Gumpalan tipis nan lembut berwarna putih terus turun perlahan-lahan menyelimuti jalanan, bangunan dan pohon-pohon terkadang angin menghempasnya menjatuhkan gumpalan seputih kapas diatas pohon yang menumpuk.
Bak negeri dongeng, mungkin seperti itulah gambaran dari kota katedral saat ini yang sedang diselimuti salju.
Semua rumah dan bangunan tertutup rapat, seolah tak memberikan celah sedikitpun untuk angin memasuki rumah mereka. Alat pemanas ruangan selalu menyala siang dan malam di tiap-tiap rumah menjadikan suhu ruangan selalu hangat sekedar untuk menghangatkan badan.
Termasuk juga di apartemen tempat tinggal Ivanna yang sekarang sudah bersama Zahra.
"Va, Anti mau kemana hari ini?"
"Apaan lagi anti-anti? Kamu anti sama aku?"
"Masyaa Allah bukan itu maksudnya, Anti itu artinya kamu untuk perempuan dalam bahasa Arab. Kayak She artinya dia perempuan gitu loh."
"Oh gitu. Lagian pakai bahasa Arab, mana aku ngerti. Paling mentok ana sama syukron aja hahaha"
"Ya kamu nggak nanya juga."
"Udah iyaa iyaa.. ya udah aku duluan ya, ada janji sama teman. Byee."
"Eh bentar Ivanna! Nggak dingin keluar kayak gitu?"
"Yaa masih dingin sih ini, padahal aku udah pakai lima lapis loh ini. Tapi keluar biasa kayak gini kok. Kenapa?"
"Nggak mau coba pakai kerudung sama gamis?"
"Huft.. nggak deh, ribet. Lagian aku nggak punya gamis gamis gitu. Kan pakai ini juga rambutku nggak keliatan kan?" Ivanna menatap dirinya sendiri dari ujung kaki sampai kepala di cermin.
"Ya nggak nampak sih, tapi kalau kamu lepas paltonya kan keliatan juga Va. Kamu bisa pakai gamisku. Coba yaaa?? Pleasee." Zahra menatap Ivanna dengan pandangan memohon.
"Kan nggak keliatan juga kalau kamu pakai gamis dengan jilbab kan? Nggak masalah dong? Setidaknya agak hangatan laah."Ivanna menghembuskan napas pelan.
"Okay, boleh dicoba. Mana?"
"Eh tapi nggak harus pakai cadar gitu kan?""Enggak dong, cadar sih sunnah. Kalau kamu mau pakai nggak apa, aku bisa pinjamkan."
"Eh nggak makasih." Ivanna berkata sambil menggelengkan kepalanya cepat.
"Hahaha okay. Tunggu dulu." Zahra berjalan masuk ke kamarnya. Tak berapa lama ia kembali dengan membawa baju gamis model abaya berwarna hitam dengan corak disetiap bagian pinggirnya berwarna gold serta khimar.
"Eh ini kepanjangan kerudungnya. Nggak ada pashmina gitu?" Ivanna terkejut melihat baju dan khimar yang dibawa Zahra itu.
"Nggak ada Ivanna. Ini nggak panjang banget kok, nih." Zahra menyerahkan pakaian itu kepada Ivanna.
"Wanita memakai kerudung itu wajib loh Ivanna." Zahra mengingatkan setelah pakaiannya sudah berada ditangan Ivanna."Yaa tapi kan perlahan-lahan Ra. Jadi pakai pashmina itu boleh, yang penting rambut nggak kelihatan. Kan lebih fashionable juga."
"Ada dalilnya?"
"Aduh ngomongin dalil mah aku nyerah Ra.
Lagian emang ada dalilnya kerudung harus panjang? Bukannya fungsinya cuma buat nutupin rambut?"
"Ivaa, fungsinya kerudung yang harus kamu tahu itu yang pertama adalah untuk menutupi aurat, yang kedua menghindari tatapan 'jahat' dari laki-laki yang bukan mahram, yang ketiga sebagai identitas bahwa kamu seorang muslimah dan lain hal.
Sekarang coba kamu lihat, orang yang sudah berkerudung tapi ia menggunakan kerudung yang di lilit-lilit, masih ada kan orang yang godain? Karena apa? Ia masih menarik, masih menampakan lekuk tubuhnya. Padahal hakikatnya kerudung dipakai untuk melindungi perempuan dari tatapan laki-laki kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT HUSBAND (Revisi)
EspiritualCinta itu rasa yang tidak pernah bisa diterka pada siapa dia akan berlabuh, yang datang karena terbiasa bersama atau bisa jadi karena hal yang lainnya. Semua yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dari sang maha Pencipta begitupun pertemuan anta...