24 (Zach)

6.2K 451 3
                                    

Anthony menurunkanku di apartemenku yang berada di San Fransisco yang jaraknya tidak jauh dari kantor cabang Vita Skin di San Fransisco. Kutekan angka password kunci apartemenku lalu terdengar bunyi kunci terbuka.

Aku suka apartemenku yang berada di San Fransisco, pemandangannya langsung menghadap ke arah Jembatan Golden Gate. Terkadang pemandangan di sore hari dari apartemen ini lumayan merileksasi pikiran yang penat.

Kunyalakan lampu apartemenku lalu aku mencurigai sesuatu di dalam apartemenku, bau masakan.

Tunggu dulu, tidak ada yang tahu apartemen ini kecuali London, Noah, Ibuku dan Eomonni. Aku siap-siap siaga dengan mengambil ponsel dari kantong celanaku lalu mencari nomor Anthony. 

Oh, kumohon bukan salah satu dari anak buah Juan yang mengikutiku, bisa-bisa seluruh rencana ini gagal dan aku takkan bisa lari lagi dari Juan. Kuambil koran yang terdapat di dekat pintu masuk dan menggulungnya menjadi sebuah gulungan besar.

Aku pernah menonton salah satu film Jet Li, Jackie Chan, dan Bruce Lee bahwa koran juga bisa dijadikan senjata, benar kan?

Namun, aku ingat aku tidak mempunyai kemampuan keren apapun dalam bela diri. Tidak masalah yang penting aku sudah berusaha mencoba melindungi diriku sendiri. Saat aku mendekati arah dapur seseorang menyergapku dari belakang lalu kudorong tubuh orang itu menjauh dan orang tersebut merintih kesakitan.

OH, FUCK THAT'S MY WIFE LONDON! 

Aku baru saja berpikir tentangnya sepanjang perjalanan dan dia muncul begitu saja di apartemenku, sungguh suatu kebetulan, London seperti membaca pikiranku bahwa aku merindukannya.

"What the hell Zach???" Aku membantunya berdiri namun London menatapku dengan tatapan tajam.

"Sorry, sorry London, kukira kau penyusup! Maafkan aku sungguh, are you okay?" London menekan kedua tangannya di pinggang lalu mendengus kesal.

"Is this okay for you? Lihat lenganku memerah!" London menunjukkan padaku lengannya yang memerah karena lengannya membentur lantai kayu apartemenku saat kudorong tadi. Kugapai lengannya lalu kutiup-tiup berharap sakitnya akan hilang. London tertawa lirih.

"Ini tindakan bodoh dengan meniup-niup seperti ini, sakitku tidak akan hilang Zach,"

"At least I'm trying London," Baru kusadari London memakai kemeja putihku yang tampak sangat kebesaran di tubuhnya lalu tampak bra berwarna merah menerawang dari balik kemeja yang ia pakai. Konsentrasiku buyar seketika.

"Kenapa kau tidak mengabariku? Aku tidak akan bertindak sampai seperti ini London,"

"Tidak bolehkah aku memberimu kejutan? Besok aku ada urusan di kantormu, maka dari itu kuputuskan hari ini untuk langsung menemuimu,"

"Well,setidaknya kau harus mengabariku," 

"Oh, apakah kau mempunyai wanita simpanan lain yang mempunyai ukuran dada lebih besar dariku Zach King?" 

"What? No London, geez...bukan seperti itu, hanya saja aku akhir-akhir ini sedikit paranoid!"  London terkekeh lalu menangkup wajahku.

"It's okay kalau kau mempunyai wanita lain Zach, asalkan Ayahku tidak tahu menahu mengenai hal itu, lagipula kau dan aku bukan pasangan nyata," Kata-kata London barusan sedikit membuat hatiku sakit. 

Memang pernikahan ini berdasarkan kontrak resmi yang kami tanda tangani di depan Patrick. Namun, rasa egois di dalam diriku ingin menjadikan hal ini nyata untuk kami berdua.

Aku ingin semua ini real, bukan pura-pura.

"Aku takkan melakukan itu padamu London," Jawabku pelan.

"Oh,okay..."Jawab London datar, aku ingin sekali membedah pikirannya apa yang dipikirkan wanita itu terhadapku, aku sangat ingin mengetahuinya. London berjalan menuju dapur dan aku mengikutinya.

London memasak sesuatu di panci besar, tampak kuah sup berwarna merah dan aku tidak tahu apa itu.

"Apa ini?"

"Oh, Bommie ternyata menaruh banyak makanan di lemari pendinginmu, typical Korean Mom, dia akan menaruh banyak kimchisawi putih, kimchi timun dan kimchi lobak di lemari pendinginmu, ini yang sedang kubuat kimchi jjigae, aku tinggal memanaskannya,"

"Oh, Bommie ternyata menaruh banyak makanan di lemari pendinginmu, typical Korean Mom, dia akan menaruh banyak kimchisawi putih, kimchi timun dan kimchi lobak di lemari pendinginmu, ini yang sedang kubuat kimchi jjigae, aku tinggal memanaskannya,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kimchi Jjigae?" Tanyaku.

"Wow, pronouncation mu dalam Bahasa korea begitu sempurna, aku salut Zach, yeah itu semacam sup kimchi dengan daging di dalamnya sangat segar dan membuat tubuhmu nyaman, semenjak Bommie masuk ke kehidupanku dan Dad, selera makanku berubah menjadi sangat Korea, padahal darah Korea tidak mengalir sama sekali di tubuhku," Aku hanya mengangguk lalu membayangkan makanan tersebut memasuki perutku, karena aku sangat lapar saat ini.

"Segeralah mandi, aku akan menyiapkan makan malam, kau suka nasi kan?"

"Yes, aku suka... Ibuku orang Asia, London... aku sudah terbiasa dengan nasi, lagipula aku juga punya rice cooker London, kau sedang memasak nasi di rice cooker ku" London terkekeh

"Good good... Yeah, aku lupa kalau aku sedang memasak nasi di rice cooker mu, ku rasa mata birumu kau dapatkan dari Ayahmu? Freddy Ross?"

"Yeah, Sometimes I hate my face," London menggeleng.

"No no no...kau jauh dari sifat Freddy ingatlah itu, Your Father Freddy is a dickhead, dia meninggalkan Lily sendirian dan kau, dengan setumpuk masalah di belakangmu, kau bukan Freddy! Jangan biarkan pikiran jelek itu menghantuimu Zach!" London menggapai bibirku lalu mengecupnya dengan lembut.

"Setelah Ibumu sudah lumayan pulih aku dan Bommie berjanji akan membawa Ibumu kembali ke Jakarta untuk bertemu keluarganya disana,"

"You do?"

"Yes, lagipula aku hanya pernah sekali ke Indonesia, ke Bali dan Bunaken, kau juga harus ikut Zach..."

"Thank you, London,"

"No no no,kita adalah keluarga don't thank me... your Mom deserved it Zach, kau juga pasti rindu dengan keluargamu disana,"

"Yeah, terakhir kali aku bertemu dengan Eyang Uti ketika umurku enam tahun,"

"Ehyangh Uhthi?" Aku terkekeh mendengar logat aneh yang keluar dari mulut London.

"E-y-a-n-g U-t-i, Eyang Uti is Grandmother London,"

"Oh,Ehyanh... Um... Forget it, just Grandma, sangat sulit untukku menyebutnya,"

"Whatever you want, London..." London melanjutkan memasak masakannya lalu meletakkan nasi di mangkuk kecil. Kuhampiri London dan kupeluk dari belakang.

"Thank you, London...thank you for everything..." 

Ingin sekali aku mengucapkan kalimat sakral itu, kalimat yang sudah menggantung di bibirku ketika London melamarku dan aku memutuskan untuk menikah dengannya, namun aku juga menyadari bahwa ini pernikahan kontrak bukan pernikahan sungguhan.

 Kontak fisik diantara kami karena kami sama-sama membutuhkannya, It's a need, nothing else, kuyakin London berpikir seperti itu. Aku takut akan mengacaukan situasi yang sudah kami buat saat ini jika aku benar-benar mengatakan kalimat itu.

London mengangkat tanganku lalu mengecup punggung tanganku.

"Anything for you Zach..." London membalikkan tubuhnya untuk menghadapku lalu mencium bibirku dalam-dalam. 

OH, SHIT I'M SCREWED ( #2 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang