Resepsi tanpa Hersa?

28.5K 1.2K 11
                                    

-Lakukanlah suatu hal yang sangat sederhana yang kamu tulus dan ikhlas melakukannya, karena tidak semua orang bisa melakukannya.-

_________

"Ivanna, kamu harusnya jangan kasih pilihan yang berat buat Hersa. Kamu harusnya bisa mencoba untuk ngerti Ivanna! Kamu bukan anak kecil lagi. Jangan berlebihan!" Risa berkata dengan tegas kepada putrinya itu.

"Tenang Sa!" Ucap Awan berusaha menenangkan Risa yang terlihat malu dan kecewa.

"Hahaha... Mama bilang Iva berlebihan?" Tawa sinis Ivanna yang menatap mamanya kecewa.

"Bukan gitu maksud mama! Tapi kamu seharusnya belajar lebih dewasa lagi."

"Dewasa gimana maksud mama? Ivanna harus pura-pura dukung Hersa gitu? Dukung profesinya yang jelas-jelas baru Iva ketahui tadi? Terus harus berdiri sendirian dipelaminan karena suaminya lagi ada tugas negara? Terus dengerin komentar netizen yang kadang sok tau? Dewasa kayak gitu maksud mama?" Ivanna mengembuskan napas kesal.

"Ma! Ivanna cuma nuntut hak Ivanna! Hak Ivanna sebagai istri Hersa. Ivanna cuma minta dia ninggalin rapat bukan ninggalin perang. Karena acara ini cuma akan terjadi sekali dalam seumur hidup Ivanna. Emangnya Ivanna nggak berhak buat punya pernikahan impian? Walaupun Ivanna nggak cinta sama Hersa tapi bukan berarti Ivanna akan biasa aja tanpa Hersa. Ivanna juga butuh bimbingan Hersa supaya Iva bisa jadi istrinya yang baik. Tapi ternyata saingan Ivanna berat ya." Ivanna tersenyum miris meratapi nasibnya yang akan ia alami sebentar lagi.

"Istri mana yang rela ditinggal diacara besarnya ma, acara yang mungkin hanya terjadi sekali dalam seumur hidup? Ivanna bukan istri nabi-nabi terdahulu yang mempunyai kesabaran luar biasa. Ivanna ya Ivanna."

"Tapi mama dengan teganya bilang Ivanna berlebihan dan nggak mau ngertiin Hersa. Seandainya Ivanna tau profesi Hersa dari dulu, mungkin kata berlebihan itu akan berubah. Mungkin sekarang keadaannya nggak kayak gini. Dan mungkin juga Ivanna akan mikir beribu kali buat nikah sama Hersa. Mama nggak akan pernah tau gimana perasaan Iva sekarang!"

Ditempat lain Ridho dan Dian menyuruh Hersa untuk menemui Ivanna, sehingga disinilah sekarang ia berada. Dibalik dinding yang menjadi pembatas antara dirinya dan Ivanna yang bersitegang dengan kedua orang tuanya. Hersa mendengarkan apa yang Ivanna ucapkan.

"Ivanna, kamu jangan ngomong gitu sama mama kamu, niat mama kamu itu baik." Awan menengahi.

"Ivanna cuma mau mama sadar kalau persepsinya salah. Karena Ivanna sama mama itu beda. Ivanna nggak suka mama bilang Ivanna berlebihan seakan-akan yang paling bersalah disini itu Ivanna. Mama egois! Iva benci mama!"

"Ivanna!" Peringat Awan dengan tegas.

"Kenapa? Ivanna salah lagi?" Tanya Ivanna meremehkan.

"Terserah!" Ivanna meninggalkan Risa dan Awan pergi.

Risa menatap Ivanna dengan sedih. Ia merasa bersalah telah berbicara seperti itu sehingga membuat Ivanna salah paham. Risa hanya ingin Ivanna bahagia.

Saat hendak akan menaiki tangga, Ivanna melihat Hersa yang berdiri di tembok dekat ia berbicara dengan Risa dan Awan tadi.

Tanpa ada niat untuk menyapa, Ivanna melenggang pergi begitu saja.

Hersa segera menyusul istrinya itu. Jangan ditanya bagaimana sedihnya Hersa saat ini. Tidak menyangka Ivanna akan terlihat sesedih dan sekecewa itu. Baru awal saja, Hersa sudah merasa gagal menjadi suami Ivanna yang baik.

Hersa memutar knop pintu perlahan. Kakinya mulai menapaki kamar bercat biru pastel dengan dekorasi bunga yang masih menempel.

"Ivanna." Panggil Hersa pelan dan duduk di samping istrinya yang sedang menunduk itu setelah sebelumnya menutup pintu kamar mereka.

MY PERFECT HUSBAND (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang