Sixteen

93.2K 4.6K 40
                                    

Aksen tengah bersiap-siap untuk menemui adiknya. Tak butuh lama ia bersiap-siap, sehingga ia sudah selesai dan langsung turun kebawah.

"Wihhh.. Anak Mamah udah ganteng aja, mau kemana nih?" tanya Mamahnya yang berada diruang tamu bersama teman-teman arisannya.

"Mamah kepo ihh, ya udah Aksen berangkat dulu ya Mah. Assalamu'alaikum." pamit Aksen yang menyalami Mamahnya untuk pamit.

"Wa'alaikum salam."

Aksen berjalan ringan menuju motornya. Ya, kali ini ia tak memakai mobil, lantaran tak ingin terjebak macet. Satu menit, sepuluh menit, dan tiga puluh menit kemudian, ia sudah sampai ditempat yang diberitahu Ana.

Sesegara mungkin ia masuk kedalam tempat itu dan mencari bangku kosong. Agak jauh dari keramaian agar nantinya lebih privasi.

"Maaf, menunggu lama." ucap seseorang yang berada dibelakangnya.

Aksen menoleh dan tersenyum menanggapi. "Nggak apa-apa. Aku juga baru sampai kok."

Ana mengangguk lalu duduk dihadapan Aksen. Hening tak ada yang memulai obrolan. Aksen yang terasa kaku, dan Ana yang sama sekali tak punya bahan obrolan.

"Oh ya, gimana sekolah kamu Na." tanya Aksen yang memecahkan keheningan.

"Sampai selama ini baik kok." jawab Ana seadanya.

Aksen celingukan kesana kemari untuk mencari seorang pelayan yang bertugas.

"Mbak, sini." panggil Aksen.

Seseorang yang merasa terpanggil pun datang menghampiri. "Iya. Mau pesan apa ya?"

"Aku nasi goreng seafood sama minumnya green tea. Kamu apa Na?" tanya Aksen kepada Ana.

"Samain aja." jawab Ana sambil tersenyum.

Dan suasana disana kembali hening seperti sebelumnya.

"Maaf." ucap Aksen kemudian.

"Maaf? Buat apa?" tanya Ana bingung.

"Maaf atas semua yang terjadi. Jika aku tak koma, maka kamu tak akan seperti ini." ucap Aksen kembali.

"Kamu nggak salah kok. Ini semua terjadi karena kesalah pahaman saja. Lagian aku menikmatinya, karena dengan begitu aku bisa mandiri." jawab Ana sambil tersenyum menanggapi.

"Makasih.. Makasih.. Aku harap kita bisa mengulang kembali seperti waktu kita kecil dulu. Aku Abang dan kamu Adek. Kamu mau kan?" tanya Aksen penasaran.

"Iya." jawab Ana lirih.

Dan mereka akhirnya berpelukan layaknya seorang kekasih. Aksen yang menahan air matanya, lalu dengan Ana yang menahan tangisnya. Sampai akhirnya, seorang pelayan datang dan memberikan pesanan mereka.

"Oh ya, Abang harap kamu secepatnya bisa  pulang kerumah." tutur Aksen sambil memakan nasi gorengnya.

"Enggak deh Bang. Aku sekarang tinggal diapertemen sama Mbak Alissha. Aku kasihan kalau ninggal Mbak Alissha sendiri." jawab ana menyatakan.

"Kamu nggak mau tinggal sama Abang lagi? Arghhh.."  Aksen menyudahi makannya. Lalu beranjak pergi meninggalkan Ana seorang diri disana.

"Bukan begitu, tapi aku masih menyimpan banyak rasa kekecewaan di sana." ucap Ana lirih dan hampir tak bersuara.

Ana lalu beranjak dari meja itu dan pergi keruangannya. Sedikit informasi, bahwa Anaz Cafe milik dirinya sendiri. Sehingga ia dapat sesuka hati ditempat itu.

"Dokumen-dokumen lagi?" tanya Ana pada diri sendiri, ia menganga tak percaya. Hanya ia tinggal tak lama saja, dokumen-dokumen itu sudah menjulang tinggi, apalagi jika ditinggal sebulan coba atau setahun.

Karena malas untuk mengerjakannya, ia memilih untuk pulang saja. Ia menaiki motor matic nya dan berjalan membelah jalanan kota itu. Tak butuh waktu lama ia sudah sampai diapertemennya.

"Hahaha." tawa seseorang dibalik ruangannya. Tentu saja Ana mengernyit heran, karena Alissha tak lagi sendiri.

'Bodo amat lah, gue mau masuk, mau tidur.' batin Ana lalu mulai masuk kedalam apaertemennya.

Ana berhenti seketika, ketika mengetahui siapa orang yang bertamu malam-malam begini. Seseorang yang mungkin kekasih Alissha, dan itu adalah Devon. Kakak pertamanya.

"Ana." ucap Devon lirih, dan membuat Alissha mengernyit bingung.

"Kamu kenal sama adik aku, dia yang sering aku ceritain itu?" tanya Alissha penasaran.

Devon hanya mengangguk lemah mengiyakan.

"Huftt.. Dunia memang sempit." keluh Ana lalu berjalan masuk kedalam kamarnya.

*****

584 Kata.

Instagram: @vaa_morn01

S.A.D In A Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang