Sahabat itu selalu punya cara tersendiri untuk mengungkapkan betapa dia sangat menyayangi. Sahabat itu selalu punya cara tersendiri untuk menghibur dikala sepi walaupun ia terbiasa sendiri tanpa diketahui.
🎋🎋🎋
Ivanna melangkah mendekati pintu rumahnya. Suara ketukan yang makin hingar membuatnya setengah berlari.
"Si---" ucapannya terhenti di udara. Ivanna terperanjat saat melihat siapa orang yang berdiri di didepannya.
"Hai." Sapa orang itu membuyarkan lamunan Ivanna.
"Ngapain kamu di sini?" Ivanna bertanya dengan nada tak suka.
"Apa kabar? Kamu berubah banget ya,"
"Nggak usah basa basi! Ngapain kamu ke sini? Tau dari mana alamat saya?"
Orang itu terkekeh pelan mendengarkan Ivanna yang terlihat kesal. "Padahal bahasanya udah sopan loh, tapi masih aja nadanya kasar gitu."
"Whatever!"
"Aku nggak di suruh masuk nih?"
"Suami saya lagi nggak di rumah jadi dilarang masuk!" Balas Ivanna penuh penekanan di setiap katanya.
"Ya udah, duduk di sini nggak apa-apa kok," orang itu langsung duduk di kursi depan rumah Ivanna.
"Sebenarnya lo mau ngapain sih di sini? Mendingan pergi aja deh kalau nggak jelas!" Ivanna menaikan nada suaranya. Mukanya memerah menahan marah.
"I miss you so much Vana," orang itu berkata lirih.
Ivanna menatap jijik kepada orang itu. Terpancar emosi yang ditahan dalam mata beningnya.
"Lo tau definisi sampah nggak? Yaa kayak omongan lo tadi! Mending lo pergi deh, enek gue lama-lama sumpah!" Ivanna berniat menutup pintunya tetapi tangan kekar itu menahannya.
"Lo mau ngapain sih hah?!" Ivanna menyentakkan dengan kasar tangan kekar itu yang menahan pintu rumahnya.
"Va please! Kembali sama aku! Aku nggak bisa hidup tanpa kamu,"
"Cih! Dasar drama king. Lemah banget sampai nggak bisa hidup tanpa gue?! Gue nggak butuh laki-laki yang lemah, yang hidupnya bergantung sama perempuan! Jauh-jauh deh dari gue!" Ivanna membanting pintunya dengan cepat.
"Ivanna! Please! Ivanna kasih aku kesempatan! Aku bisa lebih baik dari suami sialan kamu itu! Aku lebih baik dari dia!" Orang itu masih saja menggedor pintu rumah Ivanna dengan kuat.
Ivanna jelas panik, dia sedang sendirian di rumah sekarang. Ira sedang keluar rumah sedangkan ibu mertua sudah pulang ke rumahnya.
"
فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۙ
fa inna ma'al-'usri yusroo"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan," gumam Ivanna dengan suara lirih.
Detak jantungnya makin berdetak tak beraturan. Suara gedoran pintu rumahnya masih mengisi kesunyian.
Ivanna terus memanjatkan doa meminta perlindungan pada sang maha pencipta. Tiada daya dan upaya selain dari pertolongan Allah ta'ala.
Suara gedoran pintu itu melemah diikuti suara langkah kaki yang menjauh dari sana. Ivanna bernapas lega dan mengucap syukur. Setelah memastikan semua pintu dan jendela telah terkunci, Ivanna mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu di benda persegi panjang itu.
Setelah kurang lebih satu menit, ponsel Ivanna bergetar dan terpampang sebuah nama dengan pesan singkat dari aplikasi linenya.
Audina's1216 : W otw rmah u, Va!

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT HUSBAND (Revisi)
SpiritualCinta itu rasa yang tidak pernah bisa diterka pada siapa dia akan berlabuh, yang datang karena terbiasa bersama atau bisa jadi karena hal yang lainnya. Semua yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dari sang maha Pencipta begitupun pertemuan anta...