44 || Flash back

8.5K 311 12
                                    

2,5 years ago...

"Aww!" Gio terkejut, dia yakin saat ini dirinya sedang menjadi bahan tatapan.

Gadis yang tadi tak sengaja di tabraknya masih bersimpuh seraya meringis. "Maaf." sudah kepalang malu akhirnya Gio memilih pergi setelah mengucapkan kata maaf. Pikirnya, tak apa, yang terpenting dirinya sudah meminta maaf.

Menjadi bahan tatapan  adalah hal yang sedari dulu ia benci. Menurutnya dirinya itu bukan santapan publik. Apalagi untuk gadis-gadis yang super duper mencari perhatian penuh darinya, menyapa dengan suara yang demi Tuhan bisa membuat perut Gio mual seketika.

Apalagi saat ini, ketika dirinya menjadi murid baru. Kakak kelas yang seharusnya lebih lihai menjaga image pun, malah dengan terang-terangan meminta nomor ponselnya. Tidak punya harga diri sama sekali!

Bahkan Rafael dan Bastian pun sampai menertawakannya. Gila! Seharusnya mereka berdua membantu dirinya untuk menghindar, tapi ini? Yang ada kedua manusia itu malah menyodorkan dirinya kepada satu-persatu gadis yang ada di sekolah itu.

Lagi pula, bagaimana bisa SMA Antariksa—yang notebenenya adalah salah satu SMA terbaik di Jakarta Selatan—menerima siswa yang modelannya begitu. Apakah karena IQnya? Gio tidak yakin, karena attitude itu harus di nomorsatukan.

Setelah ini dirinya harus segera berkonsultasi ke Ayahnya. Demi menyelamatkan nama baik sekolah dari anak-anak yang menurutnya sangat-sangat bad.

🐨

Tuk!

Tangan Gio langsung terangkat untuk menyentuh kepalanya, yang dimana tadi baru saja terkena lemparan sebuah kaleng minuman. Kepalanya celingukan mencari siapa pelaku atas perbuatan tersebut. Sakitnya memang tak seberapa, tapi harga diri itu tetap harus dijaga.

"WOI!"

Kedua alis Gio menyatu kala melihat seorang gadis berjalan ke arahnya dengan langkah cepat. Apakah gadis ini yang baru saja melempar kaleng? Jika iya, seharusnya dirinya yang marah, tapi kenapa kelihatannya seperti gadis itu yang baru saja terkena lemparan kaleng?

"Maksud lo apa?" kerutan di dahinya semakin bertambah. Ini gadis satu kesambet atau bagaimana? Kan kepalanya yang baru saja menjadi korban, dan seharusnya dia yang tadi bertanya seperti itu.

"Maksud lo?" dirinya balik bertanya.

"Maksud gue, Maksud lo apa kamaren nabrak-nabrak gue?!" nada suara gadis itu semakin meninggi.

Kali ini entah Gio mesti bersyukur karena keadaan sedang sepi, atau malah merasa kurang beruntung karena dipertemukan dengan gadis yang kemarin ia tabrak.

"Gak sengaja." jawabnya singkat.

"Apa? Gak sengaja kata lo?!"

Ini cewek maunya apa sih? Kan, kemarin juga dirinya sudah minta maaf. Apa masih kurang? Dan juga, aneh sekali. Biasanya dia yang marah walaupun dia yang salah, baru kali ini ada yang berani memarahinya. Gadis pula.

"Lo liat gak ada orang yang lari didepan lo? Kalo jalan matanya di pake buat liat! Bukan buat pajangan doang!" tukas tajam gadis itu.

Mata tajam Gio langsung melirik ke name tag gadis didepannya, 'Azialita Am. A.' Seluas senyum miring langsung terukir di bibirnya. Berani sekali gadis ini mengata-ngatainya.

SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang