45.

3.1K 182 8
                                    

Anna kembali ke kamar yang ditempati oleh Vano untuk mengecek suhu badannya. Dan ternyata suhu badannya sudah mulai menurun.. Anna kemudian kembali mengganti kompres di dahi Vano dengan hati-hati supaya tidak membangunkannya.. selesai semua, Anna kemudian memperbaiki selimut Vano dan merapikan rambut Vano yang mulai berantakan

"aku tidak tahu harus bersikap bagaimana kepadamu Van.. karena yang jelas luka yang kamu timbulkan masih menganga dengan lebar sehingga sangat sulit rasanya untuk memaafkanmu,, tapi disisi lain aku juga sedih melihatmu seperti ini, aku tidak ingin seseorang yang pernah menjadi bagian hidupku menderita,, tapi aku juga ingin berdamai dengan masa laluku Van, aku ingin hidup tenang dan bahagia dengan anak-anakku dan juga suamiku, begitu juga denganmu aku ingin kamu bahagia dengan kakakku dan anakmu itu.. tapi untuk saat ini, aku belum bisa Van,, beri aku waktu untuk memantabkan hatiku, dan mengobati luka yang kau timbulkan sehingga aku bisa memaafkanmu.. tapi selama itu, aku mohon jangansakiti dirimu lagi Van,, pulanglah ke rumahmu.. semua orang disana mengkhawatirkanmu.. selamat malam Devano" ucapnya lirih sambil menjauhkan tangannya dari wajah Vano dan segera ke kamar menemui suaminya

"kak...." Lirihnya

"sayang... kenapa? Kenapa kamu menangis?" Tanya Bryan yang tadinya masih duduk di tempat tidur sambil memainkan hpnya

"aku,,, aku masih belum bisa.. aku belum bisa memaafkannya,, hiksss"

"sudah.. sudah sayang.. bukan hal mudah memang.. tapi cobalah dengan perlahan,, karena semua itu butuh proses sayang.. aku yakin kamu pasti bisa.."

"iya kak.. makasih ya kak.. makasih untuk semuanya.. makasih sudah selalu ada untukku sejak 17 tahun yang lalu.. terimakasih sudah menyayangi aku dan anak-anak dan menjadi kepala keluarga yang luar biasa untuk kami semua.. aku bersyukur Tuhan mengirimkanmu untukku kak.. aku sangat bersyukur untuk itu."

"semua yang terjadi dalam hidup bukan hanya kebetulan semata, tapi itu memang sudah ketentuan takdir yang dituliskan oleh sang Khalik.. tapi percayalah semua itu mempunyai maksud dan tujuan yang luar biasa untuk setiap orang.. pertemuanku dengan seorang wanita yang dingin dengan seorang anak yang digandengnya di sebuah restaurant belasan tahun yang lalu mengantarkan aku kepada suatu kebahagiaan yang sangat luar biasa,, dimana aku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya yang belum pernah aku dapat sebelumnya, dan aku sangat-sangat besyukur untuk hal itu.. Tuhan memberi isteri dan anak-anak yang sangat hebat dalam hidupku.. jadi jangan berterimakasih untuk hal itu padaku sayang.. berterimakasihlah kepadaNya yang sudah menuliskan rancangan yang terbaik untuk hidup kita. Masalalu yang membuatmu menangis jangan kamu benci, tapi kenanglah itu karena masa lalu itulah yang membentukmu menjadi wanita tangguh seperti sekarang ini.. untuk itu berbahagialah sayang.. kita jalani semua dengan sebaik-baiknya.. lupakan dendam, amarah, sakit hati.. hidup kita terlalu berharga untuk mengenang sesuatu yang menyakitkan.. jadi jangan pernah kamu mengangis lagi untuk alasan yang sama.. kita buka lembaran baru.."

"iya kak.. tetaplah disisiku sampai maut memisahkan kita"

"iya sayang. Pasti."

Pagi hari Anna bangun dan pergi ke kota sebentar untuk membeli makanan untuk mereka bertiga. Anna pergi saat Bryan masih tertidur, kemudian ia menaruh notes kecil agar suaminya itu tidak khawatir padanya.

Saat Bryan keluar kamar, Vano juga kebetulan baru keluar dari kamar mandi. Suasana diantara mereka berdua sangat canggung..

"selamat pagi." Ucap Vano memulai obrolan dan hanya basa basi

"selamat pagi juga kakak ipar." Balas Bryan

"bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" Tanya Bryan lagi

"eh?,, emm sudah." Balas Vano kikuk

"syukurlah.. nanti ikutlah pulang bersama kami." Ucap Bryan

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang