Sudah 1 minggu Yonathan mencari keberadaan kakaknya Anne dan suaminya, akan tetapi ia tetapi ia masih belum menemukan alamat mereka yang baru apalagi ditambah keadaan ibunya yang semakin lemah akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dengan berat hati.
New York City
"Selamat pagi Mr. Brantley, Mrs. Branley" sapa Jesseline pada pasangan yang baru turun dari kamarnya itu
"Pagi juga Jesseline" sapa keduanya balik
"Ehmm, begini pak, bu, ada hal penting yang ingin saya sampaikan.""Oh, baiklah. Kita bicara di ruang kerja saya saja". Ucap Bryan
"Maaf pak,bu. Saya mendapat informasi dari yang bertugas di Indonesia, Ny. Gracia sedang dirawat saat ini. Kemarin juga saya bertemu dengan tuan Yonathan di mansion anda yang ada di London. Beliau mengatakan bahwa ingin bertemu dengan Mrs. Anna dan membawanya ke Indonesia."
"Untuk apa dia membawa isteri saya ke Indonesia?"
"Katanya bahwa Ny. Gracia sakit karena terlalu memikirkan Mrs. Anna sir, selain itu tuan Yonathan juga mengatakan bahwa beliau ingin memperbaiki keluarga Mrs. Anne seperti sedia kala. Begitu sir pesan dari tuan Bryan pada saya."
"Hmhmhmhm.... begitu rupanya" ucap Bryan seraya menganggukkan kepalanya
"Aku tidak akan kembali kesana." Ucap Anna tiba-tiba
"Aku tidak mau jatuh terlalu dalam lagi, sungguh sangat sakit rasanya sayang, dua kali mereka melakukan hal yang sama, aku tidak sanggup jika mereka melakukan hal yang sama lagi, aku nggak mau kak.." ujar Anna seraya terisak..."Sayang..."
"Aku nggak mau kak... aku tidak bisa."Melihat respon isterinya, Bryan memerintahkan Jesseline untuk keluar dan meninggalkan merek berdua
"Sayang, hear me.. please..."
Tapi Anna justru menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Kamu sayang nggak sama aku?"
Anna menganggukkan kepalanya
"Kamu cinta nggak sama aku?"
Anna kembali mengangguk
"Kamu percaya nggak sama aku?"
Anna juga mengangguk"Isteriku, sayangku jika kamu sayang, jika kamu cinta dan kamu percaya sama aku, tolong lihat aku.." ucap Bryan Lirih
" sayang , melihatmu menangis dan terpuruk seperti ini membuat hatiku sangat sakit sayang.. aku merasa gagal menjadi suamimu, aku gagal menepati janjiku dulu untuk selalu membuatmu bahagia.. lihat aku sayang, aku mohon.." ujar Bryan dengan sangatt lirih"Kak.." ujar Anna langsung mengangkat wajahnya dan berhambur kepelukan Bryan
"Maaf, maafkan aku.. kamu jangan berkata seperti itu sayang. Kamu itu suami yang terbaik yang dikirimkan Tuhan untukku, semua ini bukan salahmu sayang, semua ini bukan salahmu. Maafkan aku membuatmu merasa bersalah...hiksss hiks.. "
Bryan kembali memeluk erat isterinya kemudian meregangkan pelukan itu dan menangkup wajah isterinya itu dengan kedua tangannya
Pandangan mereka bertemu, Bryan memandang wajah cantik isterinya itu dengan sangat dalam. Ia mengamati seluruh wajah itu dari mata, hidung dan ke bibir tipis itu. Ia mengecup kening isterinya itu lama, menyalurkan semua rasa sayangnya itu kepada isterinya itu. Anna memejamkan matanya menikmati rasa sayang dari sang suami. Kemudian Bryan mengecup kedua mata Anna, turun ke hidung dan terakhir bibir tipis itu. Hanya sebuah ciuman yang lembut, membuktikan betapa sayangnya Bryan kepada sang isteri.
Ia sungguh menyayangi isterinya itu, ia bahkan lebih menyayanginya lebih dari dirinya sendiri..."Sayang, lihat aku. Aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri, aku akan selalu berusaha membuatmu bahagia . Kamu dan ketiga anak kita adalah hal terindah yang Tuhan berikan untukku.
