Selama seminggu pikiranku melayang ke suatu tempat. Pikiranku sedang tidak ada di tubuhku, pikiranku berada di lamaran yang diajukan London padaku. Sebuah pernikahan kontrak yang akan membantuku keluar dari jeratan Juan.
Aku tahu itu adalah sebuah pernikahan kontrak, tetapi tetap saja membayangkan setiap hari aku terbangun untuk melihat mata hijau London membuatku berdebar tak karuan.
Selama seminggu aku tidak berani menatap lurus matanya dan menahan diirku untuk tidak menyentuhnya.
Hebatnya, London dapat menahan hal itu dengan baik sedangkan aku akan melepaskan hasrat ku setiap malam dengan bermodalkan tissue di kamar apartemen kecilku.
Ah, London memang membuatku gila.
Apalagi pagi ini dia mengenakan blouse berwarna hitam yang sedikit menampakkan bra nya serta rok pensil selutut yang menampakkan sekali lekukan tubuhnya dan rambut yang diangkat keatas hingga menampakkan leher putihnya.
Damn, bertahanlah Zach kau harus bertahan.
"Zach hari ini antarkan aku ke Fairmount,"
"Apakah kau ada pertemuan?"
"Yeah,breakfast meetingdengan Greg Lewitt," Tunggu dulu, apalah aku salah mendengar nama yang baru saja London sebut?
"Lon... hem Miss King... bukankah dia mantan pacarmu?"
"Yeah, dia bekerja untuk federasi obat amerika sekarang, lebih baik membahas mengenai produk yang akan kita luncurkan dengannya daripada dengan Diego Anthony," Entah apa yang membuatku begitu kesal nama Greg disebut.
Pria itu sudah membuat London terpuruk dan sakit hati berkepanjangan. Aku tahu saat ini Greg sudah tidak berkerja untuk Sequill Pharmacyst lagi dan bekerja untuk Federasi Obat Amerika, namun perlukah London menemuinya sekarang?
Aku lebih memilih London menemui Diego Anthony dibandingkan Greg.
Apalagi pakaian yang dipakai London sekarang sangatlah mengundang berbagai kaum pria yang berakal pendek untuk memandanginya terus-menerus.
"Perlukah kutemani? Untuk mencatat beberapa hal yang penting?" Tanyaku. Aku memberanikan diri melihat London yang sedang memakai lipstik berwarna merah dari balik kaca spion tengah ku.
"Tidak perlu Zach, lagipula ini pertemuan santai," Pertemuan santai. Hah, pertemuan santai yang akan berujung di tempat tidur itukah pertemuan santai?
"Baiklah Miss King..." Seminggu yang lalu London melamarku (walaupun bukan lamaran sungguhan) dan minggu ini dia menemui mantan pacarnya untuk mengadakan breakfast meeting!
Apa yang dipikirkan wanita ini sebenarnya?
Apakah aku salah menangkap beberapa sinyal dari London? Kukira kami sama-sama menginginkan hal ini.
Sesampainya di Fairmount aku menurunkan London di lobby lalu memarkirkan mobil di VIP Parking.
Buru-buru aku menyusul London dan melihat sosoknya berada di restoran hotel Fairmount. Tampak Greg menyambut London lalu mereka saling berpelukan dan mencium pipi kanan dan kiri lalu Greg meminta London untuk duduk di sampingnya.
What the fuck? Kenapa harus disampingnya? Bukankah masih ada kursi kosong di depannya. Kenapa harus duduk di kursi sampingnya?
Aku mendekatkan diri dengan duduk di kursi yang lumayan jauh dari posisi mereka namun dapat terlihat jelas apa yang mereka lakukan.
Seorang pelayan memberikanku buku menu lalu dapat kulihat menu sarapan yang harganya luar biasa mahal. Aku takkan bisa makan seminggu jika harus memesan makanan disini, maka kuputuskan untuk memesan kopi yang harganya dua kali lipat starbucks.
Aku tidak tenang melihat Greg memandangi tubuh London seperti itu.
Lihatlah si brengsek itu ketika London menunjukkan beberap berkas yang ia bawa wajah Greg tidak menatap berkas yang London tunjukkan padanya namun dadanya serta bibirnya. Aku lelaki tentu saja aku mengetahui tatapan mesum seperti itu. Aku tahu Greg menginginkan London kembali.
Setahuku Greg sudah menikahi Miss Witt di musim semi tahun lalu.
Kopiku datang dan kulihat cangkir kecil yang hanya berisikan kopi hitam serta segelas susu kecil. Demi kau London aku rela beli kopi mahal ini!
Tampak Greg sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah London, tampak pula wajah gelisah London yang tidak menyukai sikap Greg seperti itu padanya. Kuputuskan untuk meminum cangkir kopi ku sampai habis namun seorang pelayan menahanku
"Apakah anda mau refill ?" Aku menggeleng
"Bill nya saya letakkan disini," Aku mengangguk lalu tidak menghiraukan pelayan tersebut. Aku berjalan ke arah London dan London melihatku dengan tatapan terkejut.
"Miss King, apakah urusanmu telah selesai? Mr. Athrit meminta mu untuk datang ke kantor," Wajah London mengerenyit, dia kebingungan. Karena memang aku hanya beralasan saja agar Greg tidak lama-lama menatap dada London.
"Gabriel di kantor?" Ya, aku tahu Mr. Athrit sedang pergi ke DC tadi malam.
Tetapi demi menyingkirkan London from that fucking asshole, aku harus beralasan sesuatu.
"Yeah, barusan aku dikabari oleh asistennya," Greg menatapku dengan tatapan yang tajam. What is wrong with this man? Why he's looking at me like that?
"Ohokay, Greg sepertinya nanti saja akan ku email padamu detailnya,"
"Yeah yeah, call me if you need anything Lilo," Lilo? What the hell? Mereka tidak lagi berpacaran! Untuk apa memanggil nama kecilnya?
"Please, Lilo is like so long time ago, don't call me Lilo again Greg," Greg memeluk London dan dapat kurasakan buku-buku jariku membeku karena terlalu keras aku meremas tanganku sendiri.
"Aku akan selalu memanggilmu Lilo, no matter what you are my Lilo," London tersenyum malu dan tampak merona.
What the fuck is that? London! Wake up!
Kenapa kau merona pada pujian pria brengsek seperti Greg?
"WhateverGreg, see you later," No, don't you dare see you later him!
"See you Lilo," Fuck I hate Greg!
KAMU SEDANG MEMBACA
OH, SHIT I'M SCREWED ( #2 THE SHIT SERIES) [END]
RomanceWARNING! 21++ ( Due to some mature scene and content, underage is not allowed to read this story... please be a responsible reader) London King seorang co-CEO Vita Skin yang berusia 33 tahun adalah wanita yang sangat mencintai pekerjaannya. Dia bek...