Sixty Three

55.3K 2.2K 48
                                    

Istirahat kali ini Ana memilih untuk datang sendiri ke kantin. Semua teman-teman kelasnya sedang mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan hari ini. Karena ia terlalu rajin, tugas sekolahnya pun telah selesai dikerjakan pada hari-hari yang lalu. Untuk itu sahabatnya pun tak ada satupun yang menemaninya.

Ia sendiri memilih untuk duduk dipojokkan sendiri. Tak terlihat, tak terlalu dapat dijangkau oleh orang lain, dan tak terlalu ramai tentunya. Ana hanya memesan air mineral dan satu bungkus  roti saja.

Tak jauh darinya ada sekumpulan Arkan dan teman-temannya yang sedang berbincang ria, ada Gina juga di sana, namun sepertinya tak ada Aksen. Dan mana mau Aksen berada di dekat Gina? Untuk itu mana ada Aksen di sana.

Ana lagi-lagi tersenyum miris.

"Gue masih punya mata, otak, dan hati. Untuk itu gue masih bisa melihat, berpikir, dan merasakan sakit ketika diri lo sendiri berdekatan dengan cewek lain." ucap Ana pelan, lalu memilih untuk berjalan keluar dari kantin.

Tentu saja ketika ia keluar, semua orang memperhatikannya. Dan apa pedulinya? Kepada diri sendiri pun ia sudah tak terlalu peduli lagi. Biarlah harinya mengalir begitu saja seperti ini.

Ana memilih untuk pergi ke perpustakaan saja, dan menumpang tidur di sana. Mungkin bisa sedikit mengurangi beban otaknya.

_____

Alissha kini berada dirumah Devon, dan menetap di sana mulai hari ini. Ia tak lagi tinggal di Apertemen, karena Devon sudah tak lagi mengizinkan. Dan niatnya sekarang adalah menunggu Ana, dan mengambil kunci Apertemen itu.

Tepat pada saat itu, Ana pulang dengan menyampirkan tas punggungnya di bahu kanan. Ia terlalu berpikir keras, untuk itu ia tak melihat keberadaan Alissha yang berada didekatnya.

Tentu saja Alissha mendengus pelan, lalu berlari mengikuti Ana yang mungkin sudah sampai di kamar. Ia sama sekali tak mengetuk pinti, karena tentu saja Ana berada di dalam.

"Na, gue kembaliin kunci Apertemen lo." ucap Alissha to the point.

Ana sekilas mengangguk, lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

"Lo kenapa? Sepertinya ada masalah?" tanya Alissha yang terlihat ingin tahu.

Ana menggeleng pelan, lalu memejamkan matanya. Sepertinya Ana harus bungkam mulut untuk sementara, karena Ana sendiri tak akan lagi menceritakan kepada Alissha sekarang.

Alissha berjalan keluar dari kamar Ana. Ia menuruni tangga, dan berhenti tepat diruang keluarga. Ia menyetel televisi, lalu menontonnya.

"Gina pulang." ucap seseorang yang diyakininya adalah penduduk baru di rumah ini.

Alissha tetap memfokuskan diri menatap televisi yang sedang menyiarkan siaran yang ia suka. Hingga suara Gina, menginterupsi semuanya.

"Maaf Kak, Om sama Tante kemana? Kok nggak kelihatan." tanya Gina yang duduk di sampingnya.

Alissha sedikit tersenyum.

"Mereka pergi sebentar kok. Baru pulang? Gimana sekolah barunya?" tanya Alissha yang berusaha mengakrabkan diri.

Gina langsung tersenyum.

"Perfect, semuanya sesuai kemauanku. Aku bahagia banget di sini loh. Oh ya, nama Kakak siapa?" kata Gina spontan.

"Alissha. Panggil Mbak Alissha saja." suruh Alissha.

Gina tersenyum. Selanjutnya mereka saling berbincang ria, karena tak butuh waktu lama untuk mereka mengakrabkan diri. Bahkan hingga sorepun, mereka masih saja mengobrol. Hingga ada seseorang yang memperhatikan aktivitas mereka.

S.A.D In A Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang