Ibu, tahukah kau bahwa tiada pelukan ternyaman yang kurasakan selain dari pelukan darimu...
~Anna Putri CantikaLangkah demi langkah dari kedua kaki itu telah mengantarkan Anna, Bryan dan triple A sampai di teras rumah keluarga Wijaya. Anna berhenti sebentar dan menghembuskan nafasnya kasar.
"Relax honey, ayo.. kamu bisa. Buktikan bahwa kamu tidak salah dan niat kamu kesini adalah baik." Ucap Bryan.
Anna mengangguk dan kembali memasang wajah datarnya sembari melangkah kedalam disusul Bryan dan Triple A...........krikkk......krikkkk
Anna sudah masuk kedalam rumah yang pernah ia tinggali dulu. Di depannya ia melihat pria yang ia sayangi, cinta pertamanya, ayah yang dulunya menggendongnya, tempat ia bercerita apabila ada pria yang mendekatinya, melindunginya, dan juga yang telah mengusirnya ( dia sangat benci hal terakhir diucapkannya barusan), telah terbujur kaku di depannya. Di dekat kepala sang ayahanda ia melihat san ibunda, wanita yang sangat ia sayangi, wanita yang melahirkan, merawat dan mengasihinya sepenuh hati, wanita yang selalu membelanya dari siapapun, duduk di dekat kepala sang ayah, sambil terus memandangi wajah sang suami yang kini telah tertidur lelap untuk selamanya.
Anna masih mengamati wanita yang belum menyadari kehadirannya itu dalam diam. Sungguh ternyata waktu 17 tahun itu bukan waktu yang cepat, ibunya yang dulu ditinggalkan adalah wanita yang masih muda, energik jangan lupakan wajah cantikny itu.
Sekarang yang didapati adalah seorang wanita paruh baya, yang sudah dipenuhi keriput di kulitnya, rambut yang dulu berwarna hitam kini sudah mulai berganti warna menjadi warna putih. Ibunya ternyata sudah tua dan Anna sungguh sangat merasakan sakit tidak ada disamping ibunya di hari tuanya bahkan sampai ayahnya menghembuskan nafas terakhirnya dia tidak ada disana.. sungguh Anna merasa bahwa dia telah menjadi Anak yang durhaka.. tapi sebagian fikirannya menolak fakta itu karna kepergiannya ialah bukan kemauannya tapi kemauan mereka bukan?Semua orang yang melihat kedatangan Anna itu diam, ada yang terkejut dan ada juga yang bingung. Sehingga mereka semua sibuk dengan pemikiran mereka sendiri. Suara anna kemudian menyadarkan mereka kembali..
"Hai.."........
Krik... krikkk... semua diam, tidak ada yang membalas sapaan dari Anna, kecuali wanita paruh baya yang bernama Gracia Wijaya itu, segera menganggat kepalanya mendengar suara yang tidak pernah di dengarnya lagi selama 17 tahun ini. Tapi ia kembali menggelengkan kepalanya dan menganggap itu hanya ilusi karena rindu yang amat mendalam kepada putri sulung.
"Hallo.."
Kemudian ia segera mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita cantik ahh ralat sangat cantik ditemani 3 orang pria tampan dan seorang putri cantik jelita dibelakangnya. Ia memukul pelan wajahnya mencoba menyadarkan bahwa yang berdiri di depannya bukanlah mimpi semata. Tapi sedetik kemudian ia tersadar dan segera memanggil nama yang sudah sangat ia rindukan itu..
"Anne.... putriku.." lirihnya
Ia segera beranjak dari tempat duduknya ke tempat putrinya berdiri
"Anneku... kau datang.. kau kembali" hikss hiksss. ... ucapnya dengan air mata yang tiada berhenti bercucuran"Ibu.."
"Iya bu, Anne kembali"
"Anne kembali bu..." hiksssssss hikssss
Ia segera memeluk erat sang ibunda. Pelukan ternyaman yang sudah tidak pernah ia rasakan lagi selama 17 tahun lamanya. Ia mendekap erat sang ibunda. Wajah datarnya tadi, sudah hilang entah kemana. Tetapi itu hanya berlaku di hadapan sang ibu."Mom, who is Anne?"
Pertanyaan dari putri kecilnya Aleya membuat pelukan itu merenggang, tetapi Anna senantiasa memengang erat tangan sang ibu.
"Anne adalah nama mom disini kids,
Mom, aku sudah menikah.. hiksss hikss maafkan aku tidak memberitahu kalian.. ini Bryan suamiku ucap Anna memperkenalkan Bryan.."
"Perkenalkan bu, nama saya Bryan saya suami dari anak ibu, saya minta maaf atas pertemuan kita di situasi yang seperti ini " ucap bryan
"Selamat datang di rumah kami nak, selamat datang di keluarga kami. Tidak perlu minta maaf nak, semua sudah berlalu, terimakasih sudah menjaga Anneku selama ini" ucap gracia sambil memeluk Bryan sekilas."Dan, mereka adalah cucu-cucuku Anne? " tanya nyonya Wijaya
"Ia mom". Sahut Anne.
"Kids, perkenalkan nama kalian sama nenek. Ini adalah ibunya mommy sayang." Ucap Anna"Al, Aldrich nek sahut Al sambil mengulurkan tangannya. Nyonya wijaya segera menyambut cucunya itu dan memeluknya, menyalurkan rasa bahagia dalam hatinya.
"Kau sangat tampan sayang, kau juga sudah terlihat dewasa. Ayah dan ibumu pasti sangat bangga padamu"
"Thank you nek" sahut Al, mencoba tersenyum tipis, menutupi rasa tidak nyamannya di rumah itu. Terutama tatapan dari seseorang dari antara mereka yang hadir di rumah itu, tatapan yang ntahlah, hanya dia yang mengerti arti tatapan itu, tapi untungnya Al tidak menyadari itu."Hai nek, I am Alfian". Sahut alfian singkat, padat, dan jelas.
Hai juga sayang, kau sangat tampan ucapnya sambil memeluk Alfian."Hello nenek, I am Aleya. Senang bertemu denganmu nek, kata Aleya"
Hai sayangku, engkau sangat cantik sekali, seperti ibumu. Nenek juga sangat senang bertemu denganmu."Sudah, sekarang kalian beristirahatlah pasti kalian capek dalam perhalanan kesini."
Ucap Nyonya Wijaya pada keluarga Anna."Eh, tidak perlu bu, sebenarnya kami tiba disini kemaren sore, dan kami menginap disana ucapnya pelan"
Nyonya wijaya kemudian diam dan menunduk, tapi setelah itu ia berkata lagi "kalau begitu masuklah, ini juga rumah kalian. Kalian belum bertemu ayah Anna kan. Masuklah ".
ucapnya dengan pelan.
Sungguh Nyonya wijaya sangat senang dengan kedatangan putri sulung, tapi dia sangat sedih karena sang suami tidak sempat bertemu dengan Anne dan keluarganya. Ia juga sangat sedih melihat sikap Anne yang berbeda jauh dengan Anne yang 17 tahun lalu, dan ia menyadari merekalah yang membuat semua itu terjadi..Bersambung...
Jangan lupa vote dan koment guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)
ChickLitApakah yang pertama anda fikirkan saat melihat pelangi? Keindahan warnanya. Ya itu mungkin yang dipikirkan oleh sebagian besar orang. Tapi pernah kah anda bertanya, bagaimana kah pelangi itu bisa terbentuk? Sesuatu yang indah, tidak pernah dihasilk...