"arrgggggggggggg........ "Teriak Vano kencang..
"Tuhan, apakah ini karma untukku.? Apakah ini karma karena aku tega membunuh darah dagingku sendiri? Tidak adakah maaf untukku lagi? Apa yang harus aku lakukan Tuhan, aku tidak ingin hidup dalam rasa bersalah ini terus menerus.. aku hanya ingin Anne memaafkanku Tuhan.." tanpa sadar air matanya terus menerus berjatuhan sedari tadi.
Saat ini Vano berada di sebuah hutan yang tidak jauh dari SMPnya dulu. Tepatnya di rumah pohon miliknya juga Anne. Setelah berkata demikian, ia melangkahkan kakinya masuk ke rumah pohon itu. Tempat yang selalu ia kunjungi selama 21 tahun setelah kepergian Anne dari hidupnya. Ia memandang semua yang ada di dalam ruangan itu, dan kembali terbayang ke masa lalu,, saat pertama ia dan Anne bertemu dan menemukan rumah pohon itu.
Flashback on
"adik-adik hari ini kita kedatangan teman baru yang akan ikut bergabung dan belajar bahasa inggris bersama dengan kita di les ini. Nah adik, silahkan perkenalkan dirimu." Ucap kak Esron... yang menjadi tentor disuatu bimbingan belajar di kota Anne saat itu.
"hai semua, perkenalkan nama saya Devano Ronald. kalian bisa panggin Vano dan ini adik saya namannya Ivan." ucapnya
"kelas berapa.?" Tanya seorang siswa
"sama dengan kalian aku kelas V sekolah dasar, dan adikku kelas III sekola dasar." Jawabnya
"oke, baiklah adik-adik nanti kalian bisa berkenalan secara pribadi, kita lanjutkan pelajaran.." ucap Esron hendak melanjutkan pelajaran
"-----"
Pulang bimbel
Semua teman-teman Anne berlomba berkenalan dengan Vano karena wajahnya yang ganteng dan ramah, berbeda dengan Anne dan adiknya Mark yang justru kurang menyukai Vano karena menurutnya Vano adalah anak yang manja dan suka memamerkan kekayaan, terbukti dari pertama masuk bimbel ini yang diantar oleh ibunya bahkan dipayungi saat turun dari mobil padahal tidak ada hujan, hanya hari yang sedikit panas. Padahal dari pihak bimbel menyediakan bus untuk para siswa-siswinya.
Beberapa minggu telah berlalu, Anne merasa bahwa sikap tentor pengajarnya sekarang berbeda, dan lebih memihak Vano, dan Anne berfikir mungkin Karen Vano anak dari keluarga yang berada. Selain itu, teman-temannya di bimbel apalagi perempuan terang-terangan selalu memuji-muji Vano karena memang wajahnya tampan. Karena kesal, akhirnya Anne malas untuk pergi bimbel dan memilih belajar sendiri di rumah.
Di sekolahnya, teman-temannya menanyakan Anne dan Mark mengapa mereka tidak datang ke bimbel selama seminggu ini.
"Anne. Kak Esron nanyain kamu loh, kenapa kamu nggak pernah bimbel lagi, apa kamu ingin berhenti bimbel?" Tanya Devi teman sekelasnya di sekolah dan kebetulan juga mereka les di bimbel yang sama
"eh, bukan.. nanti aku akan datang. Aku hanya ada urusan beberapa hari ini," jawabnya
"baiklah, aku tunggu ya."
"ok."
Pulang sekolah...
"Mark, kakak mau ke bimbel. Kamu masih mau ikut tidak?" tanyanya pada Mark
"emang kakak masih mau? Aku sangat malas melihat kedua orang itu, terlebih kak Esron yang selalu membangga-banggakan mereka berdua, padahal ya kak mereka tidak lebih pintar dari kita." Tutur Maek
"ah,, sudahlah dek. Kita pergi saja, lagian bimbel ini kan tinggal beberapa bulan lagi. Hanya sampai desember saja."
