TaehyungXyouXJimin bag3

654 76 9
                                    

Ini khusus buat  JiminnieGi  atas permintaanya author lanjut deh... :')

Tekan ☆ sblm membaca dan jangan lupa komen setelah membaca! :)







Selamat membaca ^^




****

Aku berlari kecil ke arah rumahku seraya mengeratkan mantelku. Cuaca makin dingin saja akibat deburan angin yang terasa amat deras menusuk kulitku. Baru beberapa jam setelah kejadian Jimin dan Taehyung yang membuatku sakit kepala atas sikap mereka yang sangat ke kanak-kanakan.

"Kau darimana saja?"

Bamm!!

Rasanya tubuhku terasa kaku menatap seorang pria tampan dengan t-shirt birunya, menatapku tajam dengan bibir yang mengatup rapat seperti menahan amarah.

"Ak-aku hanya--"

"Ya! Hanya berkencan dengan pria lain setelah kau sendiri memiliki tunangan?!"

Aku tersentak kaget saat Jeon Jungkook. Pria tunanganku membentakku dan menarik kasar tanganku menghadapnya.

"Katakan padaku! Siapa pria itu?! Dan aku akan menghabisinya!"

Aku terkekeh sinis dan melepas paksa genggaman tanganya pada tanganku, aku menatapnya tak kalah tajam seraya menghela napas kasar.

"Ingat Jeon! Aku tidak pernah menginginkan pertunangan ini! Dan perlu kau tahu sendiri kan? Bahwa kita tidak didasarkan cinta. Kita sama sekali tidak mencintai Jeon!" pekikku nyaring, napasku tersegal-segal menahan amarahku selama ini. Pria bernama Jeon Jungkook itu selalu bersikap kasar dan semena-mena terhadapku. Dan lihatlah ia sekarang? Ia malah menatapku dengan tawa mengejeknya, tubuhnya ia condongkan ke arahku dan menarik rahangku kasar.

"Jangan harap kau bisa kabur dariku gadis lemah. Kau sudah membuat hubunganku dengan Lee Sewon berantakan. Dan sekarang rasakan akibatnya!"






****

Aku menanggis tersengal-sengal seraya memeluk erat kedua lututku. Beberapa kali kakak maupun orang tuaku mengetuk pintu kamarku dan mengajak makan malam bersama. Tapi aku menolaknya.

Kebencianku pada keluargaku makin bertambah saat seorang Jeon Jungkook mengatakan hal itu seolah semua salahku. Padahal yang mengiginkan perjodohan ini adalah orang tuaku! Bukan aku ataupun dia.

Tanggisku makin kencang saat mengingat kembali kejadian tadi.

"Nak, setidaknya turun dan makanlah. Keluarga Jeon sebentar lagi akan datang!"

"Aku tidak peduli! Hiks. Pemaksa! Aku mau kalian batalkan perjodohan ini!" pekkiku nyaring. Aku tahu pasti ibu akan marah, dan benar saja tanpa kusadari pintu kamarku sudah dobrak. Menampilkan seorang pria paruh baya yang terlihat menahan amarah menatapku garang. Diriku meringsut mundur saat Ibuku berjalan perlahan menghampiriku dengan sabuk di tanganya.

"Turun dan makan! Atau rasakan cambukan ini?!"

Karena takut, aku segera berdiri dengan gemetaran dan melewati ayah ibuku takut-takut. Segera aku menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan dapat kulihat seorang Jeon Jungkook sudah berada di sana menatap tajam diriku.

"Sudah selesai menanggisnya?"

Aku mengabaikan pertanyaanya dan segera mengambil tas ranselku dan hendak keluar rumah.

"Hey! Mau kemana kau?! Apa kau tak takut jika ayah ibumu marah? Kau tak takut di pukuli?" Tanyanya sinis.

Aku tersenyum miris seraya mengusap kasar air mataku.

"Lebih baik aku terlantar di jalan seperti seorang gelandangan daripada aku harus dijodohkan dengan pria jahat dan kejam seperti dirimu. Iblis."

Lalu tanpa mau memperpanjang masalah, segera aku melangkah keluar rumah tanpa memperdulikan panggilan ibu maupun ayahku yang terdengar mengerikan. Sialnya hujan turun deras saat itu juga, menguyur seluruh tubuhku hingga bajuku basah. Namun kaki ini terus berlari sejauh-jauhnya dari rumah. Berharap aku tak di temukan siapapun dan mati tiba-tiba.


Kududukan tubuhku di sebuah pinggir tokoh yang sudah tutup. Aku memejamkan erat mataku saat merasakan pusing menyerangku tiba-tiba. Baguslah. Lebih baik aku mati dan tak merasakan apa-apa lagi, daripada harus menghabiskan sisa hidupku dengan paksaan dan pria seperti Jeon Jungkook.









Saat mataku hendak terpejam, dan dirku akan di bawa ke alam bawah sadar, sebuah suara tak asing memenuhi gendang telinganku.

"(Yn)? Kenapa kau?! Apa kau baik-baik saja?!"

Aku sontak membuka kedua kelopak mataku, mendapati pria tampan dengan mata membulat lucu menatapku khawatir.

Aku tersenyum kecil seraya menghela napas pelan.






"Tolong bawa aku pergi... tolong.... P-park Ji-jimin..."






Lalu semuanya gelap..






Tbc

BTS Maknae And You [Random Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang