Bonus Content - Waiting for the Blue Sky- Part 3 END (Teuku Zacharia King)

5.8K 310 13
                                    

"ZACH!! ZACH!!!" Aku terkejut mendengar teriakan London dari dalam kamarku ketika aku sedang berada di ruang kerja mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai kukerjakan. Aku berlari dengan kekuatan cahaya menuju kamar kami dan mendapati air mengalir dengan deras dari kedua kaki London.

"My water is brokeZ!" Aku panik dan berusaha setenang mungkin. 

Aku membopong London kemudian aku berlari sambil membopongnya dan mengambil kunci mobil dari garasi. Kubuka pintu mobilku dan meletakkan London dengan pelan di dalam mobil. Aku menggedor pintu kamar supir-ku Pak Hadi untuk menyusulku dan Ibuku serta Nenekku nanti.

Kini sudah pukul dua pagi dan kuharap mereka akan segera melakukan penanganan pada London. Seharusnya jadwal bersalin London masih sekitar dua minggu lagi dan ini sedikit membuat kami berdua terkejut dan panik.

"ZACH! HURRY! OH CEPHAAAT!!!" Oh, Istriku mengamuk. Tentu saja dia mengamuk.

"SHUAMI CEPHETAAN! AAAAH, SIAAAL!!! NJIRRRR!" Entah sejak kapan London suka sekali mengumpat dengan bahasa Indonesia dibandingkan Bahasa inggris.

"Iya sabar bentar... aku barusan ngomong ke Pak Hadi kalo—"

"CEPHETAAAN!"

"Yes, ma'am!"

***

Aku cemas dan khawatir. Seperti diawal perjanjian bahwa London tetap menjalani operasi caesar. 

Sebetulnya aku tahu dan sudah dijelaskan panjang lebar oleh dokter Willy bagaimana proses operasi tersebut hanya saja membayangkan London akan kesakitan setelahnya, aku menjadi khawatir. 

Aku meminta ikut ke dalam ruang operasi namun kebijakan rumah sakit ini aku hanya boleh menunggu Istriku diluar. Hal tersebut membuatku bertambah cemas.

"Kok aneh sih? Setahu Mama ya Zach... kita tuh boleh loh masuk kedalem," Ibuku memprotes peraturan rumah sakit namun aku berusaha tenang.

"Ya, kan beda-beda Ma... udah Mama duduk aja,"

"Ya, nggak bisa gitu dong... nanti di dalem London sama siapa? Kalo kenapa-kenapa gimana? Bommie, sampe nelpon-nelpon Mama daritadi, karena disana masih siang," Ah, aku hampir saja lupa mengabari Ayah London dan Eommoni.

"Untung, Mama ngabarin Eommoni sama Father!Aku lupa banget loh Ma..."

"Mama tahu kamu panikan, jadinya Mama yang nelpon,"

"Eyang nggak ikut?"

"Ikut, tapi di mobil... nggak tega Mama minta Eyang juga turun," Aku hanya mengangguk paham namun masih menggigiti kuku-ku.

"Bentar lagi kamu jadi Papa, jangan gigit-gigit kuku kayak gitu!" Walaupun aku sudah menikah Ibuku masih menganggapku seperti anak kecil dan mengomeli hal-hal kecil.

"Pak, Zacharia?"

"Ya?"

"Bayi anda sudah lahir," Astaga, jantungku rasanya berdetak dengan sangat kencang.

"Bisa langsung saya lihat?"

"Bisa Pak," Jantungku benar-benar berdetak dengan sangat kencang. 

Aku masuk ke dalam ruangan yang mengharuskanku memakai pakaian rumah sakit dan menutup rambut serta wajahku dengan masker. Kemudian aku masuk ke ruang operasi, disana terdapat London yang berbaring dengan lemah dan tampak makhluk mungil indah yang menangis di gendongan seorang perawat.

 London tersenyum lemah kepadaku dan aku tahu dia masih belum bisa menggendong anak kami.

"Blue Sky..." Entah kenapa air mataku tumpah begitu saja.

OH, SHIT I'M SCREWED ( #2 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang