09 || Kesepakatan

18.4K 702 8
                                    

Happy Reading guys!!

________________________

Mentari pagi menembus melalui celah kecil ventilasi dan gorden, membuat dua manusia yang sedang tidur dengan posisi berpelukan mengerjap pelan

Perlahan tapi pasti, mereka membuka mata. Kehangatan dan kenyamanan mereka rasakan. Hembusan nafas mengenai bagian wajah masing-masing karena posisi yang terlalu dekat

Hingga manik mata mereka bertemu, membuat detak jantung yang tadinya normal sekarang seakan sedang mengadakan konser di dalam sana

Sontak hal itu membuat Zia dan Gio langsung bangun dan dengan kompak menjauh dari tempat tidur. Bahkan mungkin baru kali ini Zia melihat ekspresi Gio yang terkejut sama seperti dirinya. Mereka mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam, lalu mereka menemukan guling yang digunakan untuk pembatas tergeletak tak berdaya di lantai

"Ngapain lo peluk-peluk gue?! Nyari kesempatan dalam kesempitan. Iya?! " Entah itu kalimat emosi atau hanya kalimat yang berusaha untuk menutupi rasa malunya. Zia sendiri tidak tahu

"Lo yang meluk-meluk gue" jawab Gio tak terima

"Udah jelas-jelas lo yang pegang-pegang pinggang gue!!"

"Terus tadi lo pikir, lo gak pegang pinggang gue gitu? Malah lo lebih kenceng tau gak? "

"Aishh lo tuh ya udah salah gak mau ngaku!! "

Setelah itu Zia langsung berlalu memasuki kamar mandi

Meninggalkan Gio yang menghembuskan nafas lega sembari memegangi dadanya yang berdegub kencang "Untung gue gak punya riwayat penyakit jantung " Gumamnya

Sementara Zia, dia masih berdiri di balik pintu kamar mandi yang tertutup. Dia merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya membalas pelukan Gio dan merasa nyaman berada di dekapanya "Ya Allah.. Apa yang udah gue lakuin?? Bodoh bodoh! "

Sembari menunggu Zia yang sedang membersihkan diri, Gio merapikan tempat tidur lalu melangkah menuju balkon untuk merasakan segarnya hembusan angin pagi sebelum terkena polusi

CKLEK!

Hingga suara pintu yang di buka menginterupsinya, memperlihatkan Zia yang sudah rapi dengan baju santainya. Langsung saja dia masuk dan menghampiri Zia yang masih terlihat kesal denganya

Melihat Gio yang berjalan kearahnya lalu berdiri didepanya, Zia fikir Gio akan meminta maaf. Tapi ternyata dia malah merampas handuk yang berada di tangan Zia

"Lo gak punya handuk apa gimana sih?! " Ucapnya tersulut emosi

Hal itu membuat Gio langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Zia "Gue kesini cuman bawak dua pasang baju. Ya lo pikir sendiri lah"

Mendengar jawaban dari Gio, membuatnya kesal setengah mampus. Dan memilih keluar dari kamarnya

Zia berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya hingga menimbulkan suara yang membuat orang-orang di ruang makan menoleh kearahnya--menatapnya heran--, sampai dia duduk di hadapan mereka dengan raut wajah yang sangat kesal

"Kenapa dek? " Tanya Rey mewakili ekspresi Bram dan Siska. "Habis berapa ronde semalem? Gio main kasar yaa sampek bikin lo kesel kek gini" Lanjutnya

"Apaan sih. Gue gak ngerti bahasa lo" Jawab Zia, sementara Bram dan Siska berusaha menahan tawanya agar tidak pecah sekarang juga

"Itu loh malem pertama, Gio gak main lasar kan?? " Tanya nya lagi

Zia nampak diam sebentar mencoba memahami perkataan Rey

SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang