25 (Zach)

6.7K 477 0
                                    

HAI SEMUANYA!

THANK YOU FOR YOUR SUPPORT YA 

OH SHIT I'M SCREWED GOT 1.1K!

YEY! 

WARNING THIS CHAPTER MIGHT CONTAIN A LOT OF MATURE SCENE SO BE A RESPONSIBLE READER 21++++

ENJOY READING! XOXO

FANAMALIA 😘😘😘


Setelah makan malam London tertidur di sofa ruang televisi apartemenku. Kuangkat tubuhnya namun ia terbangun, London membuka matanya lalu tersenyum melihatku.

"Aku merasa seperti seorang putri," Katanya sambil melingkarkan lengannya di leherku. Aku terkekeh melihat aksinya yang manja.

Tak pernah terpikirkan olehku bahwa London seorang wanita yang independen dan mandiri itu sangatlah manja. Aku suka dengan sikap manjanya.

Saat kurebahkan tubuhnya di tempat tidurku, London membuka kemeja nya dan menampakkan bra merah serta celana dalam merahnya. Bisa kurasakan seluruh tubuhku memanas dan pikiranku hanya tertuju untuk menikmati tubuh indah itu.

"Come..." London menggodaku dengan menggigiti bibir bawahnya lalu berpose layaknya seorang bintang porno. Dia membuka kakinya lebar-lebar lalu memintaku untuk mendatanginya saat ini juga.

"Besok pagi aku ada rapat London, kalau kita melakukannya malam ini, kau tahu kita takkan bisa tidur semalaman," London mengerucutkan bibirnya lalu pelan-pelan menurunkan sedikit celana dalamnya.

Damn it, she's so hot,aku tidak bisa berpikir jernih saat ini.

"Are you sureZach?" London pelan-pelan menurunkan lagi celana dalam tersebut hingga beberapa bagian daerah intimnya tampak.

"London, besok aku rapat dan kau ada urusan penting,"

"I know..."London membuka perlahan branya dan dengan gerakan cepat menangkup kedua dadanya sendiri dengan tangannya.

"London..." Desisku.

"What?Aku terbiasa tidur tanpa busana, apakah kau tersiksa karenanya?" Shit, this woman is torturing me now. London terduduk di tempat tidurku hanya menutupi bagian dada dan daerah intimnya menggunakan kedua tangannya.

"We need to sleep London," 

"Wajahmu mengatakan hal yang lain Zach," London tersenyum miring lalu menggerakkan jarinya ke dalam daerah sensitifnya dan dapat kurasakan bagian bawahku sudah sangat mengeras. London, mendesah, merintih lalu mendesah lagi dengan menyebut namaku. 

Aku hanya berdiri melihatnya melakukan hal itu dan sangat menikmatinya.

Saat London sudah mencapai puncak dia memasukkan jari yang tadi untuk merasakan dirinya sendiri ke dalam mulutnya lalu menggerakkan gerakan maju mundur yang membuat bagian bawahku ingin sekali merasakan tubuhnya malam ini.

"Fuck It!" Aku menghampiri London dan membenamkan bibirku ke bibirnya, dapat kurasakan bibirnya tersenyum di bibirku lalu ia menggigit bibir bawahku dengan ganas dan melilitkan lidahnya padaku dengan sangat kuat.

"Fuck me Zach... you need to fuck me..." Desah London di mulutku, hal tersebut membuatku makin menekan tubuhku diatasnya dan London mmebantuku melepas pakaian dan celanaku.

Entah kulempar kemana pakaianku yang hanya kupikirkan saat ini adalah ingin merasakan tubuhnya yang sudah satu minggu aku idam-idamkan.

Kuremat kedua dadanya lalu kuhisap putingnya dalam-dalam. London merintih dengan kencang namun aku tidak menghentikan aksiku.

London menggapai benda milikku lalu menggerakan gerakan maju mundur menggunakan tangannya dan aku menggigit putingnya berkali-kali.

"You want me to fuck you hard London?" Tanyaku dengan nada bossy.

"Yes..." London menjawab dengan nada memohon dan meminta.

"Fuck me hard until it hurts..." Aku tersenyum miring ke arahnya dan memasukkan milikku ke dalam miliknya, kali ini bukan gerakan lembut melainkan gerakan cepat dan kasar.

Aku tahu London lebih menyukai hardcore sex dibandingkan conventional sex. 

"Fuck Zach... Shit!" Rintih London ketika aku mengikat kedua tangannya dengan tanganku selagi aku memasukkan milikku dalam-dalam ke miliknya.

"Is it hurts?"

"Yes... yes ... yes...buatlah lebih sakit lagi..."

"Damn, woman you are every Man's dream woman..." Ku gigit bibirnya lalu kubenamkan milikku lagi lebih dalam ke miliknya hingga mengeluarkan suara kepakan-kepakan tubuh kami yang saling menggesek. London berkali-kali menyebut namaku dan merintih hingga ia memohon untuk lebih memperlakukannya dengan kasar.

Damn, anugrah apa yang diberikan Tuhan padaku hingga aku dapat merasakan wanita yang ingin diperlakukan seperti ini?

Jujur, aku tidak tega jika harus melakukan hubungan seksual dengan wanita sampai ia kesakitan, tetapi jika wanita itu mengingikannya akan kukabulkan, karena aku juga suka bermain kasar.

"Turn around," Perintahku pada London untuk berbalik arah dan membelakangiku. Kumasukkan milikku dari belakang dan London berteriak dengan kencang lalu memintaku untuk sedikit mencekiknya.

"Are you sure?" Tanyaku tak yakin.

"One hundred percent sure," Jawabnya.

Kulakukan apa yang ia pinta dan kami bergerak dengan kesatuan yang sama dengan kecepatan yang sama hingga kami merasakan kenikmatan bersama merasuki tubuh kami dan terjatuh bersamaan di tempat tidur lalu merasakan nafas menderu secara cepat dari paru paru kami.

London menoleh ke arahku lalu menangkup wajahku dan mencium bibirku dalam-dalam hingga aku lupa apa rasanya oksigen di sekitar selain udara yang bertukar di mulut kami yang masih menyatu. 

OH, SHIT I'M SCREWED ( #2 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang