Setiap proposal yang masuk ke dalam kantorku tidak akan pernah lama untuk singgah di mejaku, kecuali ada satu proposal yang menarik perhatianku.
Namun, jarang sekali hal itu terjadi. Surat demi surat kutanda tangani untuk kusetujui. Ku betulkan lagi kacamata yang bertengger di batang hidungku lalu ku cermati lagi surat pengesahan barang yang masuk.
Aku mendesah pelan, karena jumlah yang seharusnya dibeli tidak sama dengan apa yang sudah ku intruksikan pada karyawanku. Ku tekan tombol extension 3 lalu tersambung dengan salah satu karyawan purchasing.
"Jamie, bisa kau ke ruanganku sekarang?" Kubuka lembar demi lembar , semua jumlah ini tak ada yang beres.
Jamie mengetuk pintu ruang kantorku dan menutup pintu dibelakangnya.
"Bisa kau jelaskan padaku apa maksud jumlah ini?" Aku menunjuk ke tabel pembelian goodie bag.
"I-i-ini sesuai yang kau minta Miss King, aku sudah mengeceknya dua kali... emmm tidak tiga kali, aku yakin itu," Kulepaskan kacamataku lalu menekan kedua kelopak mataku. Aku pusing menghadapi karyawan magang seperti Jamie.
Aku tahu dia hanya bermain-main disini selagi menunggu kuliahnya selesai, apalagi dia didukung penuh oleh CEO-ku Gabriel Athrit. Pemimpin perusahaan Vita Skin itu adalah pria berdarah campuran Amerika-Thailand itu sungguh menyiksa diriku.
Dia sengaja menitipkan keponakannya di perusahaan ternama ini hanya untuk bermain-main dan menggoda karyawati disini.
"Aku hanya memintamu untuk memesan tujuh puluh goodie bag, kau menuliskannya serratus tujuh puluh goodie bag, apa yang kau lakukan Jamie?" Aku frustasi untuk menghadapi karyawan magang seperti Jamie. Aku ingin segera memecatnya namun kehidupan karirku berada di tangan Pria terkejam di San Jose, Gabriel Athrit.
"Uh...oh... I'm sorry Miss King... I'm so sorry... Aku bisa membayar sisa pesanan goodie bag menggunakan uang pribadiku,"
"No, you don't have to Jamie, lagipula pengajuan biaya sudah diajukan ke bagian finance, ini salahku kemarin aku cuti dan tidak sempat mengecek ulang pengajuan biaya, dan baru mengeceknya sekarang," Wajah Jamie tampak gusar dan penuh rasa bersalah.
Aku tidak menyukai raut wajah seperti itu, karena tidak akan berpengaruh pada kesalahan yang telah ia perbuat. Sebelum Jamie keluar dari ruanganku dia menoleh kearahku dan memperlihatkan raut wajah menyebalkan itu.
"Sekali lagi aku meminta maaf padamu Miss King, aku akan menyampaikan kesalahanku ini langsung pada Pamanku, agar dia tahu ini bukan sepenuhnya kesalahanmu," Aku hanya mengangguk-angguk pelan lalu menyuruh Jamie pergi secepatnya dari ruanganku dengan gerakan tangan.
"London King you love your job... ingat itu, kau bekerja keras pada perusahaan ini selama 10 tahun, yang kau hadapi hanya keponakan si Iblis, bertahanlah..." Bisikku pada diriku sendiri untuk menguatkan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH, SHIT I'M SCREWED ( #2 THE SHIT SERIES) [END]
RomanceWARNING! 21++ ( Due to some mature scene and content, underage is not allowed to read this story... please be a responsible reader) London King seorang co-CEO Vita Skin yang berusia 33 tahun adalah wanita yang sangat mencintai pekerjaannya. Dia bek...