_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______
How are you today?
😊Happy reading!
🌹
Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, tetapi Sasa masih enggan untuk meninggalkan queen bed-nya. Dia hanya berguling-guling di atas kasur dengan tubuh yang dililit oleh selimut berbahan beludru putih miliknya.
Lima belas menit yang lalu di luar hujan cukup deras, menyisakan hawa dingin yang mampu membuat tubuh menggigil, membuat siapa saja memilih untuk 'setia' dengan ranjangnya. Sama halnya dengan Sasa.
"Males sekolaaaaaah ...." erang Sasa, kemudian menutupi wajahnya dengan bantal. Mata Sasa hampir terpejam untuk membawanya kembali tidur ketika sebuah suara menyentaknya bangun hingga terduduk.
"Ayo bangun. Sekolah. Jangan males."
"Pap-" Bulu mata Sasa mengerjap lucu. "Papa?!"
Louis tersenyum ke arah Sasa. "Selamat pagi, anakku."
"Anda siapa? Anda beneran Papaku? Apa aku mimpi? Sejak kapan Papa-"
"Jadi, seperti itu sambutan yang Papa dapat dari orang yang paling Papa rindukan?"
Sasa tersenyum lebar dan langsung melompat dari ranjangnya, berlari ke arah papanya yang tengah bersedekap dan bersandar di kosen dengan gagahnya.
Louis tertawa renyah ketika Sasa memeluknya dengan erat dan menghujaninya dengan kecupan di pipi kanan dan kirinya. Dengan perasaan gembira yang meluap-luap layaknya bertemu seorang kekasih yang sudah lama tak jumpa, Louis balas memeluk putrinya itu, mengangkat tubuhnya dan memutarnya di udara.
Sasa menenggelamkan wajahnya di leher papanya untuk meredam ledakan tawanya karena rasa gembira. "Aku kangen Papa," gumamnya. Tak terasa air matanya menetes, sepertinya hal itu juga dirasakan oleh papanya karena papanya bergerak mengurai pelukan mereka.
"Sshhh, jangan nangis, Sayangku." Tangan Louis mengusap pipi putrinya yang basah. Dikecupnya kedua kelopak mata Sasa secara bergantian.
Sasa tersentuh mendapat perlakuan tersebut. Tangisnya semakin pecah. Sasa kembali mendekap tubuh tinggi papanya.
"Papa juga rindu, rindu, rindu sama kamu."
"I love you, Papa."
"I know." Louis mengecup kening Sasa lama.
Mereka melangkah ke arah balkon kamar dan berdiri di sana, menghirup sejuknya udara pagi dengan tangan yang saling merangkul.
"Putri Papa tambah cantik aja," puji Louis dengan tatapan penuh kekaguman.
Sasa mencubit pelan pinggang papanya, lalu berkata dengan malu-malu. "Papa gombal."
Louis tergelak. "Ya sudah sana mandi. Hari ini-"
"Pitak?"
Sasa dan papanya saling bertukar pandangan saat mendengar suara yang tak asing tersebut, suara yang memotong kalimat Louis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Memories
Novela Juvenil[ON GOING, Baby] "Ketika kita mencintai seseorang dan apa yang kita rasakan di awal fase mencintai itu adalah rasa sakit dan kepahitan, percayalah, bahwa di akhir nanti rasa manislah yang akan kita cecap sebagai penyembuhnya." Tetapi apakah benar se...