25.1 Pesta

119 21 15
                                    

_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______

Happy reading!
🌹

Sejauh mata memandang, yang terlihat di sana hanyalah gaun-gaun indah, jas mewah. Berbagai macam makanan manis, seperti kue, berjejer rapi di atas meja panjang yang telah disediakan, beserta minuman.

Wajah-wajah berseri, obrolan yang terus mengalir dari setiap mulut yang beberapa membentuk kelompok kecil melingkar, musik yang mengalun merdu membuat tubuh bergoyang dengan gerakan santai dan ringan.

Semua itu adalah gambaran dari suasana sebuah pesta. Pesta yang diselenggarakan di aula SMA Lovely Darling atas perayaan berdirinya sekolah tersebut yang ke-25.

Pesta yang mewah, hangat, ramai, yang terasa begitu nyaman bagi siapa saja yang berada di sana.

Tapi kenyamanan itu tidak dirasakan oleh Sasa karena entah kenapa dia merasa begitu gelisah seharian ini. Kegelisahan itu begitu mengganggunya hingga kening dan pelipisnya memunculkan butir-butir keringat.

Seharusnya dia merasa bergembira malam ini, merasa mengagumkan dan puas karena gaun yang dia kenakan saat ini begitu cantik.

Gaun yang panjangnya sampai menyapu lantai sedikit, menyembunyikan kaki jenjangnya dengan bagian atas yang tak berlengan. Gaun itu menegaskan proporsi tubuhnya yang tinggi langsing.

Satu lagi hal yang paling menarik dari gaun itu dalah mempunyai efek kemilau tanpa berlebihan dan tidak terlalu mencolok. Serta kain yang menggantung sempurna dibagian belakang yang menyatu dengan tali tipis dibagian lehernya, kain tersebut berfungsi untuk menutupi pundaknya yang terekspos yang sewaktu-waktu dia gunakan jika diperlukan.

Rambut panjangnya yang kini hampir sepenuhnya sudah berganti warna menjadi kecoklatan dia biarkan tergerai, tetapi dia menambahkan sedikit kepangan dibagian kiri rambutnya.

Sasa sedang menunggu Icha yang memang datang bersamanya ke acara pesta, yang saat ini sedang ke toilet, lebih tepatnya sejak tujuh menit yang lalu.

"Senyum ...."

Sebuah suara yang begitu tiba-tiba itu mengejutkannya.

Sasa sedikit oleng ketika tubuhnya bergerak memutar ke arah belakang untuk mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Dia memekik pelan karena gelas yang berisi minuman manis, yang sejak tadi dia genggam hampir tumpah mengenai gaun yang ia kenakan.

Napas Sasa tersekat saat itu juga, demi mendapati tubuh tinggi seseorang di hadapannya yang tak lupa menyuguhkan sebuah senyum padanya.

Senyuman yang membuat jantung Sasa menghentak-hentak di dalam sana. Hentakannya seirama dengan musik -yang baru disadarinya telah berganti EDM.

Ya, tampan, batinnya menilai.

"Senyum," kata Marv lagi, yang dengan polosnya dipatuhi oleh Sasa yang saat ini melengkungkan bibirnya hingga menghasilkan sebuah senyuman manis.


✳️✳️✳️

Marv baru saja melangkahkan kakinya memasuki gedung aula sekolahan yang saat ini sudah ramain dipenuhi oleh seluruh siswa-siswi dan juga guru.

Bittersweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang