3. Suasana Baru

344 49 37
                                    

_______❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤_______

Jangan lupa voment ya..
Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini adalah hari pertama Sasa, tapi dia datang terlambat! Lebih memalukannya lagi, ia datang di saat upacara bendera akan berlangsung. Jelas saja dirinya. menjadi pusat perhatian saat ini.

Hampir semua kepala yang berada di lapangan besar itu menoleh padanya, namun dia berusaha untuk tetap tenang. Mungkin ada sesuatu yang lebih menarik yang mencuri perhatian dari sosok Sasa selain keterlambatannya, yaitu rambutnya.

Ya, rambutnya pirang dan pastinya warnanya terlihat sangat mencolok dan berani di sekolah tersebut karena kebanyakan dari mereka berambut cokelat atau hitam, meskipun Sasa lihat ada juga siswa yang mewarnai rambutnya, tapi itu semua kalah mencolok dibandingkan rambutnya. Sebenarnya dia ingin sekali mengganti warna rambutnya menjadi sedikit lebih gelap, sebelum berangkat ke Solo, tapi dia tidak memiliki banyak waktu untuk ke salon.

Tadi, dia memutuskan untuk menggerai rambutnya yang menggantung indah satu jengkal di atas pinggul daripada menguncirnya dan sepertinya keputusannya itu kurang tepat saat ini. Ketika dia ingin menguncir rambutnya, seseorang datang menghampiri, membuatnya mengurungkan niatnya.

"Selamat pagi," sapa orang itu dengan senyum mengembang. "Saya Amanda, Wakil Kepala Sekolah di sekolahan ini."

Wakasek itu terlihat masih muda, berumur sekitar 27 tahun-an. Sasa kagum pada Bu Amanda. Cantik, lembut, ramah, dan mempunyai jabatan yang cukup tinggi di usianya yang masih muda.

"Selamat pagi," balas Sasa yang juga bersamaan dengan Papanya, Louis, yang berdiri di sampingnya sejak tadi.

"Kamu Sasa, 'kan?" tebak Bu Amanda dengan senyum yang ramah sekali.

Sasa mengangguk membenarkan, ikut tersenyum. "Iya, Bu. Saya Sasa."

Louis dan Amanda berjabat tangan, berbincang-bincang mengenai dirinya. Sasa sendiri tidak begitu ingin masuk ke dalam obrolan tersebut. Jadi, dia memilih untuk mengedarkan pandangannya ke arah bangunan sekolah, tempat parkir dan lain-lain, kecuali ke arah lapangan utama ..., karena dia tidak ingin melihat orang itu lagi di saat seperti ini.

Amanda mengajak mereka ke ruangannya guna membicarakan masalah perpindahan Sasa di sekolah tersebut. Louis dan Amanda melangkah beriringan, sedangkan Sasa mengekor di belakang keduanya.

Mereka mulai duduk setelah dipersilakan oleh Amanda dan wanita itu mulai berbicara. "Saya sudah menerima berkas Sasa kemarin." Dia berhenti sejenak karena ada petugas yang menghidangkan minuman dan camilan di atas meja untuk mereka. "Saya cukup terkejut mengetahui kedatangan Sasa hari ini karena saya pikir Sasa akan datang ke sekolah ini minggu depan."

Bittersweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang