"Kamu yakin mau sekolah?" tanya seorang pria paruh baya berperawakan tinggi dengan wajah khas Barat. Ditatapnya lawan bicaranya yang terlihat Bersemangat dengan mata berbinar-binar.
"Yakin seratus persen, Key bosan di rumah mulu."
Gadis yang menjadi lawan bicara pria tersebut adalah Keysha Aulia Radiata, gadis dengan wajah blasteran Jerman-Indonesia.
"Dengan satu syarat." Pria itu melepaskan kacamata hitam miliknya dan meletaknya di atas meja. Wajahnya terlihat lebih serius dibanding tadi.
"Apa syaratnya, om?" tanya Keysha dengan nada penasaran.
"Kamu nggak bolek capek dan jangan setres."
Keysha tertawa. Ia kira syaratnya bakal aneh, eh tahunya semudah itu. Kalau begitu Keysha sanggup.
"Ok Om Axel." Keysha mengacungkan jempol kanannya.
Kebahagiaan yang terpancar pada mata Keysha membuat Axel sedikit bernapas lega. Setelah tiga bulan Keysha hanya berdiam diri di rumah, akhirnya ia bisa menghirup udara luar. Menikmati harinya untuk sekolah.
Ada beberapa alasan Keysha memilihi bersekolah di SMA ini. Alasan utamanya adalah sekolah ini milik papanya. Berharap di sekolah ini ia mengukir kebahagiaan yang baru. Melupakan sekolah lama dan kenangan buruk.
Axel selaku kepala sekolah mengantarkan Keysha ke kelas barunya. Sepanjang jalan Keysha tersenyum menyapa para murid. Tidak jarang seorang murid laki-laki menggoda Keysha.
Hingga sampailah mereka di dalam ruangan bernuansa pastel. Kelas ini begitu elegan dan mewah. Di sudut ruangan ada sebuah rak gantung yang dipenuhi buku-buku dan pada dinding ruangan dipenuhi oleh lukisan-lukisan yang begitu indah. Di dalam hati Keysha takjub dengan kelas ini. Berbeda dengan sekolahnya dulu.
"Assalamualaikum anak-anak." Keysha langsung tersadar dari lamunannya ketika Axel berbicara.
Keysha menjawab salam yang dilontarkan omnya itu bersamaan dengan murid lainnya.
"Hari ini kalian dan sekolah ini kedatangan murid dan teman baru. Dia pindahan dari SMA Adiratna. Saya harap kalian bisa berteman baik dengannya."
Axel memberi kode pada Keysha untuk memperkenalkan diri. Dengan senang hati ia mulai memperkenalkan dirinya.
"Hai, gue Keysha Aulia Radiata, panggil aja Keysha. Salam kenal." Keysha tersenyum setelah mengakhiri perkenalannya.
"Panggil honey boleh, nggak?" celetuk salah satu siswa yang dihadiahi sorakan dari siswa lain.
"Boleh, kan aku manis." Kini Keysha yang dihadiahi sorakan. Keysha hanya terkikik geli.
"Key kamu duduk di sebelah Reynand."
Seketika murid yang sejak tadi heboh langsung terdiam. Semua murid memandang Keysha dengan tatapan horor. Sang empu hanya menautkan kedua alisnya.
"Di belakang om ehh .... pak?"
"Iya, cuma ada satu bangku kosong, ya di belakang."
Keysha hanya mengangguk seraya menatap kursi yang akan ditempatinya. Sekilas ia melihat teman sebangkunya, dia tampak acuh. Seakan tidak ada yang terjadi, dia sejak tadi membolak-balikan buku catatan biologinya. Tanpa menghiraukan keributan yang terjadi.
Keysha berjalan menuju kursinya. Saat menuju kursinya, seorang gadis berhijab tersenyum ke arahnya. Keysha membalasnya.
"Hai," sapa Keysha ke teman sebangkunya, Reynand.
Tidak ada reaksi. Hening.
Keysha mencoba mengenalkan diri kembali. "Hai, gue Keysha, lo Reynand ya?"
Akhirnya cowok itu menoleh. Tatapannya membuat Keysha menganga sempurna. Sungguh tatapannya terlalu Masyaallah untuk Keysha yang Astaghfirullah.
"Hm."
Respon yang singkat membuat Keysha mengelus dada.
"Eh yang bener aja gue duduk sebelahan sama manusia kulkas gini. Semoga gue bisa bertahan hidup, Aamiin," batin Keysha.
Gimana menurut kalian bagian awal setelah di revisi?
Jangan lupa tinggal jejak😘Belajar dari pengalaman ya gaes. Jangan jadi silent reader nggak ada gunanya. Kalian tinggal pencet tombol bintang dan kasih komentar. Yuk, saling menghargai.
Salam hangat dari aku yang duduk sendirian di kamar💛❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Keynand [END]
Teen FictionKisah seorang gadis yang berjuang mengobati luka yang berasal dari masa lalu. Bayangan masa lalu kerap menghampirinya sehingga ia berubah menjadi sosok yang berbeda. Orang lain akan menganggap dialah orang yang paling bahagia. Namun, itu hanya keboh...