Ana menatap para penonton yang ingin mendengar performanya. Ya, kali ini acara pensi untuk memperingati hari ulang tahun sekolahnya tengah dilaksanakan. Dan Ana adalah satu-satunya perwakilan dari kelasnya.
Ia berniat untuk bermain akustik. Seperti rencananya, Ana telah memegang senar gitar, dan mulai memetik gitar yang tengah dibawanya itu. Ia memejamkan mata untuk sejenak, lalu mulai menyanyi dengan mata yang masih terpejam itu.
You and I.
Ana memulai mengingat kejadian dimasa lalu, dimana ia dan Arkan masih bersama.
We're like fireworks and symphonies exploding in the sky.
Dimana ia dan Arkan masih bersama dan saling melengkapi.
With you, I'm alive.
Ia merasa hidup saat itu. Karena hidupnya sangat berwarna dengan kehadiran dirinya, Arkan.
Like all the missing pieces of my heart, they finally collide.
Bagian yang pernah hilang dari dirinya, tiba-tiba saja kembali menjadi sesuatu yang baru dalam hidupnya.
So stop time right here in the moonlight,
Kini berbeda. Secara tidak langsung, ia ingin menghentikan waktu yang terus berjalan. Dimana memori masa lalu tentang dia masih bersamanya.
Cause I don't ever wanna close my eyes.
Dan ia tak ingin lagi memejamkan mata kemudian terlelap, karena pada hari itu ada dia yang selalu bersamanya.
Without you, I feel broke.
Jujur tanpa dia, hatinya merasa hampa. Bahkan benar-benar hancur saat ini seperti yang dirasakan olehnya.
Like I'm half of a whole.
Dan nyatanya ia hanya memegang sebagian dari hatinya saja. Sedangkan sebagian yang lain, terselip nama seseorang yang di sayanginya tanpa ia tahu.
Without you, I've got no hand to hold.
Without you, I feel torn.
Like a sail in a storm.
Without you, I'm just a sad song.
I'm just a sad song.Tapi ia tak ada lagi untuknya, dan ia pun sudah tak lagi bersamanya. Tersisalah hanya sebuah kesedihan yang sama sekali belum terobati hingga saat ini.
Cukup!
Ana membuka matanya dan memberhentikan lagunya begitu saja. Ia membanting gitar itu, dan berlari entah kemana.
Ana berjongkok dan menangis sesenggukan di sembarang tempat yang terbilang sepi. Tak ada orang lain yang menemani, karena semua orang sama saja untuknya.
Ana, sigadis yang sering terlihat kuat layaknya batu yang berdiri tegap, kini sudah berganti menjadi sebutir debu yang dapat melayang kemana saja karena angin. Ya, sebutir debu yang dapat goyah kapan saja entah apa itu masalah yang datang.
Ana mengusap air matanya, lalu bangkit berdiri setelah tangisnya dirasa cukup. Ia bejanji akan mulai berjalan dengan tujuan yang jelas sekarang.
_____
Aksen dan Ana sama-sama berdampingan menuju sebuah bangunan besar yang tentu sudah tak asing lagi bagi mereka. Sebuah bandara yang terkenal di kotanya.
Dan tatapan mereka mulai memandang kesana kemari, melihat beberapa orang yang berlalu lalang. Lalu mereka saling tatap dengan senyuman yang tulus.
"Kamu yakin akan pergi?" tanya Aksen kemudian.
Ana mengangguk mengiyakan.
"Bang Aksen pengin berubah kan? Pengin sembuh? Jadi kita pergi sekarang dan kita tinggal di sana." jawab Ana seyakin-yakinnya.
Aksen hanya mengangguk, lalu mengikuti Adiknya dari belakang.
"Selamat tinggal Indonesia. Selamat tinggal kenangan! Aku berharap dengan kepergian ini, masalah hati dan waktu akan segera terobati. Semoga kita dapat mengawali hidup baru di sana." harap keduanya dalam hati.
~END~
*****
545 Kata.
Yang pengin baca kelanjutannya:
Jangan lupa Vote+Coment. Buat kalian yang belum follow, follow ya 😊 Nggak bayar kok! Karena follow kalian buat aku semakin semangat dalam berkarya.
Season 2 menunggu kalian sekarang. Masuk ke work (profil aku) dan temukan cerita yang berjudul Everything Has Changed. Tapi sebelum itu, buat kalian readers baru. Coment dulu dibawah dengan apa yang kalian rasakan.
Season 2 masih agak acak-acakan, jadi maaf jika nggak sesuai dengan harapan kalian. Apalagi ceritanya nggak begitu nyambung. Maaf saja ya, aku tekankan sekali lagi, bahwa aku di sini itu masih PEMULA!
Hujat sepuas hati, Arkan ataupun semuanya yang ingin kalian hujat. Jangan aku ya 😁
Instagram: @vaa_morn01
KAMU SEDANG MEMBACA
S.A.D In A Life (Completed)
Dla nastolatków(Pertama kali buat. Ini cerita ter absurd yang pernah aku buat, mohon dimaklumi) Terkadang kita bisa kuat seperti batu. Namun dibalik itu, masih tersimpan kerapuhan yang berakibat layaknya sebutir debu. S.A.D In a Life (Stone And Dust In A Life) __...