Kring.. Kring..
Bel istirahat telah dibunyikan. Ana bersama teman sekelasnya yang memang tengah menjalani hukuman dari tiga jam lalu, langsung menghembuskan napas lega.
Semua teman sekelasnya langsung berbondong-bondong ke kantin bersama, tak terkecuali ketiga sahabatnya. Namun tidak untuk Ana, dengan wajah putihnya yang telah berubah warna merah padam, ia langsung merosotkan tubuhnya diatas lapangan sekolahnya.
Tubuhnya sangatlah lemah, dan ia tak kuat lagi untuk berjalan. Bahkan berulang kali, Arkan menawarkan dirinya untuk mundur saja. Namun Ana menolak, demi rasa solidaritas kepada teman-temannya.
Dingin!
Ya seseorang telah menempelkan minuman dingin kepipi kanannya, spontan Ana menoleh. Dan mendapati Arkan yang tengah mengembangkan senyumnya.
'Ganteng, ehh..' batin Ana memuji, namun langsung ditarik kata hatinya itu.
"Nihhh, aku tahu kamu haus. Jadi tadi aku ke kantin beli air mineral dua."
Arkan menyodorkan satu air mineralnya yang ia ambil dari plastik, lalu menyerahkannya kepada Ana.
"Thanks lo udah ngertiin gue." jawab Ana santai.
Arkan memelototkan matanya. "Kosokatanya ganti sayang. Apa mau kita ke KUA sekarang, buat ngresmiin hubungan kita."
Kali ini Ana yang memelototkan matanya. "Nggak. Maaf, tadi refleks."
Arkan hanya tersenyum menanggapi.
"Oh ya, nih aku bawa nasi goreng spesial buat kamu. Emang sih udah nggak panas lagi, tapi aku jamin enak deh." ucap Arkan yang menyerahkan kotak bekal besar dengan sendok yang ia bawa.
"Nasi goreng? Spesial? Aku mau tanya, spesialnya dari mana ya?" tanya Ana menginterogasi.
"Spesialnya itu karena aku yang buat. Tadi pagi, aku sengaja bangun pagi buat masakkin kamu nasi goreng ini. Awalnya sih, aku mau ngasih ini dari tadi pagi. Tapi kamu belum berangkat, ya sudahlah aku bawa lagi ke kelas. Pas tanya Aksen juga, katanya kamu bangun kesiangan."
Ana hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, sesekali ia tersenyum kecil mendengar penuturan Arkan.
'So sweet banget sih.' batin Ana, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan didalamnya.
"Thanks juga untuk itu. Tapi maaf juga karena aku bangun kesiangan, rencana kamu semuanya gagal." jawab Ana dicampuri dengan permintaan maaf.
"Ngomong-ngomong kamu kesiangan kenapa coba?" tanya Arkan lembut, namun terkesan menyelidik.
"Streaming." jawab Ana pelan, sambil mengedarkan pandangannya kesekeliling.
Nampak banyak murid yang menonton dirinya dan juga Arkan yang memang berada ditengah lapang berdua. Memang, cuaca kini sangat mendung. Sehingga, Ana memilih untuk duduk saja di sana.
Arkan menatapnya bingung. "Streaming apa?"
"Kamu mau jawaban jujur, atau bohong aja?" ucap Ana balik tanya.
"Aku mau jawaban kamu yang paling jujur dari lubuk hati kamu yang paling dalam." jawab Arkan sambil tersenyum.
"Oke. Aku streaming Oppa-oppa korea." lanjut Ana lirih.
"Oppa?" tanya Arkan heran. Mungkin penalarannya berbeda.
"Maksudku, para aktor tampan dari Korea. Suwerr, pengin deh pilih salah satu. Dari film, model, ataupun boyband nya. Apalagi Jungkook BTS, pengin deh gue jadi calon masa depannya. Uppsss.." Ana langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Khayalannya sudah tidak benar sekarang. Apalagi dengan Arkan yang sudah berkilat-kilat marah sekarang.
"Oh, jadi kamu ngeduain aku. Iya! Kurang tampan apa sih aku hah?"
'Salah lagi gue kan?' gerutu Ana sebal.
"Nggak! Bahkan kamu udah lebih dari cukup kok. Please, maafin aku ya." ucap Ana tak ingin memiliki masalah panjang.
Arkan terdiam cukup lama, namun akhirnya ia tersenyum.
"Oke. Asal kamu nurutin permintaanku dua hari ini." jawab Arkan lembut.
Ana menghembuskan napas kasar. "Oke, aku akan nurutin mau kamu."
Arkan tersenyum senang. Kurang apa dia coba, Ana menuruti semua permintaannya.
"Oke, jadi nih makan nasi gorengnya. Nanti nggak enak lo." kata Arkan sambil menyodorkan kotak bekalnya.
"Emang bener kamu yang masakkin?" selidik Ana.
"Iya lah, jadi cepet dimakan deh."
Ana mengambil kotak bekal itu. Sesekali melirik Arkan yang terus melontarkan senyumnya. Dan ketika Ana membuka kotak bekal itu, Ana hanya memelototkan matanya.
"Ini mah buat porsi dua orang Arkan. Aku nggak bakal habis makan semuanya." tutur Ana langsung.
"Kan biar kamu gemuk, nggak kurus kering kayak gitu." ucap Arkan sedikit mencibir.
"Oke, aku nggak mau makan kalau kamu juga nggak makan." kata Ana kembali.
"Tapi kan aku buatnya untuk kamu, biar sakit magh mu nggak kambuh." protes Arkan cepat.
"Pokoknya aku nggak mau!" protes Ana juga cepat.
Huft.. Arkan menghembuskan napas panjang. "Oke, aku juga makan. Tapi aku cuma bawa satu sendok, jadi buat kamu aja."
"Kan kamu yang habis olahraga, masa aku sih yang makan."
"Kamu juga habis dihukum kan?"
Keduanya sama-sama terdiam. Mungkin dalam benak mereka, perdebatan takkan membuatnya hasil.
"Aku mau makan, kalau kamu yang suapin." ucap Arkan menggoda.
"Hah?! Nggak lah, kamu kan bisa makan sendiri." protes Ana lagi.
"Iya, atau tak sama sekali. Lagian tadi kamu udah setuju kan, mau nurutin kemauanku dua hari ini."
"Oke, aku suapin."
Arkan tersenyum senang. Entah kenapa hari ini dirinya selalu merasa bahagia. Bahkan saking bahagianya, dia tak berhenti-hentinya tersenyum walaupun ia sedang melamun.
"Emang udah gila kali ya, senyum-senyum mulu. Kayak orang kesetanan ajah. Tapi syukurlah, semoga aja gila beneran. Amiin." gumam Ana, namun menyadarkan lamunannya dan mendelik tak percaya.
"Kamu ngedoain aku ya enggak-enggak?!"
Ana hanya terkekeh kecil. Belum saja ia akan membuka suara, suara speaker pengumuman mendiamkan dirinya.
"Pengumuman. Untuk semua siswa dan siswi SMA Garuda, akan dipulangkan lebih awal. Dan jangan lupa, besok sekolah diliburkan. Namun sebagai gantinya, sekolah akan merayakan party dimalam hari. Jangan lupa ini wajib! Oke, see you next time."
Suara speaker itu membuat semua orang bersorak ria. Bahkan seluruh kelas menyuarakan secara kompak. Tak terkecuali Ana, ia langsung bangkit dari duduknya dan melupakan rasa letihnya.
"Akhirnya.. Bisa santai-santai dirumah." ucap Ana yang bersiap melangkah. Namun Arkan mencekal tangan kanannya.
"Kenapa?" tanya Ana heran.
"Aku mau kamu nemenin aku ke mall." jawab Arkan santai.
"Kok aku?" protes Ana.
"Kamu lupa sama persetujuan tadi!"
"Oke fine."
Ana berjalan memdahului Arkan yang terus tersenyum. Namun setelahnya, Arkan langsung berlari menyusul sang pacarnya.
*****
942 Kata.Instagram: @vaa_morn01
KAMU SEDANG MEMBACA
S.A.D In A Life (Completed)
Teen Fiction(Pertama kali buat. Ini cerita ter absurd yang pernah aku buat, mohon dimaklumi) Terkadang kita bisa kuat seperti batu. Namun dibalik itu, masih tersimpan kerapuhan yang berakibat layaknya sebutir debu. S.A.D In a Life (Stone And Dust In A Life) __...