Sekarang aku tanya sama kamu, dan kamu jawab jujur yah.." pintanya lembutAnna mengganggukka kepalanya pelan.
"Kamu sayang ibu, Mark, dan Yonathan tidak.?"
"Mmmm"
"Lah, kenapa jawabnya begitu, yang jelas dong sayang..""Iya.. iya.. aku sayang mereka."
"Lalu, kenapa kamu nggak mau kesana, datang dan temui ibu yang lagi sakit hmm?" Tanya Bryan
"Sayang, dari hatiku yang paling dalam, sungguh aku sangat sayang dengan mereka, tapi aku merasa rasa sayang dan benciku untuk mereka itu sama.. aku tidak mau kecewa lagi kak, aku sudah lelah dengan semua ini, apalagi Intan yang selalu bersikap tidak baik samaku, aku yakin dia akan semakin melakukan hal yang membuatku sakit hati lagi kak. Dan aku putuskan aku tidak mau berhubungan dengan mereka lagi, biarkan mereka bahagia tanpa kita kak. Kita juga bahagia disini dengan anak - anak kita." Jawabnya
"Apa kamu yakin semua akan baik-baik saja jika kamu bertindak demikian sayang? Apa kamu yakin kita akan bahagia dengan kondisi begini?"
"Ya, aku yakin "
ucapnya seraya memalingkan wajahnya"Sekarang tatap mataku dan katakan kamu yakin dengan keputusanmu itu " pinta Bryan
"Aku.... aku... ti..dak.. ma..u berurusan...la.gi.. dengan mereka.." ucapnya masih tetap menunduk
"Aku tahu hatimu berkata bohong sayang, dengarkan aku. Sekarang coba kamu tenangkan dirimu, tutup matamu.. ikuti kata hatimu.. berdamailah dengan dirimu sendiri. Maafkan mereka semua, maafkan semua perbuatan mereka padamu, tidakkah kau ingat semua kebahagiaan yang pernah mereka berikan untukmu? Ingat sayang, bagaimana pun caranya dan sejauh apapun kamu menyangkal, mereka tetap keluargamu, kamu tidak bisa membohonginya, kamu tidak bisa menyangkalnya. Maafkanlah mereka, pulanglah sayang. Jangan takut aku dan anak-anak kita akan selalu ada disampingmu."
"Aku... takut kak.. aku sudah beri mereka kesempatan kedua, tapi apa kak,mereka justru membangkitkan dan memberikan kenangan pahit itu kembali. Aku sudah terlanjur kecewa kak."
"Sayang, dengarkan aku. Aku tahu kamu merasa sakit hati selama ini, tapi aku mohon, maafkanlah mereka. Sejahat apapun perbuatan seseorang kepadamu, maafkanlah. Tuhan sendiri melakukan hal yang sama untuk kita, jadi kita juga harus mampu melakukan hal yang Tuhan perintahkan itu untuk kita, percayalah sayang Tuhan akan menyediakan kebahagiaan untukmu setelah ini semua. Kita pulang ke Indonesia, kita jenguk dan doakan ibu, setelah itu kita selesaikan semua urusan kita disana dan kita kembali kesini setelah semua selesai."
"Jadi aku juga harus jujur tentang Ayah kandung Al pada mereka semua kak?" Tidak, aku tidak mau. Aku setuju kita pulang dan menjumpai ibu, tapi untuk masalah Al, aku tidak akan mau mengatakan kebenarannya kak, biarlah mereka berfikir bahwa aku memang benar-benar menggugurkan bayiku saat itu. Aku pulang hanya untuk ibu, itu saja kak. Tidak ada hal lebih yang kuharapkan karna sampai kapanpun aku tidak mau memaafkan perbuatan laki-laki itu padaku kak." Jawab Anna
...........
..........
.Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)
ChickLitApakah yang pertama anda fikirkan saat melihat pelangi? Keindahan warnanya. Ya itu mungkin yang dipikirkan oleh sebagian besar orang. Tapi pernah kah anda bertanya, bagaimana kah pelangi itu bisa terbentuk? Sesuatu yang indah, tidak pernah dihasilk...