"baiklah kak."
--Di tempat bimbel—
Mereka mengikuti proses belajar mengajar dengan lancar.. saat mau pulang
"anne, kenapa seminggu ini kamu tidak masuk dek? Apa ada masalah atau apa?" Tanya Esron
"tidak kak, hanya saja malas melihat kedua murid baru kesayangan kakak itu." Ucapnya santai
"hah, maksudmu dek?'
"aku malas melihat kakak yang hanya menganggap seolah-olah hanya ada mereka berdua disini.. aku bukan maksud apa-apa ya kak.." ujar Anne
Esron yang mendengar hal itu, hanya bisa tertawa pelan kemudia mengelus kepala Anne pelan
"ya ampun, ada yang jealous nih ceritanya," goda Esron
"hah.. mana ada ya kak.. aku kesal aja sama anak baru yang songong dan manja itu.. anak mami.. dasar.." omelnya
"hahaha... hus. Jangan seperti itu dek, itu tidak baik.. biar bagaimanapun mereka itu temanmu loh.. apalagi mereka kan ganteng-ganteng dek.. siapa tahu saja nanti dia jodohmu kelak"
"hah? Ngaco kak.. lagian ya kakak aku ini masih murid SD tapi kenapa langsung bahas kesitu sih kak? Heran deh.. belum saatnya kalau kata ibu kak.. masih kecil." Elaknya
"iyalah.. iya dek.. tapi ingat ya, jangan nggak masuk lagi karena alasan yang nggak jelas kayak tadi. Kakak bukannnya membeda-bedakan kalian dek, hanya saja mereka kan baru masuk disini, jadi jangan sampai mereka merasa dikucilkan disini.. " jelas Esron
"baiklah kak. Maafkan aku. Anne salah" akunya
"bukan masalah adikku." Ya sudah kamu pulang ya..hati-hati di jalan."
"oke boss" jawa Anne
Saat keluar dari kelas, Anne melihat dua orang anak seusianya sedang berdiri di pagar . melihat mereka sebenarnya Anne malas untuk bertemu Vano. Tapi karena itu satu-satunya jalan keluar ia dengan berat hati harus melangkah kesana.
"ehm, hai kak Anne kan?" Tanya Ivan
"i..iya" jawabnya karena kaget
"sendiri aja kak? Mark dimana kak?" Tanya Ivan sksd sih kalau menurut Anne
"eh, dia sudah pulang duluan. Kalian kenapa belum pulang?" Tanya Anne yang mulai tertarik berbicara kepada Ivan yang ramah dan selalu tersenyum. Berbeda dengan Vano yang hanya diam dan sesekali melirik kearah mereka berdua, apalagi kearah Anne
"itu kak, papa belum datang jemput."
"lah, bukannya rumah kalian lumayan dekat dari sini ya?' Tanya Anne
"iya sih kak, tapi abang Vano nggak mau jalan, jadinya kita nunggu papa atau abang jemput." Jawab Ivan
"oh,, ya sudah. Kalau begitu kakak pergi ya Van." Pamit Anne seraya tersenyum manis kearah Ivan dan saat melintas di depan Vano ia berkata "dasar manja". Sambil lewat begitu saja
"hahahahahahahahahah...." Tawa Ivan seketika pecah mendengar ucapan Anne
"diam!" bentak Vano
"sumpah, lucu bangat bang.. baru kak Anne yang aku tahu berkata seperti itu pada abang ucapnya."
"dasar macan betina" teriaknya pada Anne yangsudah lumayan jauh
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)
ChickLitApakah yang pertama anda fikirkan saat melihat pelangi? Keindahan warnanya. Ya itu mungkin yang dipikirkan oleh sebagian besar orang. Tapi pernah kah anda bertanya, bagaimana kah pelangi itu bisa terbentuk? Sesuatu yang indah, tidak pernah dihasilk...