[ON GOING, Baby]
"Ketika kita mencintai seseorang dan apa yang kita rasakan di awal fase mencintai itu adalah rasa sakit dan kepahitan, percayalah, bahwa di akhir nanti rasa manislah yang akan kita cecap sebagai penyembuhnya."
Tetapi apakah benar se...
Kalau ada typo bertebaran tolong mention. Kutunggu kritik dan sarannya :)
Happy reading! 🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bentar, bentar." Sasa menarik lengan besar Marv ketika mereka sudah berada di depan kelas yang pintunya tertutup dengan suara besar terdengar di dalamnya, membuat laki-laki itu menoleh ke arahnya. "Pas di dalem nanti lo mau ngomong apa ke Pak Hardik?" tanyanya panik dengan suara berbisik.
Dengan tenang dan santai Marv hanya mengangkat bahunya, tidak merespon pertanyaan Sasa. Dia ingin mengetuk pintu, tetapi lagi-lagi lengannya ditarik oleh gadis di sebelahnya itu, dihalangi. "Apa lag-"
Sasa segera membekap mulut Marv untuk meredam suara besar pemuda itu. "Jangan kenceng-kenceng, ntar kedengeran dari dalem," tegurnya masih dengan berbisik.
Di balik telapak tangan Sasa, Marv mencoba menyembunyikan senyumnya. Dengan perlahan dia menurunkan tangan gadis itu dari mulutnya. Setelah itu, tangan kanannya beralih menggenggam jemari lentik Sasa dan yang sebelahnya lagi ia gunakan untuk mengetuk dan membuka pintu yang ada di depan mereka.
Seiring dengan langkah mereka ke dalam kelas yang tiba-tiba hening, semakin erat jemari Sasa menggenggam jemari Marv, bahkan tanpa sengaja dia menancapkan kukunya di tangan Marv. Dan Marv sendiri tidak memedulikan luka yang sebentar lagi akan dia dapatkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sasa tidak pernah setakut ini, terlambat ketika memasuki kelas. Biasanya, dulu, terlambat satu jam pun dia merasa santai-santai saja. Dia tidak akan mungkin setakut ini kalau saja guru yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Pak Hardik, seorang guru yang terkenal karena kekejamannya selama menjabat sebagai guru di SMA LD. Dia sendiri percaya kalau itu benar dan dia sudah membuktikannya, melihatnya sendiri.
Waktu itu, ketika Sasa hendak ke toilet, tanpa sengaja dia melihat ada dua orang adik kelas yang dihardik habis-habisan oleh Pak Hardik di depan kelas yang kebetulan saat itu pintunya terbuka lebar, sehingga dia dan siapa pun yang melewati kelas tersebut bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam sana.