_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______
Jangan lupa voment ya..
Happy reading!💋
Marvino Laut Wilde atau Marv. Pemuda tampan keturunan pasangan kaya raya asal Jerman-Indonesia. Tinggi, sopan, tangguh, tenang dan berwibawa di usianya yang masih muda dengan pesona tanpa batas.
Mendapat gelar sebagai 'Ketua Osis Tertampan dan Terhebat Sepanjang Sejarah' di SMA Lovely Darling, sekolahnya.
Jabatannya sebagai Ketua Osis menuntutnya untuk selalu tampil di depan umum, bertanggjungjawab dan menjadi sorotan. Ya, menjadi sorotan seantero sekolah.
Tetapi di balik segala kelebihan yang ada dalam dirinya yang hampir mencapai batas sempurna, diam-diam dia memiliki rahasia dan ketakutan besar dalam hidupnya yang mati-matian dia sembunyikan dengan begitu lihai.
Semua berjalan baik-baik saja, sampai kemudian seorang murid baru datang di sekolahnya .... Seorang gadis luar biasa yang perlahan mengetahui bagaimana 'Sang Laut' dan kehidupannya yang sebenarnya. Luar dan dalam ....
🌴
Lima belas menit sebelum upacara dimulai, Marv sudah sampai di sekolahnya dan saat ini tengah memakirkan Ducati Desmosedici RR-nya di parkiran yang terlihat sudah mulai dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan siswa lain.
Sambil menunggu bel berbunyi dia memilih untuk menunggu di taman terlebih dahulu, menikmati sinar mentari pagi yang cukup hangat di kulitnya. Karena merasa cukup bosan, dia pun mengeluarkan ponselnya untuk bermain game favoritnya.
Suara semilir angin pagi, dedaunan kering yang jatuh dari rantingnya, suara kendaraan, dan juga suara kicauan burung tidak terdengar lagi manakala ia sudah berkonsentrasi dengan permainannya. Begitulah Marv, dia akan melupakan sekelilingnya ketika sudah bermain game dan karena itulah Bundanya sering memarahinya.
Kalau sudah main game, pasti lupa dunia dan seisinya.
Marv tersentak kaget ketika seseorang menepuk bahunya dengan keras. Dia mengerang menahan kesal lantaran bukan hanya kaget, tetapi itu juga membuatnya harus kalah bermain game, padahal sedikit lagi dia akan menang.
Marv menoleh menatap garang ke arah orang tersebut, Gilang, sahabatnya yang terkenal usil dan gila. "Milih tonjok atau tendang?" tawarnya yang malah disuguhi cengiran oleh pemuda yang ada di depannya itu.
"Milih cium aja boleh?" goda Gilang sambil mengedipkan sebelah matanya pada Marv. Jangan lupakan bagaimana senyuman yang diperlihatkan oleh Gilang saat ini, yang membuat bulu kuduk Marv berdiri karena ngeri.
"Jijik!"
Gilang terbahak-bahak mendengarnya. "Santai, Man. Masih pagi aja udah marah-marah gitu. Nanti cantiknya ilang baru tau rasa."
Kalimat terakhir yang Gilang ucapkan sukses dihadiahi tendangan pelan di tulang kering oleh Marv. Gilang sedikit mengaduh kesakitan, Marv bersikap seolah-olah dia tidak melakukan apa pun yang menyikiti sahabatnya itu.
"Ayo ke lapangan," ajak Marv ringan tanpa peduli wajah kesakitan sahabatnya itu. Karena tidak ada pergerakan dari Gilang, dia mencoba untuk menyeretnya. "Dasar payah!" cemoohnya.
"Sakit, Pitak!"
"Sorry." Marv sendiri bisa mendengar kalau dirinya tidak meminta maaf dengan tulus. Sebagai gantinya, dia merangkul pundak Gilang dan menepuk-nepuknya pelan.
Kaki panjang keduanya mulai bergerak melangkah menuju lapangan utama karena bel sudah berbunyi lima detik lalu, tanda upacara akan dimulai.
SMA Lovely Darling begitu menjunjung tinggi patriotisme karena itulah setiap hari Senin selalu diadakan upacara bendera untuk mengenang dan tanda terima kasih mereka terhadap para pejuang Indonesia terdahulu. Para siswa dan guru beserta jajarannya sudah mulai memadati lapangan utama, tetapi ada sesuatu yang mengalihkan perhatian mereka semua.
Sebuah mobil Alphard putih yang baru saja memasuki gerbang sekolah dengan mulus.
Sontak semua kepala menoleh ke arah tersebut. Tidak ada yang lebih menarik bagi mereka dibandingkan memenuhi rasa penasaran akan siapa pemilik mobil mewah tersebut. Semua kepala menoleh, bahkan Kepala Sekolah pun ikut menoleh. Kecuali Marv yang tetap teguh memandang lurus ke depan, di mana tiang bendera berada.
Marv mulai terusik ketika suara bisik-bisik lirih yang lama-lama semakin keras masuk ke pendengarannya. Dengan berat hati ia pun ikut menoleh. Pandangannya ikut tertuju pada seseorang yang bergerak keluar mobil tersebut dengan gerakan percaya diri dan lembut. Sungguh tidak dapat dipercaya. Bagaikan slow motion, gerakan orang tersebut menghipnotis seluruh mata-mata yang ada di sana. Termasuk Marv sendiri.
Anak baru, tebak Marv yakin.
Selain gerakan luar biasa yang dilakukan oleh siswi baru tersebut, ada satu lagi yang mencuri perhatian mereka -sekali lagi termasuk Marv sendiri- yaitu rambut pirangnya. Terlihat mencolok, mengagumkan, halus sekaligus seksi. Marv akui itu dengan gengsi.
Kepala gadis itu menoleh ke arah lapangan, ke arah mereka. Anehnya, entah mengapa Marv merasa bahwa kedua bola mata gadis itu memandang ke arahnya. Mata mereka bersirobok. Marv menahan napasnya dan mengakui dengan tulus dan jujur bahwa gadis itu ..., luar biasa cantik.
Marv tahu, akan ada hal spektakuler yang sebentar lagi dia rasakan di kehidupannya. Dia akan menunggu itu terjadi.
Ah, tidak. Dia tidak perlu menunggu sampai hal itu datang karena dia sendirilah yang akan menjemputnya.
Dan dia siap.
TBC
_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Memories
Teen Fiction[ON GOING, Baby] "Ketika kita mencintai seseorang dan apa yang kita rasakan di awal fase mencintai itu adalah rasa sakit dan kepahitan, percayalah, bahwa di akhir nanti rasa manislah yang akan kita cecap sebagai penyembuhnya." Tetapi apakah benar se...