Party

33.4K 1.2K 4
                                    

Ivanna memarkirkan mobil sport putihnya di sebuah garasi rumah bercat abu-abu itu, diikuti mobil teman-temannya di belakang.

Jam sudah menunjukkan pukul 18:52 dan sudah ada beberapa mobil yang terparkir rapi sebelum mobil Ivanna dan teman-temannya tiba.

Mereka berempat pun memasuki rumah bercat abu-abu bersama-sama.

"Putriii! " panggil Ivanna saat melihat sang tuan rumah yang sedang turun dari tangga.

"Ivannaa, Audinaa, Veraa, Melll." Putri menyapa mereka berempat dan segera turun dari tangga dengan lari kecil.

"Udah lama nggak ketemu aaaa." Mereka pun berpelukan melepas rindu kepada Putri, teman SMAnya dulu yang pindah keluar negeri dan saat ini sedang liburan.
"Gue kira pada nggak dateng ih"

"Pasti dateng laah, masa ada makan gratis disia-siakan hahaha."

"Ipana padahal orang kaya tapi sukanya gratisan ya," celetuk Dina dengan muka polosnya.

"Yaa Allah sabarkan Iva menghadapi ujianmu ini, Dina kalau ngomong tuh ya suka nyakitin gitu." Iva melirik tajam ke arah Dina dengan sinis.

"Hehehe, maap Va." Dina cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Udaah gaes mending kita kesana aja deh." Putri kemudian mengajak teman-temannya untuk lebih memasuki rumahnya.

"Dina masih suka nyanyi?" Putri melirik Audina disebelah kirinya.

"Masih dong, kemarin aja gue juara lomba nyanyi tingkat internasional di Sanremo. " Audina dengan bangga memberitahu kemenangannya kepada Putri dengan mata berbinar.

"Itu pasti jurinya lagi nggak sehat. "

"Atau mungkin salah nilai kali, tadinya yang menang bukan si Dina, tapi malah ke sebut Dina, mau di ralat mungkin malu."

"Atau jurinya lagi sakit telinga kalii tuh!"

Audina menatap Vera, Iva dan Mel dengan pandangan tak percaya.

"Yaa Allah Dina salah apa sih sama kalian, kalian tak henti-hentinya membuli diriku. Dina selalu terekslusi. " Dina mendramatisir keadaan.

"Jijik gue dengernya Na. "

"Alay najis!"

"Baper dih si generasi micin."

"Tuh kan kan kan.. Selalu Dina yang salah. Liat deh Put, selama ini Dina yang seolah salah gitu. Mereka tuh suka banget ngebuli Dina, jahara emang mereka. Belum aja Dina sumpahin yang nggak baik, sebab doa orang yang teraniaya tuh dikabulkan! "

"Mereka aja jijik apalagi gue Din." Putri menatap Dina dengan jijik.

"Anjiir, nggak mood gue! " Dina pun memalingkan wajahnya dengan perasaan kesal.

"Hahahahaa." Tawa mereka serempak sampai membuat tamu undangan menatap heran ke arah perempuan-perempuan itu.

"Ululuuu maapkeun dear, bercandaa. Lagian lo sih jijik banget bahasanya, sok imut njir." Putri menepuk-nepuk pundak Dina, yang kemudian ditepis pelan oleh si empunya.

"Sorry, gue tetap GM! "

"Kalau gue suruh lo nyanyi diatas sana masih tetap GM nih? "

"Haah?? Diatas situ? Serius? " Dina langsung menatap panggung kecil yang telah ditata dengan indah dengan ligthing yang menyinarkan.

"Iyeee, mau nggak? "

"Mau," katanya antusias.

"Eh jangan deh Put, takutnya tamu lo pada pulang semua."

MY PERFECT HUSBAND (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang