TaehyungXYouXJimin

566 73 11
                                    

Aku mengeliat nyaman seraya menarik-narik sesuatu yang lembut menutupi sebagian tubuhku, rasa hangat serasa menyelimuti tubuhku. Tapi seketika sebuah suara membuat tidurku terganggu.

"Ekhmm..."

Aku masih tak menghiraukanya, diriku sibuk mengeratkan selimutku dan memejamkan mataku rapat-rapat, berusaha tidur kembali.

"Ehm... (yn)? M-maaf menganggu tidurmu? Tapi apakah kau lapar? Kau sudah bangun kan?"

Sontak mataku terbuka lebar, selimut lembut yang menutupi tubuhku sudah kulempar entah kemana. Seketika mataku mendapati laki-laki tampan dengan iris hitamnya menatapku lekat.

"J-jimin?"

"Ya, kau tadi jatuh pingsan dan memintaku untuk membawamu kesini. Apa kau baik-baik saja?"

Aku mengambil posisi duduk dan menunduk malu. Kumainkan jari-jariku seraya mengingat kejadian yang dikatakan Jimin tadi. Otakku kembali berputar, mengingat kejadian menyakitkan tadi.

"Ini jam berapa?" ucapku seraya mengadahkan kepalaku pada pria yang masih menatapku sama.

Jimin melirik jam tangan hitamnya.
"Hampir jam 12 malam."

Lagi-lagi aku terkejut bukan main. Aku sudah merepotkan pria di hadapanku ini yang sedari tadi menjagaku tanpa tidur. Dan lihatlah sekarang, diriku sudah berada di kasur empuk miliknya. Kutatap kembali Jimin dan memperhatikan wajahnya. Terdapat kantung mata di bawah matanya.

Astaga, aku benar-benar gila!

"Ma-maaf Jim... a-aku..."

"Sudahlah. Tak apa-apa, sekarang kita makan ya?"

Aku mengangguk lemah, ia menjulurkan tanganya padaku dan membantuku berdiri. Kepalaku masih terasa sedikit pusing akibat terkena hujan tadi, perutku juga terasa amat lapar. Beruntung Jimin mengajakku makan.

"Ayo."








***

"Kenapa kau bisa kabur dari rumah?" tanyanya seraya menyuapkan daging sapi ke dalam mulutnya.

Aku tersenyum miris sambil memainkan ramyunku dengan sumpit. "Ya, hanya sedikit masalah."

"Apa kau yakin dengan ucapanmu tadi? Bahwa kau memintaku membawamu pergi dari rumahmu. Aku tahu pasti itu adalah masalah yang serius kan?"

"I-itu--"

"Masalah perjodohanmu dengan Jungkook. Pasti kau tidak mencintainya."potongnya cepat.

"K-kau... kenapa bisa tahu?''

"Ya. Kau saja menyukai Taehyung, apa kau ingat?" ucap Jimin sambil menundukan kepalanya pelan. Dapat kurasakan gurat kecewa dari cara bicara dan raut wajahnya.

"Maaf."

"Tak perlu minta maaf, itu memang benar. Aku tak bisa menghindar dari kenyataan."

Terjadi keheningan sesaat setelah Jimin mengatakan hal itu. Sungguh, rasanya aku ingin cepat-cepat pergi dari sini. Pokoknya pergi kemana saja.

"Umm... kurasa aku mengatuk (yn). Aku tidur ya? Jika kau masih lapar makan saja, piringnya nanti biarkan pembantu yang membersihkanya." ucap Jimin tiba-tiba memecah keheningan.

Aku mendongakan kepalaku menatapnya, lalu kepalaku beralih ketempat lain mencari sesuatu.
"Kau punya pembantu? Tapi--"

"Ya, dia akan datang pagi nanti dan membersihkanya. Dan ya, kau nanti bisa tidur di kamar tamu di lantai dua. Dah! Aku tidur yaa..."

Aku hanya mengangguk lemah seraya mendesah dalam hati. Rasanya aneh, Jimin kelihatan tak seperti biasanya. Ia terlihat canggung denganku.










****

Taehyung : Kau dimana? Jam tujuh tadi aku pergi ke rumahmu dan kau tak ada! Kata ayah dan ibumu kau nelarikan diri! Katakan kau dimana (yn). Aku mencemaskanmu!"
7:30

(Yn): maaf Tae. Aku sedang di rumah Jimin.
12:45

Aku menghela napas kasar seraya melempar sembarang ponselku. Kupeluk erat-erat bantal guling melampiaskan kemarahanku saat kejadian beberapa jam yang lalu. Sungguh sebenarnya aku khawatir pada Ayah dan Ibu. Tapi aku tak tahan jika harus di paksa dan di tekan oleh mereka.

Aku tak mencintai Jeon Jungkook!

Tingg!!

Taehyung: astaga (yn)? Kenapa kau bisa sampai ke rumah pria sialan itu?! Kau tahu? Ia bukan pria baik-baik. Tunggulah! Aku akan menjemputmu ke sana.

(Yn): jangan tae. Jangan sekarang, aku mengantuk. Lagipula ia tak macam-macam. Sekali lagi maaf membuatmu khawatir.

Aku membaringkan tubuhku di kasur empuk seraya melepas napas kasar. Kuusap kasar air mataku yang tiba-tiba saja jatuh.

"Astaga. Kenapa aku menanggis lagi?"

Sungguh. Aku tak bisa menahanya. Perasaan ini amat aneh, tiba-tiba saja aku membutuhkan sebuah pelukan. Diriku memeluk kedua lututku dan mulai menanggis dalam diam, takut membangunkan Jimin.

"Hiks. Hiks, aku... aku lelah... hiks, maaf ibu... ayah..."








Ckelek




Aku tersentak kaget dan menatap ke arah pintu. Mataku membulat sempurna saat melihat seorang pria dengan rambut basah dengan kaus hitamnya yang terlihat basah kuyup menatapku sambil tersenyum miring.












"Dapat kau gadis nakal!"











Tbc

Hayoo siapa kira-kira tuh cowok?

Don't forget to vote and comment.

Semakin banyak yang ngendukung author. Semakin semangat pula author ngelanjutin cerita ini!

Btw maap ya ngantung :')


Chalga!!

BTS Maknae And You [Random Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang