we love you(yn)part29

710 87 3
                                    


"Eonnieeee!!!"

Kau menghampiri makam eonniemu dan menangis sejadi jadinya.

"Eonniee.. Apa kau tak merindukanku? Apa kau tak menyayangiku? Kenapa kau pergi begitu saja?! Kau bahkan tak menyampaikan pesan terkahirmu padaku! Wae??! Katakan.. Jawab aku.. Apa kau tak menyayangi eomma dan appa? Mereka sangat sedih dengan kepergianmu.." kau terus mengoceh dimakan eonniemu.

Eomma dan appamu hanya bisa menangis melihat putrinya sangat menderita karena kehilangan eonnienya.

"Eonniee.. Bisakah kau datang dan memeluku? Bisakah kau katakan sesuatu padaku? Kenapa kau hanya berada dimimpiku?! Hiks"

"(Yn)-ah.. Jangan seperti ini.." eommamu menyentuh kedua bahumu.

"Eommaaa....."

Semua orang yang berada dimakan eonniemu hanya bisa menatapmu iba.

"Gwaenchana.. Ikhlaskan eonniemu.. Kau jangan sedih seperti ini. Ia akan tersiksa nanti" ujar eommamu berusaha menenangkanmu yang sedang menangis histeris.

"Eomma... Wae?! Waeyo?! Eonnie.."

Kau tak bisa melanjutkan kata katamu lagi, kau hanya bisa menangis dan menangis. Padahal kau berusaha untuk tidak menangis dan mengikhlaskan eonniemu. Tapi entah kenapa hatimu tak sedikitpun bisa menahan semuanya.

"Eonnie.. Aku-aku.. Sangat menyayangimu.. Aku membutuhkan eonnieku.. Kapan lagi kau akan membuatkanku cokelat panas kesukaanku? Kapan lagi kau akan mengejeku seperti dulu? Kapan lagi kau akan mengocehiku? Aku merindukanmu eonnie.. Bogoshipoyo.."

Kau melipat kedua kaki dan tanganmu menangis sejadi jadinya. Percuma eommamu menenangkanmu, kau malah makin histeris.

Hujan turun begitu saja, membasahimu dan semua orang yang hadir diacara pemakaman eonniemu.

Ya.. Eonniemu dimakamkan diatas bukit yang luas. Eonniemu pernah bilang dan bertanya padamu.

Flash back

Kau sedang asyik menonton komedi ditelevisi. Kau sungguh bosan karena acaranya sama sekali tidak menarik, kau mengubah chanel TV.

"Aish.. Apa tak ada yang menyenangkan?!"

Kau melempar remote TV dan merebahkan dirimu diranjang eonniemu.

"Ya.. Kenapa kau disini?"

"Wae? Aku bosan.." ujarmu sambil memanyunkan bibirmu.

"Aish.. Kemari.. Baca majalah ini"

Kau mendekat kearah eonniemu dan melihat majalah yang sedang eonniemu baca.

"Tempatnya Indah sekali eonnie" ujarmu sambil melihat padang rumput dibukit yang tinggi.

"Hmm.. Indah kan? Eonnie juga sangat menyukai tempat seperti ini"

"Hmm.. Aku juga" balasmu antusias.

"Eonnie kapan2 kita kesini yah?"

"Hmm.. Tentu saja!" balas eonniemu sambil mencubit gemas pipi tembammu.

"Setiap manusia pasti akan meninggal, jika eonnie meninggal eonnie ingin dimakamkan ditempat seperti ini bersama suami eonnie"

"Hooh? Kenapa eonnie tiba-tiba berkata seperti itu?"

Eonniemu mengendikkan bahunya.

"Entahlah.. Tiba-tiba saja eonnie terpikir begitu. Hehehe"






Fb off

Hujan mengguyur tubuhmu, semua orang berhamburan.

"Kami turut berduka atas kepergian yoorin, kami harap ia akan tenang dialam sana. Kami pamit dulu ya..hujannya mulai deras" ujar salah satu orang teman eommaku.

Yap.. Yoorin adalah nama eonnieku

Eommaku hanya mengangguk.

Eommaku menyentuh kedua pundakku dan mengajakku berdiri.

"Nak.. Ayo pulang" ujar eommamu.

"Anieoo! Aku masih mau disini!! Aku mau bicara pada eonnie"

"Tapi nak.. Ini hujan.."

"Anieo, eomma dan appa pulanglah.. Aku masih mau disini, aku bisa pulang sendiri nanti"

"Tapi nak? Bagaimana kami bisa meninggalkanmu?" ujar appamu sambil mengelus kepalamu.

"Gwaenchana appa.. Aku baik baik saja, kalian pulanglah"

"Nak dengarkan eomma--"

Sebelum melanjutkan perkataanya, appa sudah menyentuh tangan eomma memberi isyarat.

"Huh.. Baiklah.. Eomma dan appa akan pulang, jangan lama lama.. Arraseo?"

"Arraseo" lirihku.

Eomma dan appa mencium keningku sebelum pergi.
















"Eonnie.. Aku merindukanmu.. Peluk aku sekali saja"

"Aku sangat merindukanmu.. Kapan kau akan memeluku lagi? Aku ingin mendengar suara eonnie!"

"Eonnie! Apa kau mendengarku? Kau bilang kau ingin dimakamkan disini bersama suamimu.. Tapi kau meninggal sebelum memiliki suami!!, waeyoo?!!"

Aku terus menangis seperti orang gila, aku sangat berantakan. Kepalaku d sangat sangat pusing, pandanganku mulai memburam.


Sebelum sepenuhnya aku tak sadarkan diri, aku melihat seorang namja dengan payung menghampiriku sambil berteriak memanggil namaku.

"(Yn)!!!"














Semuanya gelap..





















Author pov

Kau terbangun dengan rasa yang amat sakit dikepalamu, tubuhmu sangat pegal, kau mencium bau obat obatan.

"Dimana aku?" lirihmu sambil menyentuh keningmu.

"Kau aman disini.. Ini aku.."

Kau kaget dan menatap namja disebelahmu yang terlihat sedang tersenyum.

"A?? Jongmin.. Jongminn-ah? Kau kah?"

"Ne.. Ini aku jongmin.. Teman smp dan sma mu.." ujar jongmin sambil mengelus kepalamu.

"Jinjjayo?!"

Tanpa babibu kau langsung memeluk jongmin dan menangis sejadi jadinya.

Jongmin adalah Cinta pertamamu, sekaligus temanmu. Walaupun tak dekat tapi kau sangat merindukanya.

"Jongmin-ah.. Eonnie-ku.."

"Gwaenchanayoo.. Dia sudah tenang disana.. Tolong jangan tangisi dia lagi, dia akam sangat sedih melihat adik kecilnya terus menangis"

"Arraseo.. Aku tahu.. Tapi aku merindukan eonnie"

"Aku tahu.. Tapi semua sudah takdir. Mau bagaimana lagi? Kau harus menerimanya"

Kau hanya bisa menangis mendengar jawaban dari jongmin.

Percuma menangis, percuma menyesalinya.

Semua sudah terjadi, waktu tak akan bisa diundur.

Ya.. Beginilah..

Mau tak mau harus menerimanya dan mengikhlaskanya.

















Komen ya.. Maaf banget buat para readers 😣😣

Author bener bener sibukk banget, banyak banget tugas yang harus dikerjain author.. Jadi tolong mengerti ya..😂

Comment and vote.. Oke?



Gumawo readers tercinta..😘





BTS Maknae And You [Random Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang