11.

3.9K 181 0
                                    

Ragamu memang tidak akan pernah bisa aku lihat dan aku sentuh lagi. Tapi ketahuilah ayah, kau akan selalu hidup dalam hati kami.
~ Anna putri Cantika

Selesai acara keluarga, acara dilanjutkan sesuai adat istiadat daerah setempat. Semua acara bergabung dengan lancar. Hingga tibalah pada acara terakhir yaitu penutupan peti.
...... saat Pendeta selesai mengucapkan doanya, akan dilanjutkan penutupan peti mati. Ini adalah saat-saat paling menyedihkan karena ini adalah menit terakhir mereka bisa melihat wajah itu secara langsung.

"Ayahhhhh..... ayahhhhh..... ayahhhh
Jangggggaaannnn... jangannn pergi.. jangan tinggalkan kami ayah..." jerit semua anak-anak tuan wijaya..
Semua orang yang hadir juga turut serta menitikkan air mata merasakan kesedihan mendalam  yang dialami oleh keluarga itu...

"Ayahhhhhhhhhh... hikssss hiksss..."
Lirih Anne.
"Sayang, dengar.. ikhlaskan ayah, biar dia beristirahat dengan tenang.. kita harus ikhlas.." ucap Bryan.

Nyonya Wijaya hanya diam dalam tangisnya, ia tidak tau apa lagi yang harus diucapkan...

Sementara Ny. Wijaya beserta Intan, Mark, Anne, Nathan menangisi tuan Wijaya, berbeda halnya dengan Al dan adik-adiknya. Mereka hanya diam melihat peti itu ditutup dan jangan lupakan ekspresi  datar dan super cool milik mereka bertiga. Mereka memang kurang menyukai kakek mereka itu karena perbuatan sang kakek pada ibunya.

    Peti telah selesai ditutup, dan mereka segera berangkat menuju pemakaman. Anna dan keluarga berjalan paling akhir karena kondisi Anna yang lemah mungkin karena kelelahan. Acara pemakaman  pun berjalan dengan lancar. Semua orang sudah kembali kekediaman Tuan Wijawa untuk melanjutkan acara. Tetapi Nyonya Wijaya dan keluarga masih tinggal disana. Tapi tak berapa lama Nyonya Wijaya segera beranjak dan pulang didampingi oleh Nathan dan Intan beserta Vano. Anna beserta suami dan anak-anaknya masih berada disana beserta Mark dan istrinya Kanaya. Anna duduk disamping makam sang ayah memegang nisan  tuan Wijaya..
"Selamat beristirahat ayah, tidurlah dalam damai. Kami mendoakanmu selalu. Aku mencintaimu ayah. Maaf atas semua kesalahanku padamu, dan sampai bertemu di kemudian hari. Kami pamit ayah. Selamat tinggal." Ucapnya seraya berdiri dibantu oleh Bryan.
  Mark kemudian berdehem mencoba menghilangkan suaranya yang tiba-tiba terasa sesak saat ingin berbicara pada sang kakak. Anna memang hanya berbicara kepada Ibunya dan Yonathan dalam keluarga itu, ia hanya memasang sikap dingin dan sikap acuh terhadap semua keluarganya  yang lain. Bahkan terhadap om dan tante saudara ayahnya juga terhadap
Sepupunya yang lain.
         "Ehmm, kak " panggil Mark.
Yah.? Jawab Anna.
"Ehmmm, aku minta maaf ya kak, aku minta maaf  udah ngomong kasar sama kakak."
"It's ok dek, kakak nggak pernah marah samamu, biar bagaimanapun kamu itu adik kakak. Adek yang kakak sayang. Kamu hanya perlu ingat, sampai kapanpun kakak akan selalu sayang samamu sampa nathan juga. Oke?" Jawab Anna.
"Makasih kak" ucapnya memeluk Anne..
"Aku rindu sama kakak.. hikss..hikss..
Aku rindu sama kakak, setiap hari selama 17 tahun aku selalu menantikan kakak pulang, kakak kemana ajah kak? Hiksss hikss
Cecar Mark pada Anne.
"Maafin kakak yah dek, udah jangan nangis lagi malu ahh, udah dewasa juga" ucap Anne.
 
"Kak, kenalin ini isteri aku, Kanaya" Mark menperkenalkan Kanaya pada Anna.
"Hmmm" hanya itu responnya dan tidak membalas uluran tangan Kanaya.
Kanaya yang diperlakukan tersebut hanya bisa menunduk dengan perasaan bingung dan takut dengan sorot mata Anna yang menatapnya dengan tajam.
Mark bingung dengan sikap kakaknya kepada sang isteri, tapi ketika hendak bertanya, tiba-tiba Anna pingsan dalan pelukan Bryan dan sontak membuat mereka khawatir.
   Bryan segera menelpon Roy untuk membawa mobil ke pemakaman karena posisi mereka tadi masih berada di area pemakaman. Tak berapa lama Roy tiba di tempat. Mereka segera membawa Anna kedalam mobil untuk dibawa kembali ke hotel untuk beristirahat, sedangkan Mark dan Kanaya yang tidak kalah paniknya juga diperintahkan oleh Bryan untuk kembali ke kediaman tuan Wijaya, karena acara masih terus berlanjut. Dengan berat hati, Mark pun pulang kerumahnya.

...... kediaman keluarga Wijaya
   
"Mbak, Anna dan Mark kemana yah"?
Soalnya acara akan kita lanjutkan untuk acara penutup, dan itu harus diikuti semua keluarga" tanya seorang warga

"Sebentar pak, mereka akan pulang sebentar lagi. Mereka tadi masih berada di pemakaman" jawab tante Ani. Kakak tua Wijaya.
 
"Nah, itu dia" seru tante Ani menunjuk Mark yang baru datang.

"Mark, kakakmu kemana nak?" Tanya Nyonya Wijaya
" mereka kembali ke Hotel bu, tadi kakak pingsan di pemakaman ucap Mark pelan.
"Astaga. Kakakmu kenapa nak"?
"Bagaimana kondisinya?" Panik Nyonya Wijaya.. tanpa mereka ketahui  ada juga seseorang yang tidak kalah panik mendengar kabar tersebut...

"Kita belum tahu mom, nanti kita tanya bg Bryan " jawabnya lagi.
Maka dari itu mereka segera melanjutkan acara penutup tersebut tanpa diikuti Anna...

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang