7. Ikut Percaya

259 34 37
                                    

_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______

Jangan lupa voment ya..
Happy reading!

Para siswa-siswi kelas sebelas 1A tengah mengikuti pelajaran olahraga yang dibimbing oleh Pak Warnos, guru olahraga di SMA LD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para siswa-siswi kelas sebelas 1A tengah mengikuti pelajaran olahraga yang dibimbing oleh Pak Warnos, guru olahraga di SMA LD. Mereka semua melakukan pemanasan selama beberapa menit untuk merenggangkan otot. Setelah pemanasan selesai, para siswa mulai bersiap untuk bermain basket sesuai perintah Pak Warnos, sedangkan para siswi dibebaskan dari aktifitas olahraga hari ini.


Bukan tanpa alasan Pak Warnos membebaskan para siswinya hari ini. Khusus hari ini Pak Warnos ingin memperlakukan mereka dengan spesial. Dia tengah berada dalam kondisi mellow sekaligus bahagia karena kemarin istrinya baru saja melahirkan putri pertama mereka. Jadi, dia mengungkapkan rasa syukurnya dengan cara itu.

Sontak saja semua murid yang mendengarnya bersorak gembira, khususnya para siswi yang bersorak paling keras. Mereka semua mengucapkan selamat kepada Pak Warnos akan kabar gembira tersebut. Karena begitu terharunya Pak Warnos sampai menitikkan air mata.

"Sudah, sudah," kata Pak Warnos kemudian, sambil menyeka air matanya dengan perasaan sedikit malu. "Kita mulai permainan basket hari ini. Gilang, pimpin timmu," perintahnya pada Gilang yang menjadi Kapten tim basket di SMA LD.

"Si Keriwil Rese jadi Kapten?!" tanya Sasa dengan nada terkejut.

Sudah beberapa hari ini Sasa menjuluki Gilang dengan sebutan 'si keriwil rese' karena rambut laki-laki itu yang keriting dan juga sifat Gilang yang bukan main resenya.

Icha yang mendapat pertanyaan dari Sasa yang terdengar penuh keterkejutan membalasnya dengan anggukan kepala.

Sasa justru menggeleng-gelengkan kepalanya heran. "Bener-bener gak bisa dipercaya," gumamnya yang disetujui oleh Icha.

"Emang. Gue juga heran, tapi sejauh ini dia bisa mimpin dan bawa tim basket sekolah sampe ke tingkat nasional. Lagian dia juga orangnya tinggi. Jadi, ya, cocok-cocok aja."

Sasa bisa mendengar nada bangga dan takjub yang berusaha ditutup-tutupi oleh Icha. Dia memandang Icha yang duduk di sebelahnya dengan senyum jenaka sambil menoel-noel pipi Icha dengan jarinya, bermaksud menggoda.

Melihat senyuman yang Sasa tunjukkan, membuat Icha tidak nyaman dengan perasaan yang mulai terasa tidak enak. "Apaan, sih!" sentaknya seraya menjauhkan wajahnya dari jari telunjuk Sasa.

Sasa terbahak melihat eskpresi Icha saat ini. Untuk pertama kalinya dia melihat sahabatnya itu salah tingkah dan dia sendiri cukup terkejut, tidak pernah menyangka kalau seorang Venusa Icha Mellama yang terlihat tomboy dan cuek bisa bersikap layaknya gadis manis yang tengah salah tingkah.

Bittersweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang