya, dan kemudian berjalan-jalan ringan  setelahnya.

Sekarang, dapat dikatakan bahwa bukit yang ia kunjungi saat ini sedang pada masa ramai-ramainya. Banyak orang di sana yang sedang asyik-asyiknya bersantai ria dengan para keluarganya. Dan Ana? Hanya sendiri ditemani sebuah ponsel lama yang sama sekali tak bernyawa itu.

Tak lama, Ana duduk diatas tumbuhnya rumput diujung bukit sana. Perlahan hatinya mulai tenang menghirup udara segar dengan earphone yang terpasang ditelunganya. Perlahan juga ia mulai memejamkan mata dan menghirup dalam-dalam aroma khas alam dengan perasaan emosi yang mulai meredam.

______

Pada saat yang bersamaan dengan tempat yang bersamaan pula. Aksen dan keluarganya juga sedang menghabiskan waktunya dibukit. Hari ini memang adalah liburan yang Aksen tunggu, karena semua orang mengosongkan waktu kerjanya untuk bersantai ria. Tentu saja Aksen merasa bahagia, mengingat bahwa mereka tak kenal lelah dalam berkerja dan melupakan waktu untuk dihabiskan bersama keluarga.

Seperti yang direncanakan sebelumnya. Bahwa sekarang Aksen dan sekeluarga akan menggunakan waktu senggang yang ada untuk menghirup udara segar. Dan bukitlah menjadi pilihan  yang tepat untuk merasakan udara segar itu, mengingat kita dapat melihat pemandangan alami ketika kita sampai di sana.

Dan sekarang Aksen sekeluarga sudah diatas bukit, tempat  yang telah direncanakan sebelumnya itu. Mereka terus melontarkan tawa dengan melupakan apa yang terjadi sejenak, namun Aksen tetaplah Aksen. Terus saja pikirannya kosong ketika mengingat adik kesayangannya itu. Entah dimana dia sekarang, apakah ia merasakan kebahagiaan di sana?

Diedarkan pandangan Aksen kesekeliling, dapat terlihat bahwa banyak orang yang sedang melakukan aktivitas yang sama denganku saat ini. Namun perhatiannya justru terarah pada seorang gadis yang tengah berjalan santai dengan topi yang menutupi seluruh rambutnya.

Ya, Aksen terus perhatikan gerak-geriknya lekat-lekat. Sampai akhirnya jarakku dengannya semakin dekat, dan Aksen dapat melihat wajahnya dengan jelas. Tapi, tunggu-tunggu.. Kenapa ia merasakan bahwa ia memiliki kemiripan dengan dirinya ataupun Mamah, atau jangan-jangan?

S.A.D In A Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang