30. Kenapa Rasanya Sakit?

117 20 16
                                    

_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______

Happy reading!

🌹


Sasa melihat seorang gadis cantik yang baru saja melewati kelasnya. Sepertinya murid baru karena dia belum pernah melihat wajah orang tersebut. Sasa mengakui bahwa gadis yang baru saja dilihatnya itu adalah gadis tercantik yang pernah dia temui.

"Tak, ayo ke kantin," ajak Icha sambil menepuk pundaknya.

Sasa menoleh dan menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua mulai berjalan ke kantin dan tanpa diduga Gilang mengekor. Pemuda itu dengan santainya langsung merangkul pundak Sasa dan Icha. Karena keduanya tengah lapar dan lemas, jadi kelakuan Gilang itu tidak dipermasalahkan oleh Sasa apalagi Icha.

Gilang bertanya pada keduanya. "Mau makan apa?"

"Mau makan lo!" semprot Icha, yang membuat Gilang tergelak.

"Boleeeh."

"Bu, siomaynya ada?" tanya Sasa pada Ibu kantin, sesaat setelah mereka tiba di Kantin Kencan yang selalu dipenuhi oleh para murid dan guru SMA Lovely Darling.

"Adaaaa," sahut Ibu kantin langganan Sasa dan Icha dengan semangat.

"Siomaynya tiga, ya, Bu."

"Siap, Neng."

Karena sudah terbiasa membuat minuman sendiri dan Ibu kantin juga tidak keberatan dengan hal itu. Jadi, langsung saja Sasa menyiapkan 2 jus mangga untuk dirinya dan Icha, dan es kopi untuk Gilang.

Lima menit kemudian, Sasa meletakkan tiga minuman yang dibuatnya di meja tempat mereka makan. Dia mempersilakan.

"Silakan diminum, Babats."

Icha dan Gilang kompak menyahut. "Terima kasih, Babats."

Dari mana kata 'babats' itu berasal? Siapa lagi kalau bukan dari Sasa dan makna dari kata itu hanya ia yang tahu.

Siomay pesanan mereka bertiga telah diantar. Tanpa menunggu lebih lama lagi mereka langsung menyantap makanan yang terdiri dari kentang, kol, telur, tahu, pare, bakso yang terbuat dari campuran ikan dan mempunyai ciri khas bumbu kacang sebagai pelengkapnya.

Ketika ketiganya tengah menikmati menyantap siomay, orang yang beberapa hari ini jarang muncul, kali ini menampakkan dirinya di tengah suasana kantin yang sedang ramai karena saat ini jam istirahat.

Orang itu berdiri diam dengan mata yang tertuju pada Sasa. Hanya pada Sasa seorang.

***

Laporan mengenai kegiatan MOS kemarin telah rampung, membuat Marv mendesah lega. Dia merasa antusias karena itu tandanya dia bisa bertemu dengan sahabatnya lagi. Bertemu dengan Sasa. Semalam Marv berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan membayar beberapa hari belakangan yang dia lalui tanpa Sasa dengan hal menyenangkan yang akan mereka berdua habiskan bersama.

Langkah kakinya membawanya menuju kantin karena Marv tidak menemukan sosok Gilang, Icha dan Sasa di dalam kelas. Hanya ada tiga orang yang bertahan di kelas saat dia melongok ke dalam tadi. Benar saja. Orang yang dicari-carinya sejak tadi memang berada di kantin, sedang asyik berbincang sambil makan.

Senyuman terulas di bibir Marv ketika ketiganya menyadari kehadiran dirinya di sana. Gilang mengayukan tangannya dan Icha tersenyum kecil, menyuruhnya agar mendekat ke meja tempat mereka makan. Matanya tertuju pada Sasa, yang balas menatapnya dengan wajah tak berekspresi.

Bittersweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang