39 || What's Wrong with Korea?

9.8K 427 28
                                    

Semenjak kejadian semalam, Zia sedikit canggung jika berdekatan dengan Gio. Ada rasa yang tidak bisa dideskripsikan. Seperti, sesuatu yang terlalu mengganjal dan itu membuat tidak nyaman. Jelas saja, topik semalam adalah topik yang tidak pernah ada di list pikirannya dan juga, Zia tidak tahu harus apa dan bagaimana.

Semalam, setelah Reyzand mengatakan hal itu, tidak ada yang berbicara sampai mami Siska tiba-tiba menghidupkan musik dan mulai bernyanyi lagi, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Semuanya pun ikut ke dalam drama yang mami Siska buat, kembali ke kegiatan mereka sebelumnya, dan mengenyahkan topik yang tidak mengenakkan itu. Tetapi, yang terjadi diantara Zia dan Gio setelah sebelumnya bertatap-tatapan adalah, Gio yang mengakhiri itu dengan senyuman. Seolah mengatakan 'lupakan'. Lalu duduk dengan canggung, bersama Ayhas yang masih berada dipangkuan Gio.

Masih berada dirumah orang tuanya, Zia duduk di sebuah ayunan gantung yang berada di teras belakang. Sambil menikmati semilir angin pagi gadis itu juga sesekali menyesap tehnya. Pikirannya masih saja melayang kemana-mana. Jujur dia bingung, dia pikir semuanya akan baik-baik saja, berjalan dengan semestinya. Berjalan dengan baik seperti apa yang ia perkirakan. Tapi, ini?

Hembusan napas lelah lagi-lagi keluar dari sela bibirnya. Apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki keadaan ini? Walaupun dirinya terlihat baik-baik saja, tapi percayalah, hatinya sangat gundah sejak semalam. Dirinya dan Gio pun mendadak canggung jika bertemu. Makanya Zia memilih untuk menyendiri di sana.

Bunyi notifikasi dari ponselnya mengalihkan dunia pikirannya tadi. Ada sebuah pesan dari Vea. Sebuah pertanyaan sederhana yang membuat otaknya langsung bekerja cepat. Tanpa membalasnya, Zia berjalan tergesa masuk ke dalam rumah, tepatnya menuju kamarnya.

Zia liburan ke mana?

Kenapa tidak semalam saja Vea bertanya seperti itu. Jika tau, Zia tidak perlu pusing memikirkan sebuah solusi.

"Gio?" sang empu nama menoleh. Gio baru saja hendak duduk di sofa.

"Apa?"

"Mau ngomong boleh?"

Gio mengangguk, lalu menjatuhkan tubuhnya diatas sofa. "Ngomong apa?"

Zia pun ikut duduk di samping Gio, diam sejenak guna memikirkan kata yang pas untuk ia ucapkan. "Liburan, yuk!"

"Ha?" jelas saja Gio bingung, tiba-tiba Zia mengajaknya pergi liburan. Ada apa dengan gadis ini? "Maksudnya gimana?"

"Ya, kita pergi liburan gitu, kan udah libur juga. Masa mau dirumah terus."

"Mau ke mana emang?"

Zia menyunggingkan senyumnya, ini yang dia tunggu-tunggu. "Korea!" serunya.

Sebelah alis Gio terangkat, "Cuma Korea?"

Senyuman di wajah Zia semakin merekah, "Boleh yang lain-lain?" tanyanya.

"Boleh-boleh aja."

"Oke nanti gue buat list nya."

Diam-diam Gio pun ikut tersenyum, istrinya memang unik.

🐨

"Papi, Zia sama Gio mau liburan. Boleh?"

Saat ini makan malam sedang berlangsung. Mendengar itu dari Zia, semua mata-kecuali Gio, menatap kearahnya.

"Liburan ke mana, dek?" sebelum papi Bram menjawab, Reyzand sudah mendahului.

"Kepo!" Zia menjawab ketus.

Reyzand yang mendengar itu pun mendengus sebal sembari matanya berotasi. "Gak usah ke Korea ya,"

Nah, kan! Zia paling malas jika membahas soal liburan bersama Reyzand. Abangnya itu pasti melarang dirinya untuk pergi ke negara yang selama ini ia impi-impikan. Jika dulu Zia harus menurut karena Reyzand pun juga ikut berlibur, tapi kali ini tidak akan! Dia akan pergi bersama Gio, tidak ada Reyzand disana dan Zia bisa bebas.

"Kenapa, sih? Gak usah ikut campur ya. Gue yang mau liburan lo yang ngatur-ngatur, idih!"

"Ooh, jadi lo rencana mau ke Korea, iya? Gue udah ngomong berkali-kali, gak usah ke sana. Masih banyak negara lain yang lebih bagus wisatanya." acara debat didepan meja makan pun dimulai.

"Lo kenapa, sih? Setiap gue pengen liburan ke sana lo larang-larang. Gue pengen sekali aja ke sana, gak ke negara lain yang lo saranin. Bosen!"

"Ke Eropa aja udah! Bagus ke Paris, negara romantis tuh, cocok! Gak usah menye-menye mau ke Korea segala."

"Ih! Mau-mau gue lah! Gue yang liburan ya, bang. Jadi plis, lo gak usah ikut campur!"

"Oke, terserah! Kali ini gue gak peduli!" setelah mengatakan itu Reyzand langsung beranjak dari duduknya dan pergi. Meninggalkan makanannya yang bahkan belum habis.

"Kenapa, sih dia?" Zia langsung cemberut, baru kali ini dia melihat Reyzand semarah itu. Kenapa? Ada apa? Kenapa harus Korea yang Reyzand hindari? Ada apa sebenarnya? Zia hanya ingin ke sana untuk berlibur. Sekaliii saja, tidak masalah, kan?

"Udah, biarin abang kamu. Kayaknya mood nya lagi anjlok." mami Siska menenangkan.

"Zia bener mau ke Korea?" papi Bram pun bertanya.

Zia mengangguk sebagai jawaban. Masa bodoh lah dengan Reyzand, Zia sudah sangat kebelet untuk pergi ke negara itu. Abangnya urusan belakang, yang terpenting hasratnya terpenuhi.

"Pergi aja gak pa-pa. Soal abang kamu biar papi yang urus. Kalian siapin aja liburannya."

"Beneran, pi? Boleh nih Zia pergi?" Zia berusaha memastikan.

"Yang penting Gio jaga Zia nya, ya?"

Gio pun mengangguk mantap. Zia istrinya, tidak mungkin Gio tidak menjaga Zia. Dia tidak akan membiarkan gadis itu pergi sendirian, negara orang, berbahaya. Lebih baik dirinya mencegah, daripada sudah kejadian. Penyesalan seperti kemarin pun tidak ada gunanya.

Tapi, tanpa mereka sadari Reyzand sedari tadi menguping dibalik tembok. Berharap cemas semoga Zia mendengarkan perkataannya. Tapi,tidak, Zia tetap keras kepala. Gadis itu jika sudah mengambil keputusan haram baginya untuk mengingkari.

Keputusan Zia barusan berhasil membuat rahang Reyzand mengetat, tangannya pun menggenggam erat sampai nadinya terlihat. Apalagi wajahnya yang sangat-sangat merah menahan amarah.

Sepertinya keputusan yang Zia ambil kali ini salah besar.

"Semoga yang gue khawatirkan gak terjadi." akhirnya pun hanya ada hembusan napas lelah yang ia keluarkan. Kali ini dirinya sudah tidak bisa apa-apa. Reyzand hanya bisa berdo'a, memohon kepada Tuhan untuk tetap menjaga adiknya, apalagi hatinya.

____________________________________
Tbc.

Sedikit? Iya tau:)

Ada apa sama bang Rey, tuh?

Don't forget vote, guys!!



SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang