43.

2.9K 214 15
                                    

Tak terasa, sudah 5 hari Vano berada di rumah pohon itu untuk menenangkan diri dan mengingat kenangan yang yang telah ia lalui bersama Anne. Semua keluarga besar Wijaya dan orang tua Vano sendiri sudah sangat cemas dengan keadaan Vano, karena sama sekali tidak bisa dihubungi

"astaga.... Bagaimana ini.. kemana sebenarnya Vano pa.? mama takut dia kenapa-napa.. tidak biasanya dia seperti ini.." ucap Imelda atau mama Vano

"tenang dulu ma,, dia pasti baik-baik saja..'' ucap ayah Vano menenangkan

"intan, sebenarnya ada apa ini? Kenapa Vano pergi dari sini, apa kalian bertengkar?" Tanya ibu Vano

"nggak mah... kami baik-baik saja.. ini semua gara-gara perempuan munafik itu.." ucapnya penuh emosi

"maksudmu Anne, apa lagi yang diperbuat anak itu hah?" marahnya

Intan pun menceritakan semuanya kepada mertuanya bahkan tentang Vano yang sampai berlutut untuk meminta maaf pada Anne tapi Anne langsung kabur begitu saja, dan terakhir Vano langsung pergi begitu saja setelah melihat Anne pergi dari acara itu dan tidak pulang sampai sekarang.

"apasih sebenarnya yang dipikirkan anak itu? Sudah jelas-jelas Anne itu bukan perempuan baik-baik.. lagian masalah mereka itu apa sebenarnya apa sih? Sampai-sampai Vano mau berlutut seperti itu.." ucap Imelda bingung

"ahh, sudahlah ma.. nanti saja kita tanyakan apa masalah mereka, sekarang yang terpenting adalah kita harus menemukan Vano terlebih dahulu. " putus ayah Vano

Di rumah wijaya

Saat ini ny. Gracia beserta ketiga anak dan menantunya sedang berkumpul di ruang keluarga. Bryan membawa Anna ke rumah orang tuanya karena sejak kejadian itu, Anna hanya murung dan menangis.

"bagaimana kabar abang mu itu Mark? Apa dia sudah pulang?" Tanya Ny. Gracia tiba-tiba

"belum bu, belum ada kabar sama sekali.. bahkan belum bisa dihubungi sama sekali." Jawab Mark

"ehm,, maaf Ny. Gracia, siapa yang kalian maksud?" Tanya Bryan

"aduh, gimana ya.. itu bang,, bang Vano udah satu minggu ini nggak pulang ke rumah dan tidak ada kabar sama sekali." Jawab Yonathan

Sontak hal tersebut menyadarkan Anna dari lamunannya , karena memang sedari tadi dia tidak menyimak pembicaraan orang-orang itu.. ia hanya tiduran di pangkuan Bryan sambil melamun, tidak sopan memang, tapi karena Ny. Gracia dan yang lain maklum dengan sifat manja Anna yang suka muncul tiba—tiba..

"mungkin dia ada kerjaan di luar kota" ucap Bryan

"nggak ada bang, bahkan udah hampir 2 minggu bang Vano nggak ada ke kantor,, kata kak Intan sih setelah acara reuni di sekolah mereka kemarin, dia hilang gitu aja.." sanggah Mark

"kemana ya Vano, tidak biasanya dia begini.." kata Ny. Gracia

"ehm,, bukannya kak Vano pergi karena kak Anne tidak mau memaafkan bang Vano bahkan sampai berlutut gitu.." ucap Kanaya tiba-tiba

"tutup mulutmu. Jangan bertingkah seolah-olah kamu tahu tentang hidupku." Marah Anne

"dia hilang, atau mati sekalian jangan sangkut pautkan denganku." Tambahnya lagi

Kanaya langsung bungkam melihat wajah dan ekspresi Anne, sedangkan yang lain kaget mendengar itu kecuali Bryan yang hanya menghela napas pelan, kemudian menggemgam tangan sang isteri bermaksud menenangkan.

"ber..berlutut..? ada apa sebenarnya Anne?" Tanya Ny. Gracia hati-hati

"bukankah sudah kukatakan itu bukan urusanku dan aku tidak tahu. Jangan bahas laki-laki it uterus, sekarang aku mau pulang." Ujarnya sambil berdiri

"kak, aku tahu kakak.. aku yakin kakak sebenarnya juga cemas dengan bang Vano.. tapi kali ini saja aku mohon, tolong bantu untuk menemukan bang Vano.. mungkin kakak tahu tempat yang sering dikunjungi atau tempat bang Vano menenangkan diri secara kalian sudah bersahabat sejak kecil.. kakak pasti tahu kan..?" ucap Yonathan tiba-tiba

"dengar yan Nathan, Mark.. kakak udah nggk peduli lagi tentang dia sama sekali.. dan kakak udah lupa semua tentang dia sejak duapuluh satu tahun yang lalu. Jadi sudah wajar kakak melupakannya.. jadi jangan Tanya apapun lagi tentang dia. Ok..? kakak mau pulang dulu." Ucapnya kembali sambil menarik tangan Bryan

Setelah mereka keluar dan pulang..

"aku yakin pasti kak Anne itu bohong." Ucap Yonathan

"nggak mungkin dek, apa yang dikatakannya tadi memang masuk akal..sudah 21 tahun" ucapnya

"ibu tidak yakin dengan apa yang kamu katakana Nathan, Anne yang sekarang sudah berbeda dengan Anne yang dulu. Anne yang dulu pasti akan mudah luluh dengan kata maaf, sejahat apapun seseorang pasti akan dimaafkannya setelah orang itu minta maaf, tapi kamu dengar sendiri bahkan Vano sampai berlutut dia tidak memaafkannya, mungkin dia benar-benar kecewa atau sakit hati dengan Vano sampai ia tidak mau memaafkannya. Tapi sudahlah, jangan kalian tekan kakak kalian nanti dia pergi lagi.. ibu tidak mau berpisah lagi dengan dia." 

"iya benar bu, walaupun sampai sekarang aku merasa bahwa ada benang halus yang membatasi anatara kita dengan kak Anne, tapi setidaknya mereka tidak membenci kita kembali.. urusan bang Vano kita harus menceri dia lagi." Ujar Mark

"sayangku, cintaku, isteriku... mengapa kau bersedih terus?" Tanya Bryan lebay kepada Anna yang hanya diam di mobil

"gak pa-pa kak.. aku udah nggak sedih lagi kok." Jawabnya sambil tersenyum paksaan

"kamu nggak akan bisa berbohong denganku sayang, kamu pasti memikirkan Vano kan?' tanyanya

"nggak kok kak.. untuk apa aku memikirkan laki-laki itu. Nggak usah balik lagi dia sekalian." Ucapnya

"kamu tidak pintar berbohong sayang, aku tahu kamu khawatir dengan dia,, ya jujur aku agak sedikit cemburu dengan hal itu, tapi dari sisi lain mungkin dia sedang frustasi saat ini dan mungkin juga dia bunuh diri." Seru Bryan

"ishhh,, jangan gitu dong bicaranya kak.. aku jadi takut tau, biar bagaimanapun dia pergi setelah acara di sekolah itu dan itu disebabkan oleh aku, dan nggak usah cemburu lagi kak.. kamu dan anak-anak kita adalah segalanya bagiku, mungkin di hatiku memang masih ada simpatik untuk dia, tapi itu karena dia pernah menjadi tokoh penting dalam hidupku dan juga ayah dari anakku Al, tidak lebih. Hanya itu kak.."

"iya sayang..iya.. aku percaya samamu.. sekarang coba fikirkan kemana kita harus mencari Vano sekarang?"

"mmmmmmmm,,,, kita pulang dulu deh kak.. jujur aku udah banyak lupa.. mungkin nanti dirumah aku coba mengingat-ingat tempat yang memungkinkan didatanginya."

"oke sayang"/

Merekapun segera kembali ke rumah mereka..

Malam hari, Bryan sibuk dengan berkas-berkasnya, Anne berbaring di sofa ruang kerja Bryan sambil mencoba mengingat-ingat kenangan mereka dulu.. setelah sekian lama, akhirnya ia mendapat petunjuk...

"oke, besok pagi aku akan kesana.. sekalian aku ingin melihat apa tempat itu masih ada atau tidak sekarang ini." Ucapnya pada dirinya sendiri

Tanpa sadar, ia tertidur di sofa itu sambil tetap menunggu Bryan. Jam sebelas, Bryan telah selesai dengan kertas-kertasnya itu, ia kemudian menghampiri isterinya itu dan menggendongnya ke kamar mereka.

"selamat malam Roseanneku, aku tahu kamu pasti akan memaafkannya.. berdamailah dengan masa lalumu sayang.. sweet dreams and I love you" ucapnya mencium kening sang isteri dan segera menyusulnya kealam mimpi.



Holla.....😎😎
Jangan lupa tinggalkan jejak please...
Don't be a silent reader
Okay ???

Bdw, author mau ngucapin makasih buat yang udah baca dan ngasih respon...

Tapi author mau nanya.. soalnya lagi buntu sebenarnya
Kira-kira hukuman yang cocok buat Intan itu menurut kalian apa ya.?

Give me a respon yahhh....🙏🙏😁

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang