25 || Terbongkar

13.7K 569 8
                                    

Yash! Ini upadate pertama di tahun 2k19🎉🎊

Semoga cerita amburadul ini gak tambah amburadul yaaa:v

Makasihhhh buat para pembaca bang Gio yang uda setia dari awall sampek sekarang

Terus stay yaaa...

Maap kalo cerita nya ngebosenin. Author juga lagi berusaha biar kemistri nya hidup, tapi yah namanya juga manusia.

Ah udahlah curcol mulu gue 😂

HAPPY READING GUYS!!!

Setelah pulang sekolah, Zia dan Gio tidak pulang ke apartemen mereka melainkan pasangan itu memutuskan untuk berkunjung ke rumah orang tua Gio. Mengingat Zia yang sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di rumah itu, bahkan saat mereka sudah menikah. Boro-boro ke sana, berkunjung ke rumah orang tuanya sendiri saja belum pernah. Ingat, sesudah menikah.

Tetapi sebelum itu mereka pulang terlebih dahulu, sekedar mengemas pakaian ganti karena mereka juga akan berniat menginap disana dan pastinya menyimpan baik-baik mobil Zia di basement. Tidak mungkin kan mereka datang sendiri-sendiri, apa kata Tuan Ronald nanti? Orang tua itu pasti berfikir yang iya-iya. Eh? Maksudnya yang tidak-tidak.

Sesampainya disana, Zia dan Gio di sambut dengan sangat antusias oleh Bunda Risma. Ralat, sebenarnya hanya Zia saja yang di sambut seperti itu. Lah sementara Gio? Lelaki itu sudah biasa menjadi makhluk tak kasat mata, terlupakan. Sabarkanlah Gio Tuhan...

Ayah Ronald sedang tidak berada di rumah, mengingat ini masih jam kerja sudah pasti lelaki paruh baya itu sedang berada di kantornya. Jadilah di rumah besar itu hanya ada Bunda Risma dan satu asisten rumah tangga nya. Wanita itu sangat terlihat senang sekali dengan kedatangan menantunya dan juga anaknya.

"Aduhhh menantu Bunda kenapa gak bilang-bilang kalo mau kesini?" Tanya Risma sembari menggiring Zia masuk ke ruang tengah. Sementara Gio masih setia mengekor.

"Kejutan buat Bunda," Zia terkikik geli, diikuti juga oleh Risma. "Bunda lagi apa?" Zia lanjut bertanya saat indra penciuman nya menangkap bau gosong, hanya sekedar memastikan.

"Bunda tadi lagi buat cupcake, Ayah kan suka banget sama cupcake," Jawabnya dan diangguki ragu oleh Zia.

Sebelum tiba-tiba Risma memekik heboh, membuat Zia dan Gio refleks terperanjat kaget.

"Ya Allah, Kue Bunda!!" Setelahnya wanita paruh baya itu berlari kecil ke arah dapur. Zia hanya menggeleng geli, sudah ia duga.

"Bunda memang kayak gitu, kalo udah nemu yang lebih menarik yaa lupa sama yang sebelum-sebelumnya dia kerjain." Gio tanpa di minta langsung menjelaskan.

Zia yang mendengar itu mengangkat ke dua alisnya. Dari sekian kata yang diucapkan Gio tadi, kenapa yang terekam dengan jelas oleh pendengaranya hanya tiga deret kata? Yaitu; yang lebih menarik. Jadi maksud Gio dia menarik, begitu? Lebih menarik dari cupcake yang Bunda buat? Ke dua sudut bibir Zia terangkat, membentuk senyum simpul. Tanpa disadari dan tanpa sengaja Gio tadi sudah memuji Zia. Ah senang nya...

Eh? Ada apa dengan dirinya? Kenapa Zia jadi melankolis seperti ini? Aish! Ini sangat menggelikan.

Tanpa menanggapi ucapan Gio tadi, Zia segera menyusul Risma di dapur. Mertuanya itu sedang mengomel-ngomel sembari mengeluarkan cupcake dari dalam oven. Naas sekali kue buatanya sudah gosong.

SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang