45 (London)

4.3K 390 8
                                    

21++ Maaf para pembaca sekalian, di chapter ini penuh dengan kekerasan seksual mohon jadilah pembaca yang bijak ya, jangan ditiru! 😣😣😣😣

Entah sudah berapa hari aku dibawa oleh Juan. tangisanku juga hampir habis bersama teriakanku.

Juan menyiksaku terus menerus, lalu ia akan menangis dan meringkuk di pojokan sambil menyebut nama Gabriel, Zach dan Lily. Aku tidak mengerti kenapa ia menyebut nama Lily.

Juan menyebut bahwa ia mencintai Gabriel namun merasa tersakiti bahwa Gabriel lari darinya karena ketakutan. Juan bergumam banyak hal mengenai Gabriel. Aku hanya mendengarkan gumamannya selagi tubuhku perih dengan berbagai pukulan yang ia lemparkan padaku.

Dia berkali-kali meminta maaf pada Zach selagi menyakitiku lagi dan lagi. 

Juan menangis ketika menyebut nama Zach. Aku meludahi wajah Juan dan dia memukulku lagi.

Lily, dia menyebut nama Lily dan meminta maaf aku masih belum paham kenapa dia meminta maaf pada Lily.

Aku dibawa dari tempat satu ke tempat lainnya dan dimasukkan ke dalam koper besar setiap kami berpindah tempat. Aku selalu diberi obat secara paksa olehnya hingga aku tidak sadarkan diri.

Aku pernah mencoba sabu atau ekstasi sebelumnya hanya untuk bersenang-senang semasa di kampus namun tidak dengan dosis yang gila seperti ini.

Aku yakin ini bukan sekedar obat-obatan terlarang yang kutahu, ini sejenis Heroin atau Flakka karena aku merasa seperti orang gila setiap meminumnya.

Aku dipukul oleh ikat pinggang miliknya, lalu bajuku disobek olehnya menggunakan pisau yang akhirnya menyayat beberapa bagian tubuhku dan selanjutnya dia akan mencabuliku dengan memukul-mukul dadaku dan menekan bagian kewanitaanku dengan benda tumpul.

Aku ingin menangis dan berteriak namun mulutku selalu di tutupi kain.

Juan juga menyebutku sebagai perusak kebahagiaannya karena mengambil Zach darinya. Aku tidak tahu kenapa setelah dia menyakitiku atau mencabuli ku dia akan menangis dan meminum alkohol langsung dari botolnya.

Pria ini seperti terkena penyakit jiwa, aku yakin Juan memiliki riwayat penyakit jiwa yang membuatnya terkadang merasa bersalah terkadang juga harus menyakitiku. 

Aku berharap aku akan mati dengan cepat aku tak sanggup lagi dipukul dan dicabuli begini.

Aku ingin muntah dan perutku mual setiap Juan mencabuliku.

Juan tidak pernah masuk ke dalam tubuhku aku bersyukur akan hal itu. Tetapi aku kesakitan karena Juan memasukkan benda tumpul ke dalam milikku hingga aku merintih dan berteriak.

Kurasakan setiap kali Juan menekankan benda tumpul di bagian kewanitaanku, aku berdarah hingga sakit rasanya. Awalnya sakit lama-lama aku tidak kesakitan lagi.

Benda itu kalau tidak botol alkohol yang kosong atau benda tumpul lainnya. Aku merintih dan merintih hingga meminta ampun tetapi Juan akan memasukkannya lagi.

Lagi

"ARGGGH!!"

Lagi

"AAAARGH!"

Lagi

"PLEASE STOP!!"

Lagi

"NO...!!!!"

Dan

Lagi

Hingga aku tidak bisa bernafas hingga aku...

"STOP!!!" 

Nafasku menderu dengan cepat, kulihat sekelilingku bahwa aku berada di kamar rumah sakit.

Kelegaan membanjiriku namun air mataku tidak bisa kutahan. Kurasakan seseorang memelukku dari belakang dan aku menoleh bahwa Zach memelukku dan mengusap-usap kepalaku.

"Tenanglah aku ada disini Angel..." Aku menangis dan menangis hingga beberapa suster buru-buru masuk ke dalam ruangan ini dan menanyakan apakah semua baik-baik saja kepada kami, sekiranya itulah yang ia tanyakan karena aku terlalu terlarut ke dalam mimpi burukku selama beberapa hari bersama Juan.

"Z... aku takut..."

"I know Angel... I'm right here..."

"Aku ingin bertemu Bommie..." Pintaku. 

Zach menatapku dengan mata birunya, dan mengusap pipiku lalu mengecup setiap sudut wajahku dan menghapus air mataku.

"Aku akan memanggil Eommoni," Saat Zach akan turun dari tempat tidur rumah sakit aku menahan lengan bajunya.

"Jangan pergi, bisakah kau meneleponnya saja? Aku tak ingin kau kemana-mana, kumohon Zach..." Zach kembali lagi ke tempat tidur yang sangat sempit ini lalu merogoh ponsel dari saku celananya.

Sepertinya dia menelepon Ibu tiriku karena aku hanya mendekap tubuhnya dengan erat dan merasakan hembusan nafas Zach di dekat wajahku. Aku merasa tenang dan aman.

Tetapi aku merasa ada yang aneh dengan bagian bawah perutku, terasa sangat sakit. Apalagi bagian kewanitaanku, kurasa karena Juan berkali-kali menyiksaku dengan beberapa benda tumpul.

Setelah Zach selesai menelepon Bommie dia menoleh lagi ke arahku dengan tatapan sedih lalu mencium bibirku lembut.

Tampaknya Zach sadar bahwa sedari tadi aku menekan-nekan perutku lalu dia mencium perutku hingga keningku dan mengirimkan sengatan hangat di seluruh tubuhku.

"Angel,maafkan aku..." Katanya pelan dan air mata turun dari kedua mata indahnya. Aku menggeleng pelan lalu mengecup kedua matanya.

"Ini bukan salahmu Z... ini bukan salahmu...,"

"Ini murni salahku Angel... aku... aku tidak pantas bersamamu, aku yang menyebabkan ini semua terjadi aku yang menye—" Kucium bibirnya dalam-dalam lalu kudekatkan lagi wajahnya ke wajahku hingga Zach mengerang di mulutku. Kulepas bibirku darinya dan menatap mata birunya yang indah.

"Jangan pernah katakan hal itu lagi padaku Z, jangan pernah!" Kataku dengan nada bergetar dan hampir menangis. 

"Tapi Angel aku—" Kugigit bibir bawahnya dan aku menangis.

"Jangan pernah salahkan dirimu, ini bukan salahmu," Akhirnya Zach mengangguk lalu menciumku.

Kami berciuman sambil menangis hingga aku tak ingin lagi melepaskan bibir ini dari bibirku. Aku butuh Zach, aku ingin Zach dan aku cinta Zach. 



OH, SHIT I'M SCREWED ( #2 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang