_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______Jangan lupa voment ya..
Happy reading!Sudah sebulan Sasa tinggal dan sekolah di Solo. Terkadang ada keinginan untuk kembali ke Jakarta, kalau saja Icha tidak terus menguatkan dan mendukung dirinya untuk tetap bertahan dan berjuang di sana, pastilah dia sudah tak berdaya.
Hari ini, seluruh penghuni SMA Lovely Darling tengah melaksanakan upacara bendera. Sasa berdiri di barisan ketiga dan Icha berada di belakangnya. Mentari bersinar cukup terik pagi ini, membuat semua orang yang berdiri di lapangan utama merasa kewalahan. Termasuk Sasa dan Icha.
"Gila, panas banget, Tak." Icha berbisik dari arah belakang.
"Gue gak kuat, Chut. Pengen pingsan. Gue belom sarapan."
"Jangan, woi. Lo berat, kasian yang bopong lo ntar."
Sasa memilih untuk tidak mempermasalahkan kata 'berat' yang dia dengar. "Upacaranya lama banget, sih," keluhnya sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan telapak tangan untuk menghalau rasa gerah yang dia rasakan.
"Sabar. Bentar lagi selesai," balas Icha menenangkan.
Benar saja, lima menit kemudian upacara benar-benar selesai dan barisan pun dibubarkan. Mereka berdua memilih untuk berlalu ke kantin terlebih dahulu, sebelum masuk kelas untuk membeli minuman dan makanan ringan. Sasa membeli roti tawar rasa cokelat dan rasa keju untuk Icha.
"Chut, air putih apa jus?" tawarnya.
"Air putih aja."
"Mau makan di sini?"
"Di kelas aja lah."
"Ntar kalo udah masuk gimana?" tanya Sasa khawatir.
Sambil menenggak minumannya Icha menggeleng. "Enggak," katanya sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangan. "Biasanya dikasih waktu 15 menit buat ngaso."
Sasa mengedarkan matanya. Pantas saja kantin masih penuh, tidak ada yang terlihat buru-buru meninggalkan tempat tersebut.
"Ya udah, ayo," ajak Icha.
Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol. Ketika sampai di kelas, ruangan masih sedikit lengang hanya ada beberapa gelintir orang saja di sana. Ada kabar baik, ternyata pelajaran pertama kosong sampai istirahat nanti karena guru-guru tengah mengadakan rapat mendadak. Sasa dan Icha bersorak dalam hati.
Kosongnya pelajaran dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Nia, sang Wakil Bendahara. "Temen-temen, ayo bayar kaaaas!" serunya yang membuat seisi kelas menghembuskan napas panjang, kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Memories
Teen Fiction[ON GOING, Baby] "Ketika kita mencintai seseorang dan apa yang kita rasakan di awal fase mencintai itu adalah rasa sakit dan kepahitan, percayalah, bahwa di akhir nanti rasa manislah yang akan kita cecap sebagai penyembuhnya." Tetapi apakah benar se...