Hari ini Ivanna sudah siap pergi ke rumah Zahra. Hari ini pula Zahra akan melangsungkan akadnya.
Ivanna mengenakan baju gamis panjang berwarna gold kecoklatan dengan brokat di bagian bawahnya. Kerudung berwarna senada juga ia kenakan saat itu, model kerudung pashmina.
"Ma, Pa!! Udah siap belum?"
Ivanna memannggil Risa dan Awan yang memang sudah tiba di Mesir kemarin."Udah. Yuk." Kata Risa mewakili suaminya.
Mereka pun pergi bersama-sama menggunakkan taksi. Jarak hotel ke rumah Zahra membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.
"Umurnya Zahra berapa emang Va?" Tanya Risa membuka pembicaraan didalam mobil dengan menggunakan bahasa Indonesia.
"Dua puluh satu."
"Oh beda setahun doang lah ya sama kamu." Ucap Awan mengangguk-anggukan kepalanya.
"Jadi kapan kamu mau nyusul Zahra? Mama kan nggak enak sama keluarga Hersa."
"Apaan sih bahas-bahas dia. Mama tuh selalu aja buat Iva badmood." Ivanna yang merasa kesal mengambil headset di tas kecilnya kemudian memasangnya ke telinga.
Risa dan Awan hanya menggeleng pelan melihat tingkah Ivanna. Anaknya itu tak penah berubah dari dulu hingga sekarang.
Akhirnya mobil itupun berhenti didepan rumah berwarna putih tulang itu.
Ivanna turun terlebih dahulu meninggalkan Risa dan Awan.
"Ivanna ya?" Tanya seorang yang Ivanna lewati.
Ivanna menghentikan langkahnya dan menoleh keorang tersebut.
"Iya" jawab Ivanna.
"Mari ikut ana,"
"Kemana?" Ivanna menaikan alisnya tak paham.
"Ke kamar Zahra. Dia sudah menunggu kedatangan teman jauhnya." Jelas perempuan itu.
"Maaf, mbak siapa ya?" Tanya Ivanna yang penasaran.
"Saya Aida, sepupu Zahra."
Ivanna pun mengikuti Aida tanpa banyak bicara. Tak lupa ia mengirim pesan singkat ke Awan bahwa ia akan kekamar Zahra, jadi jangan mencarinya.
"Yuk masuk." Aida membuka pintu berwarna putih itu dengan pelan.
Kamarnya cantik dan bersih juga ada beberapa perhisan, baju dan make up pengantin yang tersusun rapi.
Ivanna melihat seorang perempuan yang sedang memejamkan matanya saat sedang didandani.
Wajahnya putih bersih, hidungnya mancung khas orang Arab, bibirnya tidak tebal juga tidak tipis yang selalu tersenyum dan rambut ikal panjangnya yang sedang ditata.
Ivanna berjalan mendekat mengikuti Aida dan duduk diatas kasur king size atas suruhan Aida.
Tanpa membuka suara, Ivanna hanya duduk terdiam melihat Zahra yang sedang didandani dengan mata terpejam.
Sesekali Zahra membuka suara saat ditanya si perias pengantin.
Aida juga diam memperhatikan sepupunya itu.
"Kamu asal mana?" Aida membuka suara sangat pelan, yang mungkin hanya bisa didengar Ivanna yang duduk disampingnya.
"Indonesia."
"Lahir disana?"
"Iya, kenapa?"
"Enggak, wajah kamu soalnya kayak orang Eropa bukan Asia."
"Udah banyak sih yang bilang gitu hehe." Ivanna tertawa pelan menjawabnya.
"Sudah menikah?"
"Eh? Belum kok." Ntah mengapa Ivanna jadi grogi ditanya seperti itu
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT HUSBAND (Revisi)
ДуховныеCinta itu rasa yang tidak pernah bisa diterka pada siapa dia akan berlabuh, yang datang karena terbiasa bersama atau bisa jadi karena hal yang lainnya. Semua yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dari sang maha Pencipta begitupun pertemuan anta...