_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______
Happy reading!
🌹
Masa-masa penerimaan siswa baru telah dimulai. Seluruh anggota OSIS tenggelam dalam kesibukan mereka untuk mempersiapkan Masa Orientasi Siswa yang akan berlangsung di SMA Lovely Darling. Tentu saja, sang ketualah yang paling disibukkan dalam urusan ini. Selama hampir dua minggu Marv mencurahkan 'dirinya' demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan tahunan ini.
Memang letih rasanya, tetapi dia harus kuat. Demi SMA Lovely Darling-nya.
Marv merenung, selama tujuh hari dia tidak mengikuti KBM dan yang paling mengesalkan adalah dirinya harus dicengkeram rasa rindu akan seseorang karena lama tidak bertemu. Rasa rindu yang dengan kurang ajarnya membelenggunya tanpa mau melepaskan diri.
"Oy!" seru Gilang, saat melihat Marv merenung seperti orang idiot di samping tong sampah.
Dengan santainya Marv merebut botol minuman dingin yang Gilang bawa ketika sahabatnya itu sudah duduk di sebelahnya.
Gilang berdecak. "Situ berani kurang ajarnya cuma sama sini doang. Iya, kan?"
"Tugas banyak nggak?"
"Si Sasa? Baik kabarnya. Yaa, walaupun kadang keliatan murung gitu. Tambah cantik dia."
Marv langsung tersedak mendengarnya. Bukan itu yang dia harapkan untuk didengar saat ini. Hal itu hanya membuatnya semakin sakit karena terus menekan rasa rindunya.
Sasa ... Apakah gadis itu juga merasakan hal yang sama terhadapnya? Disengat oleh rasa rindu.
✴️✴️✴️
Sudah hampir tujuh hari lamanya Sasa diabaikan-- atau merasa diabaikan oleh Marv. Dia tahu memang tidak sepenuhnya diabakain karena Marv tengah sibuk mengurus MOS, tetapi tetap saja dia kesal.
Ah, apa berhak dia merasa begitu?
Pernah suatu hari dia melihat Marv tengah menggendong siswi baru, adik kelas yang sedang mengikuti MOS, karena siswi itu jatuh pingsan saat upacara. Ada lagi di saat Marv mengobrol akrab dengan adik kelas yang berwajah manis, walaupun wajah Marv terlihat biasa saja saat itu, tetapi melihat bagaimana adik kelasnya itu memandang Marv dengan sorot kagum dan suka, membuatnya panas. Panasssss.
Sasa mencoba untuk tidak memperdulikannya. Mereka jarang bertemu, apalagi mengobrol secara langsung, padahal mereka satu sekolah. Satu sekolah!
Marv terkadang sesekali menghubunginya, hanya melalui pesan singkat. Dan hanya terjadi dua kali. Sasa tersenyum masam kala mengingat hal itu.
Laki-laki itu menanyakan apakah dia sudah makan, apakah dia sudah tidur, apakah dia beristirahat cukup. Tetapi dari semua pertanyaan itu, ada satu pertanyaan yang Sasa harapkan Marv akan menanyakannya.
Seperti, apakah Sasa merindukan Marv, dan juga pernyataan bahwa Marv merindukan dirinya.
Marv memang meminta maaf padanya dan mengatakan kalau dia beberapa hari ke depan akan sibuk dan mereka akan jarang bertemu dan mengobrol. Sasa mengerti karena Marv seorang Ketua Osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Memories
Teen Fiction[ON GOING, Baby] "Ketika kita mencintai seseorang dan apa yang kita rasakan di awal fase mencintai itu adalah rasa sakit dan kepahitan, percayalah, bahwa di akhir nanti rasa manislah yang akan kita cecap sebagai penyembuhnya." Tetapi apakah benar se...