Happy Reading
Siang ini, sang surya bersinar dengan teriknya. Seakan ingin membakar habis seluruh isi bumi. Banyak eluhan yang terlontar dari bibir para manusia yang sedang melakukan aktivitas di luar ruangan, kala sinar nya tepat menyengat kulit.
Zia memejamkan matanya--menikmati semilir angin yang berhembus bebas. Rooftop sekolah ialah salah satu tempat yang ia kunjungi disaat dirinya merasa suntuk. Tidak peduli dengan panasnya matahari yang bisa saja membuat kulit putihnya berubah menjadi hitam. Saat ini dia hanya butuh kesunyian, ketenangan, dan kedamaian. Angin bagai teman tak kasat mata yang selalu menemaninya, berhembus seirama seperti mengatakan padanya bahwa dia akan selalu ada untuknya.
Gadis itu kembali tidak mengikuti mata pelajaran siang ini. Entah lah, akhir-akhir ini fikiranya terus berkecamuk memikirkan tentang rumah tangga nya bersama Gio. Mau dibawa kemana hubungan ini? Sama sekali tidak ada kemajuan sama sekali.
Tidak, disini yang tidak ada kemajuan adalah dirinya sendiri. Sementara Gio, laki-laki itu sudah beberapa kali melayani nya layaknya seorang istri. Merawat nya ketika dirinya sakit, terakhir dua hari yang lalu, dimana dirinya jatuh pingsan dan Gio lah yang selalu ada untuknya. Zia akui dia dapat melihat sisi berbeda dari Gio ketika dia sakit, tepat seperti seorang suami yang sangat mengkhawatirkan istrinya.Dan dia? Sama sekali tidak mencerminkan sikap seorang istri. Apa-apaan, ketika Gio sakit bukanya dia merawat Gio, malah lelaki itu yang merawatnya balik. Membiarkan Gio melakukan apa-apa sendiri. Jika lelaki itu tidak meminta bantuan, dia membiarkannya saja, tidak berusaha untuk membantu sama sekali. Zia baru sadar, bahwa Gio sudah ada rasa untuknya. Dia bukan gadis polos yang tidak mengerti mana laki-laki yang memiliki rasa untuknya dan mana yang tidak. Dan Gio, terlihat dari sikapnya terhadap Zia, cara bicaranya, walaupun terkesan dingin tapi Zia mengerti kata itu mengandung sebuah arti.
Tapi, apakah Gio sendiri menyadari akan perasaannya itu?
Perasaannya masih berjalan ditempat, seperti menanti seseorang yang tidak akan pernah datang. Tidak, tidak. Dia tidak boleh seperti ini terus, dia harus berubah, dia harus bisa membuka perasaannya lagi. Ya, dia harus bisa membuka perasaannya untuk orang yang sekarang sudah menjadi suaminya. Dia harus bisa melupakan seseorang dimasa lalu, dia tidak boleh selalu terus menoleh ke belakang, dia harus menatap lurus kedepan membangun masa depan bersama Gio.
Zia menundukkan kepalanya, bahunya bergetar hebat, dia menangis.
Rumit sekali hidupnya. Tidak, ini semua tidak akan menjadi rumit jika dari awal dirinya sudah berusaha melupakan dan kembali membuka lembaran baru. Dia sendirilah yang menjadikan ini semua serumit ini.
Zia merogoh saku rok seragamnya, mengeluarkan satu batang rokok beserta pematiknya. Entah darimana gadis itu mendapatkan benda terlarang tersebut.
Setiap kali dirinya merasakan beban hidup yang terlalu berat, dia selalu melampiaskannya pada benda terlarang itu. Jangan berfikir Zia sering menghisap benda itu, dimulai dari awal sekolah menengah sampai sekarang, jika dihitung mungkin sekitar lima kali. Dia hanya akan memakainya jika sudah tidak bisa lagi berfikir, seperti saat ini. Zia merasa saat dirinya menghisap lalu menghembuskannya, semua beban didalam dirinya ikut terbang.
Tentu hal tersebut tidak ada yang mengetahuinya, bahkan para sahabatnya sendiri. Dia sengaja menyembunyikan ini dari semua orang, hanya dia dan Tuhan yang tahu. Sudah bisa dipastikan dia akan dimarahi habis-habisan jika kelakuannya sampai diketahui. Semua orang pasti akan sangat kecewa kepadanya.
Satu hisapan lalu dihembuskannya. Zia memejamkan matanya menikmati asap tersebut.
Ketika dua hisapan akan ia lakukan, rokok itu ditepis oleh seseorang sehingga terlepas dari jepitan jarinya. Zia mematung, dia tidak pernah berfikir jika hal yang ia takuti akan terjadi, dia ketahuan. Bingung, sekarang dia akan diam saja seperti seorang maling yang ketahuan tengah mencuri, atau marah seperti tidak pernah melakukan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE✔
Fiksi Remaja⚠️NO YET REVISION Antariksa High School series #1 Ketika orang yang membuat moodmu selalu hancur menjadi orang yang dipercaya kedua orang tuamu untuk menjagamu selamanya. "Dasar iblis dingin laknat! Ketua OSIS sok narsis! lo kira gue bakal nurut s...