Happy Reading!
____________________________________
Sinar matahari pagi dengan lancangnya menerobos masuk kedalam ruangan melalui celah-celah ventilasi, membuat gadis yang sedang bergelung didalam selimut itu terusik.Perlahan kelopak matanya terbuka, sedikit mengernyit kala retinanya mencoba terbiasa dengan sinar yang ia terima.
Setelah sepenuhnya terbuka, matanya mengedar keseluruh ruangan untuk melihat jam yang menggantung di dinding kamar tersebut--memastikan pukul berapa saat ini. Waktu menunjukkan pukul 06.10
Hembusan nafas ringan dia keluarkan. Masih pagi ternyata, tapi sang mentari sudah sangat semangat sekali mengeluarkan sinarnya.
Lemas. Itulah yang saat ini dirinya rasakan. Zia teringat, kemarin dia kurang enak badan. Dan dengan telaten nya suaminya itu mengompres dirinya. Seharusnya kan dia yang merawat Gio. Pasalnya suaminya itu baru saja mengalami kecelakaan kecil didapur mereka. Yang mengakibatkan tangan lelaki itu harus di pasang gips.
Zia memutuskan untuk bangun dan bergegas kekamar mandi untuk sekadar mencuci muka dan menggosok gigi.
Setelah selesai dengan kegiatannya. Gadis itu keluar dari kamar menuju kedapur--berniat ingin membuat sarapan.
Langkahnya terhenti diambang pintu dapur, kala ia melihat sosok lelaki yang tak lain adalah suaminya tengah sibuk sendiri, entah apa yang ia lakukan. Zia tidak tahu, karena posisi Gio yang membelakanginya.
Lalu Zia menghampiri Gio untuk melihat apa yang sedang dilakukan lelaki itu. "Ngapain? " Tanya Zia yang sudah berdiri di sebelah Gio.
"Udah bangun? " Alih-alih menjawab, Gio malah balik bertanya.
Zia tidak menjawab pertanyaan bodoh itu. Jelas Gio sudah tau jika dirinya sudah bangun. Dasar demit dingin aneh! Umpat nya dalam hati.
"Gimana? Udah enakan? " Tanya Gio yang mengingat kondisi Zia kemarin.
"Lumayan" Lantas Gio mengangguk tanpa mengalihkan pandanganya dari yang sedang ia lakukan, barang sedikitpun.
Gio sedang sibuk dengan mie yang saat ini tengah dimasaknya. Zia yang melihatnya geleng-geleng, lelaki itu terlihat sangat kesusahan sekali. Bayangkan saja, memasak dengan menggunakan satu tangan dan apalagi kemampuan memasak yang dimiliki Gio sangat minim. Lelaki itu memasak dengan berbekal salah satu chanel YouTube yang menayangkan cara memasak mie instan.
Sesekali kali mata Gio melirik ke handphone nya yang menayangkan vidio itu, lalu kembali melanjutkan melanjutkan masaknya.
Zia yang melihatnya gemas sendiri, dia sangat greget dengan Gio yang bertingkah sok bisa.
"Gausah sok-sok gitu, sini gue aja" Zia hendak mengambil alih pekerjaan itu.
"Nanggung ini" Jawab Gio tanpa menoleh ke Zia.
"Nanggung-nanggung mbah mu, udah sana duduk aja lo. Kelamaan" Gio akhirnya menurut saja. Daripada pagi-pagi udah ribut sama istri mending dia ngalah.
Gio duduk di kursi meja makan, dia memperhatikan Zia yang sedang sibuk melanjutkan memasaknya dari belakang.
Dia tersenyum. Sifat Zia diluar sana sama sekali tidak berpengaruh pada kewajibanya sebagai seorang perempuan. Dia bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE✔
Teen Fiction⚠️NO YET REVISION Antariksa High School series #1 Ketika orang yang membuat moodmu selalu hancur menjadi orang yang dipercaya kedua orang tuamu untuk menjagamu selamanya. "Dasar iblis dingin laknat! Ketua OSIS sok narsis! lo kira gue bakal nurut s...