01 || SIAL!

33.7K 990 11
                                    

Happy Reading!!
Selamat datang di cerita baru author yang absurd ini^^

________________________

Gadis bertubuh mungil itu masih enggan untuk beranjak dari tidurnya. Dia masih setia pada mimpi - mimpi tidak jelasnya itu, walaupun matahari sudah sangat cerah menampakan sinarnya. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk bangun walaupun bermalas - malasan. Diliriknya jam di atas nakas menunjukkan pukul 07.20, seketika matanya membulat dan wajahnya panik.

"Astaga gue telat!! " Teriak gadis itu heboh.

Langsung saja dia berlari ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi bebeknya, karena tidak memungkinkan jika dia harus berlama - lama. Hanya butuh waktu 10 menit untuk mempersiapkan semuanya, rambutnya ia cepol asal, baju bagian lengan dia tekuk, dan bagian bawah di ikat. Menggambarkan badgirl yang sesungguhnya.

Ya, dia adalah Azialita Amodia Alexander. Gadis yang biasa di sapa Zia ini memang sudah sangat sering telat. Walaupun sudah terbiasa tapi tetap saja ini menjadi hal yang menyebalkan. Pasalnya dia harus selalu terkena siraman rohani dari guru kesiswaan dan harus berurusan dengan ketua OSIS, salah satu orang yang membuat mood nya hancur seketika.

Zia berlari menuruni anak tangga satu persatu dan menuju meja makan untuk sekedar minum susu dan berpamitan.

"Mi.. Pi.. Bang.. Zia berangkat daaa!! "
Pamitnya setelah menyesap susu terlebih dahulu dan melenggang pergi.

"Gak sarapan dulu dek!?" Tanya Reyzand ralat teriak Reyzand pada Zia.

"Udah telat banget ini!! " Balasnya tak kalah kencang sambil berlari keluar rumah.

Mami dan papi Zia pun hanya mengeleng - gelengkan kepala, kejadian seperti ini sudah menjadi salah satu sarapan pagi mereka melihat tingkah putrinya yang satu ini.

Sudah sering, bahkan setiap hari Siska-mami Zia- menasihati. Tapi tetap saja putrinya ini bertingkah seperti itu. Bahkan Bram-papi Zia- pernah mau memindahkanya ke Asrama, tapi ditolak mentah-mentah sampai-sampai Zia jatuh sakit. Padahal itu hanya permainan Bram untuk membuat Zia berubah, tapi malah membuat putri kesayangan nya itu sakit. Alhasil sekarang mereka hanya mengawasi dan menasihati untuk apa yang selalu Zia lakukan.

"Yaudah Mi Pi abang juga mau berangkat"
Pamit Rey.

"Loh tumben bang, biasanya berangkat siang"
Tanya Bram seolah tak biasa jika anak keduanya ini berangkat pagi.

"Dosenya ngambil jadwal pagi Pi, katanya nanti siang mau jemput mertuanya di Bandara gitu"
Jelas Rey.

Bram dan Siska hanya manggut-manggut dan membiarkan putranya itu pergi.

<<<<>>>>

Zia memarkirkan mobilnya asal, dititipkanya mobilnya itu dirumah orang di dekat sekolahnya karna tidak memungkinkan jika dia memarkirkan di halaman sekolah. Gerbangnya saja sudah di tutup bagaimana dia bisa masuk?

Seperti biasa jika telat seperti ini dia akan memanjat pagar yang berada di halaman belakang sekolah. Tapi sepertinya dewi keberuntungan sedang memihak kepadanya, pintu pagarnya terbuka dan hal itu tidak akan di sia-siakan oleh Zia.

Mungkin tadi ada tukang kebun yang tak sengaja lupa menutup kembali pintu itu. Dan Zia pun tidak akan pernah berhenti berterima kasih kepada tukang kebun itu meski itu hanya sebuah ketidak sengajaan tapi ya tetap saja ini adalah keberuntungan bagi Zia.

Dia terus mengucapkan kata 'terima kasih' didalam hati seraya berjalan mengendap-endap memasuki halaman belakang sekolah. Kepalanya celingukan, matanya terus menelisik memastikan bahwa tidak ada orang yang melihatnya. Setelah dirasa aman, Zia pun berjalan santai dan bernafas lega.

SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang