"Pernikahan sebuah ikatan suci yang didasari oleh kejujuran dan cinta,namun pernikahanku justru di dasari dengan sebuah kebohongan. "
"Mila Adelia" seorang gadis cantik terpaksa mengganti identitasnya demi memenuhi permintaan terakhir sang sahabat yang meninggal seminggu sebelum pernikahannya digelar.
"Mil,dia calon suamiku, tolong gantikan posisiku,aku percaya padamu" ucap Mira sambil menunjukkan foto Mario,"Gak,kamu pasti kuat bertahanlah"ucap Mila menggenggam tangan sahabatnya,"Gak,aku gak kuat"ucap Mira lalu memejamkan matanya."Mira,bangun" ucap Mila sambil menangis,"Dokter tolong teriak Mila panik.
Tak lama kemudian dokter datang ke ruangan Mira untuk memeriksa kondisinya,"Maaf mbak,teman anda sudah meninggal" jelas dokter,"Mira bangun" ucap Mila lirih.Setelah mengurus pemakaman sahabatnya,Mila terus memikirkan permintaan terakhir sahabatnya,ia merasa dilema saat ini,ia pun memutuskan mencari informasi tentang Mario,dari buku diary Mira.
1 September 2018, aku berkenalan dengan seorang pria bernama "Mario Sanjaya"melalui media sosial,kami pun saling bertukar nomor ponsel untuk memudahkan komunikasi diantara kami,sejak saat itu kami saling berbagi cerita hingga rasa itu mulai tumbuh.
Dua bulan kemudian, aku semakin bahagia saat dia memintaku menjadi istrinya,Namun sampai detik ini aku tak pernah bertemu dengannya,dia hanya mengirimkan sebuah cincin sebagai tanda pertunangan,dan beberapa contoh undangan pernikahan,"Kamu pilih,sesuai keinginan kamu,kabari aku secepatnya,"Love you", ucap Mario "Oke sayang,"Makasih cincinnya aku suka"jawab Mira,"Sama-sama, jawab Mario.
Seminggu kemudian
Semua terlihat begitu indah dan sempurna,undangan di sebar,namun aku mulai merasa ada yang aneh dalam diriku,"Aku pun memutuskan melakukan "General check up" untuk memastikan kondisi kesehatanku.
Dari hasil pemeriksaan,saya mememukan bahwa,"Anda menginap penyakit Jantung,"jelas dokter,"Jantung dok,apa bisa disembuhkan tanyaku lirih,"Ya, tapi ini sangat sulit karena kami harus melakukan transplantasi jantung" jelas dokter lagi,"Tapi untuk sementara,saya akan memberikan resep sambil menunggu pendonornya" ucap dokter,"Tak perlu dokter saya permisi" ucapku berlari meninggalkan ruangannya,"Tunggu"ucap dokter sambil menahan tanganku,"Berjuanglah,Aku yakin kau bisa,aku bangga padamu"jelas Tiara.
"Namaku Tiara,ucapnya sambil mengulurkan tangannya,"Mira jawabku menjabat tangannya,"Kau tahu,kau pasien unik yang pernah ku temui"ucap Tiara sambil tersenyum,"Maksud kamu" tanya Mira,"Ya dari semua pasienku mereka pasti menangis dan marah padaku setelah tahu penyakitnya,"Tapi kau tidak melakukannya,kau justru terlihat tegar bahkan kau menolak saat aku akan memberi resep padamu "jelas Tiara tersenyum,"Kau salah,aku tidak sekuat itu,aku sangat membenci obat,dan bagiku kematian adalah suatu hal yang pasti,jadi ku rasa cepat atau lambat aku akan mati" jelas Mira lirih,"Kau tidak boleh putus asa pikirkan keluargamu" jelas Tiara menguatkan,"Aku punya sahabat dan tunangan,orang tuaku meninggal karena penyakit yang sama,"ucap Mira,"Bertahanlah demi mereka" jelas Tiara tersenyum,"Penyakit ini memang menyakitkan untukku tapi aku senang karena sebentar lagi,aku akan bertemu orang tuaku"jelas Mira sambil tersenyum,"Jika itu keputusanmu,"Baiklah, tapi jika kau berubah pikiran segera temui aku permisi,"jelas Tiara.
"Aku bergegas pergi dari RS untuk menenangkan diri,aku siap,"Mila pasti mau menggantiku,maafkan aku Mario aku mencintaimu" gumam Mira lalu menghapus foto Mario.Beberapa hari berlalu,pernikahanku akhirnya di gelar mewah di sebuah hotel,"Sayang,aku bahagia bisa menikah denganmu,"bisik Mario sambil menciumku,"Maaf,"ucapku gugup lalu berlari meninggalkannya,"Jangan lama-lama,aku kangen kamu" ucap Mario,"Oke" ucapku berusaha menahan tangis,"Haruskah aku menyerahkan harta berhargaku untuknya,"gumamku,"Tapi aku ini istrinya" ucapku mengingat pernikahan kami tadi,"Sayang "teriak Mario mengetuk pintu,"Ya" ucapku membuka pintu,"Maaf aku kedatangan tamu" ucapku berbohong,"Oke,kita istirahat saja,aku tahu kau lelah" ucap Mario mengusap pelan rambutku,"Ya kau benar,maaafkan aku" ucapku gugup,"Bukan salahmu sayang" ucap Mario menggendongku ke ranjang dan memelukku,"Hmm,apa kau mencintaiku,tanyaku gugup,"Apa yang kau tanyakan sayang,aku mencintaimu ayo tidur "ucap Mario mencium keningku lembut.
"Mira,aku sudah memenuhi keinginanmu,"Mario pria yang baik,dia sangat mencintaimu,kau beruntung memiliknya"gumam Mila menatap foto Mira,"Sayang,kenapa kau belum tidur" tanya Mario dengan mata terpejam,"Aku segera menyimpan foto Mira dan berbaring di samping Mario,"Aku akan segera mengatakan semuanya padamu,"
ucap Mila sebelum tidur.
Keesokan harinya
"Sayang,kita akan pulang ke rumah baru,semoga kau menyukainya,"Sayang,ponselmu kenapa,aku sulit menghubungimu" tanya Mario,"Maaf,ponselku hilang" jawabku lirih,"Oke kita beli" ucap Mario melajukan mobilnya ke sebuah mall,"Tidak perlu,aku bisa membelinya sendiri nanti" jawabku tersenyum,"Sayang,kau istriku,sudah seharusnya aku memenuhi semua kebutuhanmu,kita beli sekarang,"jelas Mario memohon ,"Baiklah terima kasih,"ucap Mira tersenyum.
Sesampainya di mall keduanya memilih i phone yang sama,"Kau beli juga,"tanyaku heran,"Ya aku beli juga karena kita akan memulai semuanya dari awal "jawab Mario santai,"Tapi i phonemu masih bagus" ucap Mira melihat i phone suaminya,"Sayang ini untuk menyimpan foto kita setelah menikah "ucap Mario beralasan,"Pintar juga kamu,tapi aku gak setuju, "Kita pulang saja" ucap Mira mengembalikan i phone pilihan mereka,"Kenapa kau kembalikan" tanya Mario heran,"Kau bilang kau ingin membelikan i phone untukku,tapi kenapa kau ikut-ikutan"ucap Mira kesal,"Baiklah, "Maafkan aku,pilihlah i phone terbaik untukmu" ucap Mario tersenyum.
Tak lama kemudian Mira menemui Mario ,"Terima kasih ayo pulang" ucap Mira berjalan mendahului suaminya,"Hai tunggu kenapa kau mengabaikanku" tanya Mario berlari mengejar istrinya,"Tidak,aku tidak sabar melihat rumah baru kita" jawab Mira,"Oke baiklah,ayo "ucap Mario membukakan pintu mobil untuk istrinya,"Sayang,kau ingin kita honeymoon kemana" tanya Mario tiba-tiba,"Jangan pikirkan itu,jawabku singkat,"Hai kenapa kau marah,apa ada yang salah dengan ucapanku" tanya Mario sambil menatap istrinya,"Tidak maksudku, "Aku belum memikirkannya,aku akan katakan padamu jika aku sudah tahu" jelas Mira,"Baiklah maafkan aku,"jelas Mario,"Ya aku juga minta maaf telah menyinggung perasaanmu" ucap Mira."Oke kita sudah sampai, "Silahkan tuan putri" ucap Mario tersenyum,"Makasih" jawab Mira,"Rumahnya bagus aku suka tapi ini terlalu besar untuk kita" ucap Mira,"Tidak sayang,kita akan memiliki banyak anak nanti jadi ku rasa ini cocok untuk keluarga kita" jelas Mario memelukku, "Aku hanya bisa menangis mendengar ucapannya.