Ana melirik kearah jam tangannya. Terlihat waktu masih menunjukkan pukul 09.25 pagi, yang artinya masih lima menit lagi bel istirahat akan dibunyikan.
Suasana kelas 11-Ipa 1 sudah tak dapat lagi dikondisikan. Ada beberapa anak yang tidur karena mengantuk, ada yang menyumpal telinganya dengan earphone, dan ada yang menggambar dibalik bukunya karena bosan. Termasuk Ana yang sedari tadi menggambar tak jelas, walaupun sesekali ia melirik kearah guru yang sedang mengajarnya.
Pikirannya memang sedari tadi entah kemana, apapun yang ingin ditanyakan sekarang, tak dapat dijawab pasti didalam hatinya. Yang ada hanyalah dengusan kecil dari mulutnya.
Dan jam istirahat pun dibunyikan. Semua orang bersorak riang dan melangkah pergi keluar kelas. Sedangkan Ana masih terus menggambar dengan pikiran yang menjurus kesatu tempat.
"Na, kantin yuk?" ajak Maudy sambil menarik-narik tangannya.
Ana hanya mengangguk, lalu memasukkan bukunya ke dalam laci.
"Yeahhh, si Ana udah kembali lagi menjadi es batu berjalan." keluh Dinda sambik mengerucutkan bibirnya.
"Yaelah, si Ana mah gitu." lanjut Shasa yang mulai melangkah duluan keluar kelas.
Ana hanya mengikuti langkah mereka bersama Maudy. Bisikan dan hujatan tentunya ada untuknya disepanjang jalan. Dan ana hanya terus berjalan dan menghiraukannya.
"Lo mau pesen apa?" ucap Shasa yang kali ini menawarkan diri untuk memesan.
"Gue Siomay sama Jus jeruk deh." jawab Dinda.
"Samain." lanjut Ana dengan ekspresi dingin.
"Gue batagor sama lemon tea." sambung Maudy sembari mengetikkan pesan diponsel.
Jika dinilai keadaan kantin sekarang, maka suasananya sangat ramai. Mengingat bahwa ke lima most wanted telah duduk di kantin dari sebelumnya, juga karena sekarang merupakan jam istirahat.
Brrakkkkk.
Seseorang menggebrak meja Ana dan teman-temannya. Siapa lagi kalau bukan pekerjaannya si Tante menor, Fiona.
"Maksud lo apa sih!" sungut Dinda yang merasa kesal.
"Berisik deh lo, gue hanya berurusan dengan si culun ini." jawab Fiona tersenyum sinis.
"Kalau lo punya urusan sama dia, berarti lo berurusan sama gue juga!" seru Maudy tak mau kalah.
Ana hanya mendengus kesal, lalu menyenderkan tubuhnya ke kursi kantin. Entah apa yang akan Fiona dan teman-temannya lakukan. Yang jelas dia pasti akan membalas bully an itu, karena sekarang ia butuh pelampiasan.
Ana mengedarkan pandangannya keseluruh kantin, sudah dipastikan bahwa nanti ia akan menjadi pusat perhatian. Bahkan most wanted sekolah juga memperhatikan pada satu titik yang sama.
"Guys, pegang teman-temanya si culun ini." ucap Fiona lalu mereka mulai memegangi teman-teman Ana. Sedangkan ana hanya menaikkan satu alis tanda bertanya.
"Dan lo culun, gue mau membalas apa yang lakuin kegue dikelas kemari ." lanjut Fiona kemudian.
Ana lalu berdiri dan menyenderkan tubuhnya ke dinding.
"Apa yang mau lo lakuin sekarang?" tanya Ana datar.
"Lo bakal tahu apa yang akan gue lakuin." jawab Fiona sembari tersenyum dingin.
"Oke, nikmatin pertunjukan lo sekarang juga!" ucap Ana yang terlihat menantang.
'Ihh, berani banget sama Fiona.'
KAMU SEDANG MEMBACA
S.A.D In A Life (Completed)
Roman pour Adolescents(Pertama kali buat. Ini cerita ter absurd yang pernah aku buat, mohon dimaklumi) Terkadang kita bisa kuat seperti batu. Namun dibalik itu, masih tersimpan kerapuhan yang berakibat layaknya sebutir debu. S.A.D In a Life (Stone And Dust In A Life) __...