Don't forget me

1.3K 96 7
                                    

Air mata memenuhi pelupuk mataku melihat wajahnya yang penuh Amarah padaku, tak biasanya dia membentaku seperti ini. Ia salah paham besar padaku, ia melihatku berjalan dengan seorang namja dan menuduhku bermain dibelakangnya.

Sebenarnya namja yang berjalan bersamaku itu bernama Heoseok, heoseok dan aku hanyalah sahabat. Kami berteman saat kelas 3 sd, heoseok memang menyukaiku.. tapi aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya, tapi ia mengerti.

Author POV

"Apa kau bilang? Aku salah paham?!"

"Ne oppa! Kau salah paham!"

"Heoh?!" Dia tersenyum meremehkan sambil berkacak pinggang.

"JELAS JELAS AKU MELIHATMU BERSAMA NAMJA ITU! AKU MELIHATNYA DENGAN JELAS!" bentaknya lagi. Kau tak kuat menahan tangisanmu, dan tangisanmu pun pecah.

"KENAPA PAU MENUDUHKU BAHKAN KAU TAK MEMBERIKU MENJELASKAN! HIKS KAU SUNGGUH KEJAM! HIKS KAU MENJIJIKAN!" Tangisanmu semakin menjadi.

"Ya.." ujarnya sedikit mereda.

"Aku dan heoseok saat itu hanya membicarakan tentang tugas! Kebetulan aku sekelompok denganya.. jadi kami membagi tugas tadi! Tapi kau.. kau malah menuduhku! Kau begitu menjijikan!" Ketusmu.

Ia terdiam menatapmu, matanya penuh penyesalan.

"(Y/n)-ah.. mianheo.. aku..aku sungguh.. munafik!" Ujarnya sambil menunduk menghapus air matanya.

Kau tahu bahwa Jimin cemburu, tapi tak seharusnya dia membentakmu tanpa memberikan kesempatan padamu untuk menjelaskan.

"Kau sadar?! Kau.. kau... Aku sungguh tak mengerti!" Ujarmu sambil menghapus air matamu.

"Mian.." lirihnya lagi.

"Jimin-ah.. ayo putus.. akhiri ini semua supaya kau tak tersiksa.. kau sudah sangat tersiksa bukan?!"

"Mwo? Wae?! Ani.. aku tak mau!"

"Bukankah aku selalu sibuk dengan tugas kuliahku, kau bilang aku bermain dibelakangmu! Kau bilang aku tak bisa meluangkan waktu dengamu!"

"Bukan begitu.. biar aku jelaskan.."

"Aku tak mau mendengarkan apa apa.. aku lelah, aku pulang.." ujarmu sambil meninggalkanya.

Sebenarnya Jimin ngambek sampe kamu harus nyusul dia sampe kerumahnya. Bahkan Jimin sampe delete kontak kamu dan no hp kamu.

"(Y/n)-ah.." Jimin memelukmu dari belakang, sangat erat, kau bahkan hampir tidak bisa bernafas. Kau menepisnya.

"Ya! Kau hampir membuatku kehabisan nafas!"

"Mian.. sungguh maafkan aku.. berikan aku 1 kesempatan lagi.. dan aku akan merubah sikapku yang kekanak-kanakan ini.." lirihnya.

Aku tak tega melihatnya, aku tak bisa melihatnya menanggis. Aku mendekatinya dan menghapus airmatanya.

"Jangan menanggis lagi.."
Ujarmu sambil tersenyum

Ia menatapmu tak percaya.

"Kau..kau memaafkanku?" Tanyanya.

Kau mengangguk walaupun ragu.

"Sungguh terima kasih banyak.." dia memelukmu dan mencium keningmu.

"T-tapi.." ujarmu tiba tiba, ia menatapmu dengan wajah cemas.

"Tolong jangan katakan.." ujarnya semakin takut.

"Aku lapar oppa.." ujarmu sambil terkekeh.

Ia terlihat sangat takut kehilanganmu.
Ia hanya tertawa sambil menarik tanganmu menuju mobil.

"Oppa.. mau kemana? Ini sudah malam.."

"Kau lapar kan? Kita makan.." ujarnya sambil tersenyum.

"Tapi.. apa masih ada restoran yang buka pada jam segini? Ini udah jam 10 oppa.."

"Lagipula.. lagipula kan mama sama papamu ngak dirumah.. ada kok restoran yang masih buka.."

"Mana mungkin.."

"Ini dia.." ujarnya tiba tiba. Kau menoleh kearah restoran itu, kau sungguh tak percaya.

"Ini restoranku sayang.." ujarnya sambil mencubit pipimu.

"Jinjja?! Daebak.. sangat keren." Ujarmu sambil mengacungkan kedua jempol.

"Gumawo baby, ne kajja!" Ia melepaskan sabuknya dan turun dari mobil, diikuti denganmu.

"Woaw.. oppa, ini besar sekali.."

"Apa baru pertama kalinya kau melihatnya?"

"Hmm.."

"Padahal ini dekat dengan rumahku.."

"Aku kan jarang keliling disekitar sini."

"Lain kali kita keliling ya.." ujarnya sambil cium tangan kamu. Kamu cuma nganguk, dan kalian pun masuk kedalam restoran.

"Kamu mau apa sayang?"

"Aku pesanya kayak kamu aja ya.."

"Oke.. 2(.........)"

Titik titiknya isi sendiri ya..

"Ini makanannya.. saya permisi.."

Kalian hanya mengangguk sambil tersenyum dan melahap makanan masing masing.

"Enak kan?"

"Udah biasa kali Chim!" Ujarmu males

"Dasar!"

"Mwo?!"

"Ani.. hehehe" ujarnya sambil terkekeh

Kau hanya menatapnya tajam, kalian menghabiskan makan malam kalian dengan canda dan tawa bersama.

End...

BTS Maknae And You [Random Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang