24 || Story

14.1K 615 7
                                    

Sorry kalo part ini banyak typo atau kata-kata nya kurang tepat.

Soalnya author gak baca ulang, dan belum di revisi.

Selamat membaca readers ku:*

Pagi hari Gio sudah siap dengan seragam nya. Hari ini adalah hari pertama ujian tengah semester dilaksanakan. Semalaman penuh dirinya dengan Zia mempelajari ulang materi yang sebelumnya sudah disampaikan oleh guru, sampai ia benar-benar siap untuk menghadapi soal-soal nanti.


"Zi, ayo berangkat!" Gio mengetuk pintu kamar Zia.

Cklek!

Pintu terbuka, menampilkan Zia yang keluar dengan air muka yang bisa dikatakan sedang tidak baik-baik saja, gadis itu meringis sambil memegangi perutnya. Tapi tetap saja memaksakan untuk tersenyum, membuat Gio mengernyit bingung.

"Lho, lo kenapa?"

Gadis itu menggeleng, "Gue gapapa, lo berangkat duluan aja. Ntar gue nyusul." Ujarnya.

"Gak, lo kayak gak baik-baik aja begini. Lo sakit?" Gio meletakkan punggung tangannya di kening Zia, jaga-jaga jika badan gadis itu panas karena demam. Tapi tidak, yang Gio rasakan suhu tubuh Zia normal-normal saja.

"Yo hari ini ulangan kan? Berangkat duluan aja udah gapapa, daripada nanti telat lo telat kan?" Gadis itu menyingkirkan tangan Gio dari keningnya.

Gio tambah mengernyit bingung, "Kalo nanti lo kenapa-napa gimana?"

Zia mundur selangkah, gadis itu mencengkeram erat perut nya dengan kedua tangannya, lalu berlari ke arah kamar mandi.

"KALO GUE KELUAR LO MASIH DI SITU, GUE BAKAL MARAH SAMA LO!!" Teriaknya ketika sudah berada didalam kamar mandi.

Jujur, saat ini Gio benar-benar khawatir. Apalagi melihat Zia yang nampak kesakitan seperti itu, membuatnya benar-benar dilanda rasa takut. Tapi, jika dirinya tetap berada disana Zia akan marah padanya, dan dia tidak mau itu. Argh! Kenapa pagi harinya menjadi seperti ini?

"GUE GAPAPA YO! LO TENANG AJA, BERANGKAT SANA! NTAR GUE NYUSUL, GUE JELASIN NANTI AJA! KALO LO MASIH MAU NUNGGU GUE, GUE BAKAL MARAH SAMA LO!!" Lagi, gadis itu mengeluarkan suara toa nya.

Gio menggeleng, walaupun dia yakin Zia tidak bisa melihatnya. Tidak! Dia akan tetap disini menunggu Zia sampai gadis itu keluar. Masa bodo jika nanti Zia akan memusuhi nya, keadaan nya saat ini lebih penting daripada ke marahan gadis itu. Gio akan tetap menunggu Zia keluar, peduli setan dengan ulangan hari ini.

Huft!

Helaan nafas lega terdengar di telinga Gio, lelaki itu menoleh dan menemukan Zia yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan raut lelahnya. Langsung saja dia menghampiri gadis itu.

"Lo gak apa-apa kan Zi?" Tanya nya langsung.

Kedua alis Zia menyatu, kenapa Gio masih berada disini? Bukanya tadi dirinya sudah menyuruh lelaki itu untuk berangkat duluan? Apa dia tidak mendengar suara nya ya? Eh, tapi tidak! Dia sudah mengeluarkan seluruh kemampuan berteriak nya tadi, tidak mungkin jika Gio tidak mendengar nya.

SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang